Drone Perang Amerika Tembak Jatuh Pesawat Musuh, China Meradang

VIVA Militer: Pesawat tiruan hancur ditembak drone Q-Reaper Drone
Sumber :
  • Business Insider

VIVA – Drone General Atomics MQ-9 Reaper Angkatan Udara Amerika Serikat (US Air Force), berhasil menembak jatuh sasaran musuh. Peristiwa ini terjadi dalam latihan tempur yang digelat di lepas pantai California, Amerika Serikat, Selasa 29 September 2020.

MQ-9 Reaper diturunkan Angkatan Udara AS, bersama Armada ke-3 Angkatan Laut AS (US Navy) yang beroperasi di wilayah timur dan utara. Dalam laporan yang diperoleh VIVA Militer dari Newsweek, ada tiga unit drone MQ-9 yang dikerahkan, dengan latihan bertajuk Agile Reaper (Ketangkasan Reaper).

Dalam latihan tersebut, pesawat tanpa awak Skuadron Tempur ke-29 Angkatan Udara AS itu melakukan serangan rudal dan berhasil menghancurkan target tiruan di perairan Pulau Clemente, 60 mil (96,5 kilometer) dari lepas pantai California.

"Ini adalah demonstrasi kemampuan kami untuk dengan cepat memindahkan MQ-9 ke mana saja di dunia, ke lokasi yang tidak dikenal, dengan kemampuan jangkauan operasional MQ-9, Komandan Skuadron Tempur ke-29 Angkatan Udara AS.

Latihan perang militer Amerika itu ternyata membuat China geram. China meyakini bahwa aksi itu digelar dalam rangka persiapan menghadapi kemungkinan pertempuran di kepulauan Laut China Selatan. Media yang didukung Partai Komunis China (CCP), Global Times, memberikan pernyataan jika Amerika mengerahkan drone yang digunakan untuk membunuh di sejumlah wilayah.

"Washinton meningkatkan persiapan untuk perang melawan China. Jenis pesawat tak berawak (drone) yang telah berpartisipasi dalam pembunuhan dan serangan di seluruh dunia, akan berperang di dalamnya," bunyi pernyataan yang dikutip VIVA Militer dari Global Times.

Yang paling membuat China marah besar ternyata bukan cuma pengerahan drone MQ-9 Reaper, yang berhasil menghancurkan sasaran tembaknya. Melainkan, seluruh prajurit yang ikut serta dalam latihan itu menggunakan ban di lengan dengan peta China.

"Ini dilakukan untuk memicu permusuhan kedua negara, dan juga sebagai pemerasan kepada China. Menggunakan ban di lengan dengan peta China akan merangsang imajinasi orang, dan menciptakan gambaran tentang China dan Amerika Serikat yang akan berperang," lanjut pernyataan itu.