Sah, Hyundai Bakal Investasi Bangun Pabrik Mobil Listrik di Indonesia

Logo Hyundai
Sumber :
  • VIVA/Krisna Wicaksono

VIVA – Hyundai Motor Company (HMC) mengumumkan rencana investasi sebesar US$1,549 miliar atau Rp21,8 triliun (Kurs Rp14.200 per dolar AS) di Indonesia.

Pengumuman itu disahkan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dan Presiden dan Chief Executive Officer Hyundai Motor Company Won Hee Lee, dan disaksikan oleh Presiden Joko Widodo.

Bahlil mengatakan, kesepakatan investasi yang dilakukan di Pabrik HMC di Ulsan, Korea Selatan pada 26 November 2019 itu, nantinya sebagian akan digunakan untuk memproduksi kendaraan berteknologi listrik serta rencana membangun pusat penelitian dan pengembangan. Realisasi investasi yang akan dilakukan dikatakannya akan melalui dua tahap.

"Investasi Hyundai senilai Rp21,8 triliun siap masuk ke Indonesia. Investasi ini 50 persen lebih besar dari prediksi awal yaitu sebesar US$ 1 miliar," kata dia melalui keterangan tertulis, Rabu, 27 November 2019.

Dia menjelaskan, realisasi investasi HMC tahap satu akan dilakukan pada 2019–2021 dan tahap dua pada 2022–2030. Pada fase pertama Hyundai akan fokus pada investasi pabrik pembuatan mobil Hyundai yang akan berlokasi di Jawa Barat dan akan mengekspor setidaknya 50 persen dari total produksi. 

Fase kedua akan berfokus pada pengembangan pabrik pembuatan mobil listrik, pabrik transmisi, pusat penelitian dan pengembangan, pusat pelatihan, dan produksi Hyundai akan diekspor sebanyak 70 persen. Hyundai akan mulai berproduksi pada 2021, dengan kapasitas 70 ribu hingga 250 ribu unit per tahun, termasuk mobil listrik ke depannya.

"Investasi yang dilakukan Hyundai di Indonesia bisa memberikan nilai tambah yang besar untuk perekonomian Indonesia, seperti penyerapan 5.000 tenaga kerja dan pengembangan pusat pelatihan, penelitian dan pengembangan mobil listrik," tuturnya.

Agar manfaat tersebut bisa didapat lebih maksimal, dia mengaku akan meminta kepada pihak Hyundai agar dalam berproduksi, memaksimalkan penggunaan bahan baku dari Indonesia. Kemudian, bekerjasama dengan pengusaha lokal, seperti menggunakan bahan baterai dari Morowali, serta ban dan karet dari dalam negeri.

"Sehingga nantinya semua mobil listrik yang di produksi di Indonesia menggunakan bahan dari dalam negeri. Indonesia disebut memiliki bahan baku bijih nikel yang digunakan untuk baterai lithium-ion sebagai komponen penting kendaraan listrik," ungkap Bahlil.