Diler Mobil Bekas Ini Berani Beli Pakai Harga Lama

Mobil bekas
Sumber :
  • Dok: Auto Value

VIVA – Para pelaku bisnis dibuat pusing, dengan adanya wabah virus corona. Mereka turut terkena dampak, dari upaya pemerintah untuk memutus rantai penyebaran COVID-19.

Beberapa aturan yang dibuat, seperti pembatasan sosial berskala besar atau PSBB dan juga larangan untuk mudik pada Ramadhan tahun ini, membuat permintaan akan kendaraan menurun tajam.

Baca juga: Ada Fenomena Unik pada Suzuki Ertiga di Auto Value

Hal itu tidak hanya terjadi pada produk baru saja, namun juga kendaraan bekas pakai. Business Development Head PT Suzuki Indomobil Sales, Hendro Kaligis mengatakan, diler mobil bekas Auto Value yang berada di bawah naungan Suzuki mengalami penurunan hingga 80 persen.

“Semua industri terkena dampak COVID-19, secara umum di kota besar seperti Jakarta, Surabaya dan Semarang. Terutama, setelah diberlakukan PSBB. Penjualan setelah PSBB, nyaris tidak ada,” ujarnya saat konferensi pers virtual, dikutip Minggu 10 Mei 2020.

Hendro mengaku, bisnis kendaraan bekas adalah salah satu yang terkena dampak cukup dalam dari penerapan dua aturan itu. Menurutnya, tidak ada strategi ampuh yang bisa dilakukan untuk meredam turunnya angka penjualan.

“Ada pergeseran dan prioritas daya beli masyarakat. Tidak ada formula yang cukup kuat, untuk mempertahankan penjualan mobil bekas pada kondisi seperti ini,” tuturnya.

Dengan adanya kondisi ini, kata Hendro, wajar apabila para pedagang mobil bekas menurunkan harga, baik saat beli maupun jual. Tapi, besarannya tidak sebanyak yang diduga orang.

“Misalnya, modal Rp100 juta terus dijual Rp110 juta. Dalam kondisi seperti sekarang, jualnya Rp100 juta saja. Membeli stok baru, secara umum pedagang mobil bekas menurunkan harga beli hampir 20 pesen. Itu data dari Balai Lelang,” ungkapnya.

Meski demikian, Hendro mengatakan bahwa Auto Value tidak membeli kendaraan bekas dengan harga serendah itu. Sebab, mereka juga membantu penjualan produk Suzuki yang kondisinya baru.

“Kalau kami naikkan (persentase penurunannya), konsumen kesulitan membeli unit baru. Kami 10 sampai 15 persen saja. Bahkan, kemarin kami masih berani pakai harga lama,” jelasnya.