Pakai Taktik Suku Dayak Kuno, Anggota Kopassus TNI Berhasil Habisi OPM

VIVA Militer: Letjen TNI (Purn.) Prabowo Subianto (paling kanan)
Sumber :
  • Youtube

VIVA – Ternyata tak selamanya taktik perang modern bisa secara efektif digunakan untuk melumpuhkan lawan. Terbukti, dengan taktik kuno ala suku pedalaman, anggota satuan elite Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI justru berhasil melibas anggota teroris Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Dalam laporan VIVA Militer 6 April 2021, sejumlah prajurit TNI akan dikerahkan ke Papua untuk menumpas anggota OPM yang kian meresahkan. Langkah ini diambil setelah pemerintah lewat Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenkopolhukam), menyatakan bahwa OPM adalah organisasi teroris.

Sejauh ini diketahui ada tiga batalyon infanteri (yonif) yang akan dikerahkan ke Bumi Cenderawasih. Ketiga pasukan berasal dari Yonif 121/Macan Kumbang, Yonif Mekanis 521/Dadaha Yudha, dan Yonif 315/Garuda, atau yang lebih dikenal dengan julukan "Pasukan Setan".

Menumpas kelompok OPM jelas bukan perkara mudah. Sebab, para anggota OPM unggul dalam hal penguasaan medan. Oleh sebab itu, butuh persiapan khusus bagi pasukan TNI agar mampu menjalankan misi dengan sempurna.

Photo :
  • Yonif 315/Garuda

Seperti halnya yang pernah diinisiasi oleh Letjen TNI (Purn.) Prabowo Subianto Djojohadikusumo, saat menjadi Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) periode 1995-1998.

Dirangkum VIVA Militer dari berbagai sumber, saat menjadi pentolan Korps Baret Merah Prabowo pernah mencatatkan prestasi saat menyelamatkan 11 orang peneliti yang tergabung dalam Ekspedisi Lorentz 95. Para peneliti sempat dijadikan sandera oleh anggota OPM selama 130 hari di rimba Papua.

Sebuah unit khusus dibuat atas prakarsa Prabowo saat masih berpangkat Mayor TNI, dan menjabat sebagai Komandan Pusat Pendidikan Latihan Pasukan Khusus (Danpusdikpassus) sekitar 1993 hingga 1994.

Para anggota Kopassus yang masuk dalam Unit Khusus Sandi Jejak bentukan Prabowo, memiliki kemampuan lengkap dalam menghadapi pertempuran. Pasukan ini bisa diterjunkan di medan apa pun, seperti hutan, gunung, atau laut sekalipun.

Photo :
  • Youtube

Anggota Unit Khusus Sandi Jejak sangat menguasai teknik fast trooping (pasukan gerak cepat), fast rappling dan stabo dari helikopter. Tak hanya itu, dalam unit khusus ini juga ada seorang penembak jitu (sniper) yang dilengkapi dengan senjata standar anti-teror dunia.

Sederet senapan serbu canggih menjadi andalan Unit Khusus Sandi Jejak Kopassus. Mulai dari Heckler & Koch MP-5, Steyr, Pindad SS-1, sampai pistol otomatis yang tak perlu dikokang, Heckler & Koch P-7. 

Unit khusus yang dibentuk oleh Prabowo ini ternyata digdaya. Tepatnya pada 9 Mei 1996, pasukan Kopassus berhasil menyelamatkan 11 dari 13 orang yang disandera OPM pimpinan Kelly Kwalik. 

Unit Khusus Sandi Jejak memainkan peranan penting dalam keberhasilan ini. Pasukan Kopassus akhirnya mampu melumpuhkan anggota OPM, setelah menjalankan misi sejak 8 Januari 1996.