Jenderal Akar Ngamuk Lihat Bayi Tak Berdosa Diibantai Tentara Armenia

VIVA Militer: Menteri Pertahanan Turki, Jenderal Hulusi Akar
Sumber :
  • Anadolu Agency

VIVA – Menteri Pertahanan Turki, Jenderal Hulusi Akar, menunjukkan kemarahannya kepada Angkatan Bersenjata Armenia. Kemarahan mantan Panglima Angkatan Bersenjata Turki (TSK), tak lepas dari kejahatan pasukan Armenia yang telah membunuh seorang bayi dan warga sipil di kota Ganja, Azerbaijan.

VIVA Militer dalam berita sebelumnya melaporkan, sebuah foto mayat seorang bayi perempuan beredar di media sosial Twitter. Salah satu akun resmi yang mengunggah foto bayi bernama Medine Sahnezerli adalah Kedutaan Besar Azerbaijan untuk Inggris Raya.

Setelah kecaman keras datang dari Kementerian Pertahanan Turki, giliran Akar yang menunjuk hidung militer Armenia sebagai penjahat perang. Akar tak terima dengan aksi brutal pasukan Armenia, yang telah membantai warga sipil Azerbaijan seperti halnya pada peristiwa mengerikan Pembantaian Khojaly, 26 Februari 1992.

"Armenia lagi-lagi membantai saudara-saudari Azerbaijan kami, termasuk anak-anak, wanita, dan orang tua," ucap Akar dikutip VIVA Militer dari Anadolu Agency.

"Mereka yang memerintahkan serangan terhadap warga sipil dengan rudal balistik, pasti akan dimintai pertanggung jawaban. Sejarah tidak akan pernah memaafkan mereka yang tetap diam atas kebrutalan ini. Armenia, setelah melarikan diri dari tentara pahlawan Azerbaijan di garis depan. Sekali lagi, menghantam pemukiman sipil di Ganja dengan rudal adalah cara pengecut!" katanya.

Akar meyakini jika pasukan militer Armenia sudah dalam keadaan terdesak. Apalagi, Akar juga mendapat laporan langsung dari Menteri Pertahann Azerbaijan, Kolonel Jenderal Zakir Hasanov. Laporan Hasanov merujuk pada keberhasilan pasukannya membebaskan kota Fizuli, dan hancurnya dua jet tempur Sukhoi Su-25 militer Armenia.

"Tentara Armenia sangat putus asa dan melakukan kejahatan baru terhadap kemanusiaan. Mereka yang tetap diam terhadap pembantaian seperti itu, akan mengambil tempat mereka di halaman sejarah yang tercemar," ujar Akar melanjutkan.

"Kami mendoakan rahmat Allah atas para martir kami dan pemulihan cepat untuk saudara dan saudara kami yang terlukam" katanya.

Pasukan Angkatan Bersenjata Armenia melancarkan serangan ke dua kota, Ganja dan Mingchevir, Sabtu 17 Oktober 2020 dini hari waktu setempat. 13 warga sipil dikabarkan tewas akibat serangan itu, sementara 50 orang lainnya mengalami luka-luka. Keganasan pasukan Armenia juga disebut telah menghancurkan lebih dari 20 rumah.