Tentara Azerbaijan Siapkan Serangan Balasan, Militer Armenia Terancam

VIVA Militer: Pasukan sniper militer Azerbaijan.
Sumber :
  • Kemenhan Azerbaijan.

VIVA – Kementerian Pertahanan Azerbaijan menyatakan, pihaknya tidak akan tinggal diam dalam menghadapi serangan Angkatan Bersenjata Armenia. Mereka mengatakan, saat ini posisi Angkatan Bersenjata Azerbaijan sudah menguasai dataran tinggi di wilayah desa Talysh yang sebelumnya dikuasai oleh pasukan militer Armenia.

"Satuan Angkatan Darat Azerbaijan bergerak dari tempat tinggi dan posisi menguntungkan akan dibebaskan dari Angkatan Bersenjata Armenia, melanjutkan serangan balasan untuk mengkonsolidasikan keberhasilan yang dicapai," tulis Kementerian Pertahanan Azerbaijan dalam keterangan resminya yang dikutip VIVA Militer dari Anadolu Agency, Senin, 28 September 2020.

Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan Azerbaijan juga telah mengkonfirmasi bahwa pihaknya telah berhasil memukul mundur Angkatan Bersenjata Armenia dan telah berhasil membunuh sejumlah prajurit pasukan militer Armenia dari dataran tinggi Talysh.

"Dengan melakukan serangan artileri roket dan udara ke posisi musuh, dia terpaksa mundur dari perbatasan yang dia coba kuasai," ujarnya.

Sebagaimana diberitakan VIVA Militer sebelumnya, perang antara Azerbaijan dan Armenia pecah pada hari Minggu pagi, 27 September 2020. Pasukan militer Armenia dikabarkan menyerang pasukan militer Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh dengan tiba-tiba. Militer Armenia menargetkan pemukiman sipil Azerbaijan dan pangkalan militernya. Dari serangan tersebut, setidaknya  tujuh orang warga sipil dikabarkan tewas, dan 16 personil tentara Azerbaijan juga dinyatakan tewas atas serangan minggu pagi itu.

Untuk diketaui, hubungan antara Azerbaijan dan Armenia sudah tegang sejak tahun 1990an silam. Ketegangan bermula ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh wilayah Azerbaijan yang tidak diakui secara internasional. Empat Dewan Keamanan PBB dan dua resolusi Majelis Umum PBB serta sejumlah organisasi internasional sempat menuntut agar Armenia menarik pasukannya dari wilayah pendudukannya itu. 

Dunia internasional pun membentuk OSCE Minsk Group, yang diketuai oleh Prancis, Rusia, dan AS pada tahun 1992 untuk membawa dua negara yang bertikai itu kedalam meja perundingan. Hingga dua negara bertikai itu telah menempuh jalur kesepakatan untuk melakukan gencatan senjata pada tahun 1994 silam. 

Namun, perang antar dua negara pecahan Uni Soviet itu kini kembali meletus sejak pertengahan September lalu. Keduanya ternyata masih mempersoalkan batas wilayah perbatasan Nagorno-Karabakh yang diklaim oleh keduanya sebagai batas kedaulauan negara mereka masing-masing.

Baca juga : Armenia Minta Bantu AS Hadapi Azerbaijan dan Turki, Ini Jawaban Trump