Menghadang Sang Naga, Strategi Militer AS Lawan Agresi Pasukan China

VIVA Militer: Prajurit Angkatan Bersenjata AS dalam kendaraan lapis baja
Sumber :
  • Central Asia Post

VIVA – Peningkatan aktivitas Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) di sejumlah wilayah perairan terutama di Laut China Selatan dan Selat Taiwan, tak lain adalah untuk menghalau masuknya pasukan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (AS). Langkah ini diambil seiring misi China untuk mencaplok kembali wilayah Republik China (Taiwan) ke dalam teritorial Negeri Tirai Bambu.

Dalam berita VIVA Militer Selasa 15 September 2020, Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAN) dilaporkan telah mengerahkan dua kapal induknya, Type 001 Liaoning dan Type 002 Shandong, untuk ambil bagian dalam latihan tempur skala besar.

Kapal induk Liaoning bergerak dari pangkalannya di Qingdao,Shandong, ke Laut Kuning. Sementara itu, kapal induk Shandong meninggalkan galangan kapal Jiangnan, Shanghai, untuk mengikuti latihan perang di Laut Bohai.

Menurut laporan lain yang dikutip VIVA Militer dari Stars and Stripes, pengerahan dua kapal induk Angkatan Laut China diduga tak hanya untuk mengikuti latihan tempur. Melainkan, sebagai penerapan strategi pengepungan wilayah Taiwan dari dua sisi. 

Seorang pakar militer laut China yang berbasis di Beijing, Li Jie, meyakini hal tersebut. Kapal induk Liaoning dan Shandong diturunkan untuk menghadapi tekanan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Armed Forces) di Laut China Selatan dan Selat Taiwan. 

Menghadapi kenyataan ini, seorang perwira Korps Marinir AS (US Marine Corps), Kapten Walker Mills, memberikan pandangan dalam sebuah artikel yang ditulisnya dalam edisi terbaru Military Review. Mills menulis artikel bertajuk "Menghadang Sang Naga", yang merupakan ide dan pemahaman dalam hal menghadapi agresi militer China ke Taiwan.

Mills meyakini bahwa militer AS harus membangun pangkalan militer di Taiwan, agar mampu merespons setiap aksi militer China. Tak hanya itu, jika memiliki pangkalan di Taiwan, AS diyakini Mills juga bisa menghadapi tekanan internasional terkait bantuan perlindungan terhadap Taiwan.

"Jika pasukan China bisa mencegah pasukan AS merespons secara refleks atau segera terhadap agresi PLA, Amerika Serikat akan menyetujui kemenangan PLA dengan cepat dalam konflik Taiwan-China.

Atau, Amerika akan dipaksa untuk melakukan kampanye yang lebih panjang dan mahal, untuk membangun kembali akses ke Taiwan dengan hasil yang jauh dari pasti," tulis Mills.

Artikel yang ditulis Mills ini dikabarkan mejadi sorotan media yang didukung penuh Partai Komunis China (CCP), Global Times. Pasalnya, China kerap menentang setiap langkah yang diambil AS untuk mendukung Taiwan. AS dianggap China melakukan intervensi masalah dalam negeri dan akan direspons penuh dengan kekuatan militer jika diperlukan.

Baca juga: 30 Tahun Sudah China Atur Rencana Hancurkan Militer Amerika