Baterai China Jadi Masalah Utama Mobil Listrik Lokal Ezzy II

Mobil listrik Ezzy II karya ITS.
Sumber :
  • Dok: ITS

VIVA – Presiden Joko Widodo mengapresiasi karya mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember atau ITS yang mengembangkan mobil listrik dan kendaraan bertenaga surya. Tetapi, kala mencoba mobil listrik Ezzy II, Jokowi mengaku merasakan sedikit ketidaknyamanan saat mobil berkelir merah menyala itu langsung melaju. Problemnya di baterai.

Anggota tim pembuat Ezzy II, Ayuning Fitri Desanti, mengakui bahwa baterai merupakan komponen utama yang perlu diperbaiki pada mobil listrik karya timnya itu. "Sel baterainya kita di Indonesia belum punya,  selama ini kita ambil dari Cina. Kita harapkan nanti ada kerjasama dengan lembaga riset atau universitas lain," kata Ayuning di Surabaya.

Mahasiswa Pascasarjana Teknik Elektro ITS itu menjelaskan, sebetulnya tim sudah bisa merancang sistem kelistrikan sendiri Ezzy II. Cuma, memang masalahnya adalah pada spesifikasi sel baterai yang harus didatangkan dari luar negeri. "Kalau sistem kelistrikannya kita sudah bisa sendiri," ujar enggineering bagian kelistrikan itu.

Ayuning menuturkan, baterai Ezzy II berpakapasitas 350 volt dengan motor listrik 30 KWh. Dicharge selama empat jam, baterai Ezzy II bisa digunakan dengan jarak tempuh sepanjang 180-200 kilometer. "Ezzy II dibikin selama sembilan bulan, dari pertengahan 2013 dan diluncurkan 2014. Sudah diujicoba Jakarta-Surabaya dan berhasil," ucapnya.

Ezzy II dicoba Presiden Jokowi saat meresmikan Tol Sumo di Surabaya, Jawa Timur, kemarin. Secara umum, dia menyebut mobil listrik tersebut sudah baik. Tetapi perlu ada penyempurnaan apabila mau dilepas di dunia industri otomotif. Ada beberapa hal perlu disempurnakan dari Ezzy II, terutama komponen baterainya.

Jokowi mengatakan, setiap hasil riset dan penelitian harus ditindaklanjuti agar bisa masuk ke ranah industri. "Tapi itu tidak mudah, tidak mudah, terkait uji emisi, uji kelayakannya dan lain-lain. Tapi yang paling berat biasanya bagaimana desain dan harganya bisa masuk ke pasar dan bisa berkompetisi dengan produk-produk lain yang sudah lama ada," katanya. (ren)