Kisah Pasukan Elite TNI Malam Hari Bawa 3 Jasad dari Hutan Papua
- Yonig PR 501/BY
VIVA – Pagi itu, Rabu 15 September 2021, sebuah kabar mengejutkan diterima pasukan militer Tentara Nasional Indonesia (TNI) Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Mobile RI- Papua Nugini, Batalyon Infanteri (Yonif) Para Raider 501/Bajra Yudha.
Jadi, pasukan elite berjuluk pasukan langit Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) menerima informasi dari Airnav Sugapa, bahwa sebuah pesawat kargo maskapai Rimbun Air telah hilang dalam penerbangan dari Nabire menuju Intanjaya.
Menurut Komandan Yonif PR 501/BY, Letnan Kolonel Inf Arfa Yudha, informasi itu diterima pada pukul 07:37 WIT.
Setelah mendapat kabar itu, Letkol Inf Arfa bergerak cepat, operasi pencarian lokasi digelar. Dengan menggunakan drone dalam waktu singkat Rimbun Air berhasil ditemukan. Kondisinya jatuh dan hancur di tengah hutan lebat di Intanjaya.
Melihat kondisi Rimbun Air yang sangat daruat itu, Letkol Inf Arfa langsung membentuk tim reaksi cepat untuk bisa menembus lokasi demi menyelamatkan para kru pesawat.
Lokasi jatuhnya pesawat bukan tempat yang mudah dijangkau, karena berada di hutan lebat yang medannya sangat curam. Ditambah lagi Intanjaya merupakan salah satu titik kuat kelompok separatis bersenjata OPM Papua.
Walau begitu, prajurit TNI tak gentar. 4 tim dibentuk sekaligus dengan tugas yang berbeda-beda.
"Dengan pertimbangan medan yang menantang berupa ketinggian yang ekstrem, hujan deras, dan berkabut tebal sehingga pengerahan personel operasi evakuasi ini melibatkan satuan gabungan yang terdiri dari 4 Tim Satgas Yonif PR 501/BY," kata Letkol Arfa dalam siaran resmi kepada VIVA Militer, Jumat 17 September 2021.
Dari 4 tim itu, 2 tim bertugas mengamankan rute yang dipimpin Lettu Inf Raditya. Lalu 2 tim bertugas mengevakuasi korban yang dipimpin Lettu Inf Rahmanto.
"1 tim Nanggala, 2 tim Nemangkawi dan 1 tim Basarnas dengan dibantu masyarakat setempat. Pembagian organisasi lapangan ini dibagi beberapa kelompok tugas meliputi, tim pengamanan rute, tim pengamanan TKP, tim evakuasi korban, dan tim pencari Black Box," kata dia.
Operasi cepat di malam berkabut
Akhirnya pada pukul 17:30 WIT prajurit TNI Yonif PR/501 BY bergerak menuju lokasi jatuhnya Rimbun Air.
Perjalanan menuju lokasi bukan sebuah kisah penyelamatan biasa, di tengah pekat malam prajurit TNI bergerak menembus jalannya yang terjal di tengah belantara. Di tambah lagi medan yang dilewati sangat licin dan jarak pandang sangat pendek tertutup kabut tebal.
Namun luar biasanya, dengan niat yang tulus demi secepatnya menemukan korban, prajurit TNI dalam hitungan jam para korban sudah ditemukan. Mereka meninggal dunia.
Tak cuma korban, prajurit TNI juga berhasil menemukan bukti penting kecelakaan tragis itu, yaitu kotak hitam.
"Seluruh objek yang direncanakan untuk dievakuasi dan diamankan dapat ditemukan dengan cepat sesuai rencana, dengan waktu kurang lebih 12 jam, dimulai tanggal 15 September 2021 pukul 17.30 WIT sampai 16 September 2021 pukul 05.45 WIT, menggunakan rencana alternatif 2 yaitu pelaksanaan evakuasi jalur darat," ujar Letkol Arfa Yudha.
Ketiga jasad korban akhirnya dibawa dari lokasi kecelakaan oleh prajurit TNI.
"Setelah korban berhasil ditemukan, maka keesokan paginya dengan cuaca yang masih berkabut tebal dan mendung, korban diterbangkan dari Intanjaya menuju Timika pada pukul 07.56 WIT menggunakan pesawat PKOTJ Rimbun Air Cargo," kata Letkol Arfa.