Selamatkan Perusahaan dari Krisis, Nissan Tutup Pabrik di Indonesia

Logo Nissan
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

VIVA – Nissan menjadi salah satu produsen kendaraan, yang terkena dampak cukup besar dengan adanya wabah COVID-19. Sebelumnya, perusahaan juga mengalami masa krisis akibat skandal salah satu petingginya.

Demi menyelamatkan perusahaan, Chief Executive Officer Nissan Motor Company, Makoto Uchida memutuskan untuk mengadakan perubahan yang besar.

Baca juga: Polisi Batal Tilang Mobil Pikap Gara-gara Lihat Isi Kabinnya

Dikutip VIVA Otomotif dari keterangan resmi Nissan, Jumat 29 Mei 2020, Uchida telah menyelesaikan rencana perusahaan selama 4 tahun ke depan. Salah satunya, yakni dengan menutup pabrik mereka di Indonesia.

“Rencana tranformasi kami fokus untuk mendapatkan peningkatan yang stabil, ketimbang memperluas pasar. Kami akan berkonsentrasi pada peningkatan kualitas bisnis, sembari menjaga keuangan dan fokus pada keuntungan yang didapat per unit,” ujarnya.

Efisiensi menjadi kunci Nissan, untuk bisa bertahan di dunia bisnis otomotif. Mereka melakukan itu, dengan memanfaatkan pabrik di Thailand sebagai satu-satunya basis produksi untuk wilayah Asia Tenggara.

Selain itu, merek yang membawahi Datsun itu juga berencana menutup pabrik mereka di Barcelona, Spanyol. Sementara, untuk pasar Amerika Serikat Nissan akan lebih ketat dalam hal menghadirkan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

Nissan juga akan memanfaatkan aliansi mereka, dalam hal berbagi pengembangan produk dan teknologi. Termasuk, proses produksi dan model yang akan dihadirkan ke depannya.

Meski perusahaan akan dirampingkan, namun Uchida memastikan bahwa dalam 18 bulan ke depan akan ada 12 mobil baru yang mereka luncurkan. Nissan akan fokus pada model yang masuk dalam segmen C dan D, kendaraan listrik serta mobil sport.

Selama ini, Nissan menjadi salah satu yang terdepan dalam hal kendaraan ramah lingkungan. Produk Leaf mereka, bahkan sempat menjadi mobil listrik favorit di negara-negara maju.

Sebelumnya, Datsun sudah lebih dulu menghentikan produksi mereka di Indonesia. Merek ikonik itu juga hengkang dari Korea Selatan, dan menyederhanakan bisnis mereka di Asia Tenggara.