Jenderal TNI Mulyono: Preman Bikin Resah Rakyat, Habisi Buang ke Got!
- Youtube
VIVA – Aksi beringas tujuh orang preman mengeroyok seorang anggota Korps Brimob Polri dan satu orang prajurit TNI di bilangan Blok M, Jakarta Selatan, Minggu 18 April 2021, jadi bukti bahwa premanisme masih membuat resah masyarakat.
VIVA Militer melaporkan dalam berita Senin 19 April 2021, akibat pengeroyokan oleh sejumlah preman, seorang anggota Brimob bernama Bharatu Yohanes tewas dengan sejumlah luka tusuk. Sementara itu, seorang prajurit TNI yang kabarnya adalah anggota pasukan elite mengalami luka-luka.
Sebagai garda terdepan pelindung rakyat Indonesia, anggota Korps Brigade Mobil Kepolisian Republik Indonesia (Korps Brimob Polri) dan prajurit Tentara Nasional Indonesia itu telah membuktikan dedikasinya.
Terkait masalah ini, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) ke-31, Jenderal TNI (Purn.) Mulyono, pernah memberikan arahan kepada sejumlah prajurit di Batalyon Infanteri (Yonif) 725/Waroagi, dalam kunjungannya pada 2017 silam.
VIVA Militer: Jenderal TNI Mulyono
- Youtube
Ditegaskan Mulyono, seorang prajurit harus menguasai ilmu bela diri. Dengan kemampuan bela diri, prajurit TNI harus bisa menghadapi ancaman seorang diri. Seorang prajurit menurutnya, tidak boleh melakukan pengroyokan karena itu adalah sifat seorang pengecut.
"Tentara harus jago gelut, tentara diajak ribut harus gelut harus menang. Bukan keroyokan, preman satu dikeroyok 10 tentara. Itu pengecut namanya. Kalau gelut ya harus sendiri-sendiri, dan kamu harus punya kemampuan itu," ujar Mulyono.