Suku Cadang Mobil Ford Langka di Pasaran?

Ford Fiesta ST200.
Sumber :
  • www.indianautosblog.com

VIVA.co.id – Belakangan, banyak masyarakat yang memiliki anggapan buruk terhadap merek Ford. Sebab, pabrikan asal Amerika Serikat itu menyatakan bakal menghentikan operasinya di Indonesia. Tak ayal jika banyak pemilik Ford kemudian berusaha ingin menjual kendaraannya karena takut bakal kesulitan suku cadang di pasaran.

Namun, ketakutan itu dipastikan tak akan terjadi. Sejauh ini, suku cadang mobil Ford beragam jenis ternyata masih melimpah di pasaran. Hal itu disampaikan Hanni, pemilik gerai suku cadang Ramayana Motors, di Duta Mas Fatmawati, Jakarta Selatan.

“Tutup kan cuma manajemennya saja, karena mereka yang distributor. Tetapi kalau suku cadang baik asli ataupun Kw (Kwalitas) juga masih ada,” ujar Hanni kepada VIVA.co.id, di Fatmawati, Jakarta Selatan, Rabu, 27 April 2016.

Hanni juga menyampaikan, hingga saat ini pasokan suku cadang terlebih jenis fast moving masih disuplai dengan aman dan jumlahnya tetap sama. Hanya saja, untuk produk suku cadang slow moving, memang sedikit keterlambatan dalam beberapa bulan terakhir. Akan tetapi, keterlambatan ini juga diikuti beberapa suku cadang merek mobil lainnya.

“Mau order apa pun ada, cuma agak lama saja, dari biasanya dikirim paling lama tiga hari sekarang jadi enam hari,” ucapnya.

Ada pun menurut Hanni, ketidaksuksesan Ford di Tanah Air lantaran merek tersebut kalah pamor dari mobil-mobil buatan Jepang, sekali pun jenis mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC).

Intip edisi bekas Ford

Sementara itu, di bursa pasar mobil bekas, merek Ford sepertinya tak memengaruhi masyarakat untuk memburu merek ini. Dengan harapan, dapat membelinya dengan harga miring setelah pengumuman bakal hengkang dari Indonesia.

Hal itu disampaikan salah Wina, seorang tenaga penjual diler mobil bekas di sentra WTC Mangga Dua, Jakarta Utara. Kata dia, tak sedikit masyarakat yang terus penasaran dengan harga Ford bekas saat ini di pasaran.

Hanya saja, kata Wina, pengumuman hengkang Ford dari Indonesia berimbas pada penetapan batas minimal uang muka yang harus dibayar konsumen, jika mereka ingin membeli secara kredit.

"Jika mobil bekas lainnya down payment (DP) murni 20-35 persen, khusus mobil Ford, leasing hanya mau biaya DP murni 45 persen dari harga jual dan biaya-biaya lainnya," ujar Wina kepada VIVA.co.id.

Ia juga mengatakan, jika konsumen batal membeli produk bekas dari Ford, hal itu bukan karena kepergian merek asal Amerika tersebut dari Indonesia, melainkan karena konsumen tidak sanggup jika harus membayar DP tinggi.

Wina menjelaskan, saat ini jaringan perusahaan pembiayaan yang ingin bekerjasama untuk jual beli mobil Ford dengan status bekas tidak banyak jumlahnya. "Kalau pun ada, mereka mau DP murni besar. Kalau kecil, enggak mau," kata Wina.