Kisah Jenderal TNI Omar Perang Dingin Sama Soeharto Gara-gara Malaysia

VIVA Militer: Marsekal Madya Udara TNI (Purn) Omar Dhani
Sumber :
  • VIVA Militer

VIVA – Kala itu pada tahun 1965, saat Omar Dhani menjabat sebagai Menteri Panglima Angkatan Udara (sekarang KSAU) mampu membuat Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) menjadi angkatan udara terkuat hingga di kawasan Asia.

Selain itu, ia juga diketahui sudah menduduki jabatan tertinggi di angkatan udara saat baru berusia 38 tahun. Meski dikenal hingga tingkat Asia, ternyata AURI juga dikenal memiliki kedekatan dengan Presiden Soekarno.

Berdasarkan catatan sejarah yang dikutip VIVA Militer dari berbagai sumber Selasa 29 September 2020, ternyata pria asal Solo ini memiliki ketegangan dengan pemimpin angkatan darat seperti Mayor Jenderal Soeharto.

Laksamana Omar Dhani yang memimpin angkatan udara, diketahui sangat loyal terhadap Presiden Soekarno. Karena ia mendukung gerakan Ganyang Malaysia. Tapi gerakan ini justru tidak didukung pemimpin angkatan darat, yang kala itu dipimpin Soeharto.

Tidak begitu menghiraukan yang dilakukan Soeharto, ternyata gerakan ini tetap berjalan pada tanggal 3 Mei 1964. Maka terbentuklah Komando Siaga (Komando Mandala Siaga atau Kolaga), yang dipimpin oleh Lakdya Omar Dhani.

Sementara itu Brigadir Jenderal TNI Achmad Wiranatakoesoemah yang juga merangkap sebagai Kepala Staf Kostrad, dipercayai untuk menjadi wakil Omar Dhani. Kolaga membagi pasukannya menjadi 3 komando, salah satunya berpusat di Kalimantan Barat, dipimpin oleh Brigjen Soepardjo.

Lalu Achmad digantikan Mayjen Soeharto yang merangkap sebagai Panglima Kostrad. Ketika keduanya bertemu dalam satu jajaran operasi militer, maka terjadilah friksi antara Omar Dani dengan Soeharto. 

Bahkan saat itu tanpa rasa ragu, Soeharto mengatakan kepada Presiden Soekarno bahwa Omar Dani tidak cocok sebagai Panglima Kolaga. Memang sejak saat itu, keduanya diketahui tidak pernah bisa bersatu dan dapat dibilang terlibat dalam perang dingin.