Lagi, Produsen Mobil Keluhkan Pajak Sedan
- VIVAnews/Tri Saputro
VIVA.co.id – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia berencana meningkatkan jumlah ekspor kendaraan tahun ini. Hal itu menyusul turunnya jumlah ekspor tahun lalu dibanding tahun sebelumnya.
Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi mengungkapkan, ekspor mobil produksi dalam negeri pada 2016 hanya berhasil menembus 194 ribu unit kendaraan. Angka tersebut turun dari tahun 2015 yang mencapai sekitar 270 ribu mobil.
"Ekspor kendaraan Indonesia hampir mencapai 200 ribu, Thailand sudah mencapai angka satu juta kendaraan per tahun. Ini yang Gaikindo akan kejar," kata Yohannes di Kuningan, Jakarta Selatan.
Untuk meningkatkan nilai ekspor tersebut, Gaikindo merasa perlu ada campur tangan pemerintah. Salah satunya yakni penerapan standar emisi Euro4.
Sebab, hal itu yang menjadi ganjalan produsen otomotif yang ada di Indonesia saat ini. Belum adanya standar tersebut membuat mereka harus memproduksi dua jenis mesin, satu standar Euro4 untuk ekspor dan satu lagi Euro2 untuk pasar dalam negeri.
"Karena, harus punya dua jalur. Ibaratnya, dunia ingin roti tawar, Indonesia inginnya roti manis. Kalau Thailand, bikinnya roti tawar. Satu jalur langsung beres. Indonesia membuat roti tawar dan roti manis, akibatnya enggak efisien," ujarnya.
Ia juga mendorong pemerintah untuk mengevaluasi pajak penjualan atas barang mewah untuk mobil sedan. Sebab, pajak untuk sedan di Indonesia terbilang besar, yakni sekitar 30 persen. Sementara, permintaan mobil sedan sebenarnya cukup tinggi.
"Asing enggak mau bikin pabrik sedan di Indonesia, karena pengaturan perpajakan kita tak berpihak pada mobil sedan. Ini yang harus dibenahi," katanya.