Wakil Panglima Perang Amerika Terjerat Kasus Pelecehan Seks

VIVA Militer: Wakil Panglima Angkatan Bersenjata AS, Jenderal John Hayten
Sumber :
  • Breaking Defense

VIVA – Kabar tak sedap datang dari Wakil Panglima Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Armed Forces), Jenderal John Earl Hayten. Pengadilan Distrik Pusat California memastikan akan melanjutkan kasus pelecehan seksual yang melibatkan perwira tinggi Angkatan Udara Amerika Serikat (US Air Force).

Menurut laporan yang diperoleh VIVA Militer dari Politico, Hakim Michael Fitzgerald dari Pengadilan Pusat Distrik California memutuskan jika kasus pelecehan seksual Hayten akan memasuki tahap selanjutnya, Kamis 22 Oktober 2020. 

Keputusan Fitzgerald sangat disambut baik oleh Kolonel Kathryn Spletstoser, pensiuan Angkatan Darat AS (US Army), yang mengadukan Hayten pada 2019 lalu.

"Terlepas dari apakah Jenderal Hayten datang ke kamar hotel penggungat dengan dalih untuk tujuan yang berhubungan dengan pekerjaan, tidak bisa dibayangkan bahwa tugas militernya mengharuskan melakukan pelecehan seksual terhadap penggugat. Atau bahwa pelecehan semacam itu memenuhi tujuan militer," bunyi keputusan Pengadilan Pusat Distrik California.

Spletstoster menuduh Hayten telah melakukan pelecehan seksual terhadap dirinya pada 2017. Hayten disebut Spletstoster telah mencium dan merabanya di sebuah kamar hotel, saat keduanya menghadiri Forum Pertahanan Nasional Reagan di Simi Valley, California.

Tuduhan Spletstoster sangat serius. Pasalnya, Spletstoster yang saat itu menjadi bawahan Hayten di Komando Strategis Angkatan Bersenjata AS (USSTRATCOM), menyebut Hayten masuk ke kamarnya tanpa izin, meraba, dan menggesekkan kemaluannya hingga ejakulasi di celananya.

Sejumlah Senator AS, termasuk pensiunan Angkatan Udara, Kolonel Martha McSally, memberikan dukungannya terhadap Hayten.

McSally yang saat ini menjadi Senator AS dari Arizona, menyatakan jika Hayten tidak bersalah. Meskipun di sisi lain, McSally juga pernah menggugat setelah mengungkap telah menjadi korban pelecehan seksual atasannnya.

"Yang sebenarnya adalah Jenderal Hayten tidak bersalah atas tuduhan ini. Serangan seksual terjadi di militer, tetapi itu tidak terjadi dalam kasus ini," kata McSally.

Baca juga: Kapal Perang Angkatan Laut Amerika Tenggelam di Laut Jawa