Renault Andalkan Ranah Digital untuk Pikat Konsumen

Renault Captur di GIIAS Makassar 2015.
Sumber :
  • VIVA/Hudzaifah Kadir (Makassar)

VIVA.co.id – Tahun ini, dua agen pemegang merek (APM) mobil di Indonesia harus mengalihkan bisnis mereka ke pihak ketiga.

PT Ford Motor Indonesia (FMI) mengalihkan layanan purnajual pada RMA Group asal Thailand, sementara PT Mazda Motor Indonesia (MMI) menyerahkan semua kegiatan distribusi dan purnajual pada PT Eurokars Motor Indonesia.

Melihat fenomena tersebut, PT Auto Euro Indonesia (AEI) sebagai APM Renault merasa perlu untuk menyiapkan strategi pemasaran khusus, agar merek asal Prancis itu bisa bertahan di Tanah Air.

Kepala Divisi Penjualan dan Pemasaran AEI, Ario Soerjo mengatakan, aliansi mereka dengan Nissan membuat Renault bisa melakukan penetrasi pasar.

"Yang mungkin belum banyak orang yang tahu adalah, (kami) memiliki aliansi. Jadi, Renault memanfaatkan aliansi dengan Nissan. Itu yang menjadi celah bagi kami," ujarnya di Jakarta.

Menurutnya, Renault tidak mengkhawatirkan soal konsumen, karena mereka merasa konsumen saat ini sudah paham soal produk otomotif.

“Kami ingin kuatkan di layanan purnajualnya saja. Jadi, konsumen yang beli Renault enggak akan takut mobilnya kenapa-kenapa," ungkapnya.

Terkait strategi pemasaran, Ario mengatakan, meski jumlah diler Renault harus ditambah, namun ia menganggap, banyaknya penjualan kini tidak lagi tergantung dari jumlah diler yang ada.

"Kami lakukan semua jalur, mulai dari media sosial, lewat digital, pokoknya segala macam," katanya.

Menurut survei yang dilakukan Renault, konsumen saat ini tidak lagi mencari informasi soal mobil ke tenaga penjual (salesman).

"Dia (konsumen) baca review di internet. Setelah itu, mereka menentukan merek apa yang akan dipilih. Itu yang akan kami perkuat,” jelasnya.