Pemudik 'Dipalak' 4 Kali Lipat Tarif Normal

Razia Kendaraan Hendak Mudik di Tol Jakarta-Cikampek
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah

VIVA – Meski resmi dilarang oleh pemerintah, namun masih ada saja warga perkotaan yang nekat mudik ke kampung halaman. Padahal, aturan itu dibuat untuk memutus rantai penyebaran virus COVID-19.

Berbagai cara mereka tempuh, demi bisa tiba di tempat tujuan tanpa tertahan oleh blokade petugas kepolisian. Mulai dari bersembunyi di bagasi, hingga naik motor melewati jalur tikus yang minim penjagaan.

Baca juga: Gak Kalah ama Baru, Mobil Bekas Bisa Dikredit 6 Tahun dan Garansi

Begitu besar niat mereka, dimanfaatkan oleh para pemilik kendaraan jenis minibus untuk meraup untung. Mereka menawarkan jasa antar ke kampung, melalui media sosial dan dari mulut ke mulut.

Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mengaku, telah menindak 228 kendaraan travel gelap, yang digunakan untuk mengangkut pemudik. Penangkapan itu dilakukan sejak dimulainya pelaksanaan Operasi Ketupat Jaya 2020, yakni 24 April 2020.

“Polda Metro Jaya telah mengamankan 228 kendaraan, yang mengangkut penumpang sebanyak 1.389 orang. Paling banyak di jalur tikus, karena kami sudah memetakan pergerakan mereka,” ujar Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Sambodo Purnomo Yugo, dikutip dari Korlantas Polri, Senin 11 Mei 2020.

Mengenai daerah yang paling banyak menjadi tujuan pemudik, Sambodo menjelaskan bahwa ada tiga wilayah, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Seperti ke Cirebon, Pekalongan, Brebes, Tuban, Gresik, Madiun, Yogya, Pemalang, dan Malang.

Setiap penumpang, dikenakan tarif yang sangat tinggi. Nilainya bisa 4 kali lipat dari harga normal. Travel gelap ini memanfaatkan momen pandemi Corona, dengan menjual tiket yang sangat mahal.

"Harga tiket cukup mahal, bisa 3-4 kali di atas harga normal. Contoh, ke Brebes Rp 500 ribu, ke Cirebon 300 ribu, ada yang sampai Rp 750 ribu,” tuturnya.