Prajurit Marinir TNI AL Terlibat Baku Tembak di Lampung

VIVA Militer: Prajurit tempur Marinir TNI AL meringsek masuk ke Kota Lampung
Sumber :
  • Dispen Kormar

VIVA – Kejadian mengerikan telah terjadi di Telukbetung, Selatan, Bandar Lampung, pada hari Minggu, 29 November 2020 kemarin.

Ratusan prajurit Marinir TNI AL dari Brigade Infanteri (Brigif) 4/BS Lampung mengepung kota Bandar Lampung. Mereka secara tiba-tiba masuk ke pemukiman warga di daerah Kecamatan Telukbetung Selatan (TBS), Kota Bandarlampung. Sejumlah armada tempur seperti Tank Amfibi menjadi benteng berjalan bagi prajurit tempur Marinir bersenjata lengkap masuk ke pemukiman warga. Baku tembak pun tak terelakan.  

Insiden baku tembak itu terjadi antara prajurit Marinir TNI AL dari satuan Brigif 4/BS dengan sejumlah kelompok pengacau keamanan bersenjata yang telah menguasai Telukbetung Selatan.

Prajurit tempur Marinir itu kemudian berjibaku dengan menembakkan senjata hingga meledakkan bom untuk berupaya merebut kembali sebuah perkampungan warga yang telah dikuasai oleh musuh.

Dengan kekuatan penuh, ratusan pasukan pendarat amfibi dari Brigif 4/MS itu bergerak cepat membombardir sasaran dan hingga berhasil melumpuhkan musuh-musuhnya.

Photo :
  • Dispen Kormar

Perlu diketahui, baku tembak di Telukbetung Selatan (TBS) itu merupakan sebuah skenario dalam latihan tempur operasi perang kota yang saat ini tengah digalakkan oleh Korps Marinir TNI AL.

Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen TNI (Mar) Suhartono menyatakan, latihan perang kota menggempur kekuatan musuh yang sudah terlebih dahulu menguasai kota itu merupakan salah satu bentuk latihan operasi tempur Marinir TNI AL. Karena Dankormar sangat meyakini bahwa berbagai ancaman sangat mungkin terjadi ke depan. Sehingga diperlukan meningkatkan kemampuan tempur seluruh prajurit Marinir TNI AL di masa mendatang.

Dankormar menambahkan, Brigif 4 Mar/BS sebagai bagian Integral Korps Marinir dan juga sebagai pasukan pendarat amfibi, dituntut harus mampu bertempur serta mengamankan situasi baik itu di darat maupun di laut.

“Disamping harus mampu bertempur di daerah muara sungai, rawa-rawa daerah pantai, atau hutan Marinir juga harus bisa melaksanakan pertempuran di kota. Sehingga semua medan dan cuaca kita harus mampu menyiapkan prajurit kita untuk bisa melaksanakan tugas-tugasnya,” kata Mayjen TNI Marinir Suhartono dalam keterangan tertulis yang dikutip militer">VIVA Militer, Senin, 30 November 2020.

Lebih jauh Dankormar menjelaskan, latihan perang kota itu dilakukan bertujuan untuk mengantisipasi adanya kemungkinan gangguan keamanan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Skenario latihan kali ini kita umpamakan apabila satu wilayah kita diduduki oleh lawan. Maka kita akan mengambil alih wilayah tersebut kembali,” ujarnya.