Fitur Baru di Mobil, Penunjuk Arah Bisa Diajak Ngobrol

Ilustrasi mengemudi.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Perusahaan teknologi asal Belanda, Tomtom, sempat mengembangkan teknologi penunjuk arah beberapa tahun silam. Upaya mereka mengalami kebuntuan, setelah gagal bersaing dengan rival terdekatnya, Google.

Sejauh ini, pengemudi lebih memilih Google Maps sebagai perangkat penunjuk arah. Penggunaan yang mudah, ditambah detail situasi jalan yang tepat, membuat fitur ini lebih mendapat sorotan.

Namun, Tomtom tak menyerah begitu saja. Melansir laman Venturebeat, Minggu 31 Maret 2019, perusahaan tersebut kembali mencoba peruntungan di bidang teknologi peta, dengan mengenalkan opsi tambahan, yakni IFTTT atau If This Then That. Mereka percaya, hal ini mampu mengangkat nama mereka di bidang pengembangan teknologi kendaraan.

Apabila Google Maps hanya menyediakan opsi penunjuk arah dan pengamatan situasi jalan, Tomtom dengan IFTTT-nya bisa membuat pengemudi berinteraksi langsung dengan perangkat. Jika sedang terjebak macet, tanyakan saja rute lain yang memungkinkan dilalui, perangkat akan memberitahu pengemudi secara rinci.

Tomtom mengklaim, bahwa IFTTT bisa difungsikan sebagai guide pribadi bagi pengemudi. Mereka membandingkannya dengan fitur Siri pada perangkat Apple, yang memberi kesempatan penggunanya, untuk melakukan interaksi langsung dengan perangkat teknologi, atau secara sederhana, Teman mengobrol.

Penyematan fitur tanya-jawab pada teknologi peta memang masih baru, sehingga langkah Tomtom tersebut perlu mendapat dukungan publik. Direktur Pengelolaan Konsumen Tomtom, Mike Schoofs menyampaikan, bahwa IFTTT menawarkan pengalaman baru yang lebih menyenangkan.

“Kami telah merencanakannya dengan matang, tentang pengalaman baru bagi pengemudi. Nantinya, mereka akan mendapat arahan, sejak mulai menyalakan mobil hingga selanjutnya,” ungkapnya.

Teknologi canggih ini, sudah mulai dijual bebas di pasaran. Perangkatnya berwujud layar interaktif ukuran lima sampai enam inci. Bagi yang ingin membelinya, Tomtom menawarkan harga terendah, senilai $370 atau sekitar Rp5,25 juta.