Ini Jumlah Sepeda Motor di Indonesia
- ANTARA FOTO/Kristian Ali
VIVA.co.id – Kendaraan roda dua belakangan menjadi alat transportasi favorit di Tanah Air. Populasinya terus membengkak dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi karena mudahnya masyarakat untuk memiliki sepeda motor dengan berbagai program kemudahan yang ditawarkan pabrikan maupun perusahaan pembiayaan.
Menurut Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Gunadi Shindhuwinata, jumlah sepeda motor di Indonesia saat ini sebanyak 85 juta unit. "Saat ini populasi sepeda motor di Indonesia 85 juta unit. Dari jumlah masyarakat Indonesia yang sekira 250 jutaan, artinya satu banding tiga," kata Gunadi kepada VIVA.co.id, di Kelapa Gading, Jakarta Utara, baru-baru ini.
Menurutnya, sepeda motor diminati masyarakat Indonesia karena harganya yang terjangkau ketimbang membeli sebuah mobil. Fenomena lainnya yang membuat penjualan sepeda motor moncer, adalah transportasi publik di Tanah Air yang dinilai banyak orang 'bermasalah'.
Kondisi tersebut justru bertolak belakang dengan penjualan motor di negara produsennya, seperti Amerika Serikat, dan Jepang, di mana, masyarakatnya lebih pilih naik angkutan publik.
"Begini, kita mesti melihat kedua-duanya, baik pertumbuhan sepeda motor dan kendaraan bermotor roda empat. Kalau negara maju, kemampuan daya beli besar, mereka bisa saja beli kendaraan, tetapi di sana transportasinya bagus, jadi ngapain capek-capek. Jadi kendaraan bermotor cuma menjadi kendaraan yang hanya dibutuhkan sewaktu-waktu," kata Gunadi.
"Di Indonesia, harga mobil kan masih mahal, sementara pendapatan masyarakat Indonesia kuatnya di kendaraan motor. Maka itulah keyakinan saya, jika pasar sepeda motor masih bisa berkembang 10 - 15 tahun ke depan. Soalnya, untuk membeli mobil, masyarakat juga harus mengalami peningkatan pendapatan yang signifikan," kata Gunadi lagi.
Wacana larangan motor tua
Data menyebutkan populasi sepeda motor di Indonesia sekira 85 juta unit. Ada masalah yang dianggapnya memengaruhi data angka sepeda motor di Indonesia, yakni registrasi sepeda motor yang bertumpuk.
"Problemnya, dari 85 juta unit ini, registrasinya ditumpuk terus, termasuk sepeda motor yang sudah tak dipergunakan masih teregistrasi. Artinya terjadi penumpukan data," kata dia.
Meski demikian, dirinya mengaku tak setuju dengan wacana pembatasan usia sepeda motor yang belakangan santer digelontorkan sejumlah pihak.
"Soal pembatasan usia sepeda motor, janganlah. Kalau (motornya) sehat kenapa? Yang penting mereka harus sehat, kalau tidak silakan minggir, motor kamu sudah tak layak untuk hidup. Mobil klasik juga masih banyak yang jalan. Kalau dipermasalahkan dari sisi gas buang, kan bisa dilakukan dengan peningkatan kualitas bensinnya yang bagus, dengan begitu gas buangnya jadi bagus," kata dia.