Erdogan Yakin Azerbaijan Sudah Pecundangi Armenia dalam Perang

VIVA Militer: Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan
Sumber :
  • Middle East Monitor

VIVA – Keyakinan bahwa pasukan Angkatan Bersenjata Azerbaijan telah memenangkan peperangan kembali terlontar. Kali ini datang dari Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang merupakan sekutu terbesar Azerbaijan dalam perang melawan pasukan militer Armenia dan tentara pemberontak Pasukan Pertahanan Artsakh (Nagorno-Karabakh).

Dalam laporan yang dikutip VIVA Militer dari Daily Sabah, Erdogan menyampaikan keyakinannya itu dalam pidato di Kongres Provinsi ke-7 Partai Keadilan dan Pembangunan Turki (Partai AK), di Kahramanmaras, Sabtu 7 November 2020.

Erdogan baru saja mendapatkan laporan langsung dari Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, yang memberikan gambaran perkembangan positif dalam pertempuran di Nagorno-Karabakh. VIVA Militer melaporkan dalam berita sebelumnya, pasukan militer Azerbaijan sudah berada semakin dekat dengan kota Shushi, wilayah vital yang diyakini jadi kunci kemenangan jika berhasil direbut. 

Meskipun Pasukan Pertahanan Artsakh mengklaim telah membunuh ratusan prajurit Azerbaijan, faktanya pasukan Azerbaijan sudah berjarak kurang dari 5 kilometer dari Shushi.

Photo :
  • SouthFront

"Mereka (tentara Armenia) dari tanah yang diduduki selama 30 tahun. Saat ini, mereka (Azerbaijan) diharapkan akan bersatu kembali dengan tanah yang mereka tempati," ucap Erdogan.

"Turki tidak akan menjadi sasaran negara lain jika tidak mengejar tujuannya dan mempertahankan kepentingannya di kawasan itu, termasuk di (Laut) Mediterania Timur," katanya.

Shushi ibarat jantung bagi negara ilegal Republik Nagorno-Karbakh, selain ibukota Stepanakert. Dalam berita VIVA Militer Jumat 30 Oktober 2020 lalu, Presiden Republik Nagorno-Karabakh, Arayik Harutyunyan, mengetahui ambisi militer Azerbaijan untuk merebut Shushi.

Photo :
  • aa.com

"Hari-hari mendatang akan menentukan. Tujuan utama musuh adalah merebut Sushi. Seperti yang mereka katakan, siapa yang mengontrol Sushu, akan mengontrol Karabakh," ucap Harutyunyan.

"Maka itu, kita harus bersatu, mengapa kita harus bertempur, kenapa kita harus memberikan hukuman bagi musuh. Untuk itu, perlu secepat mungkin datang.