Murahnya Helm Bekas Curian, Merek Mahal Dijual Lengkap

Helm bekas yang dijajakan pedagang di Jalan Matraman, Jakarta Timur.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Yasin Fadilah

VIVA.co.id – Besarnya penjualan sepeda motor di Tanah Air rupanya juga berbanding lurus dengan kebutuhan helm. Lantaran helm masuk dalam perangkat wajib yang harus selalu digunakan saat mengendarai sepeda motor, helm pun kemudian diburu banyak pengendara motor.

Berbagai jenis helm pun marak dijual di pasaran, mulai dari harga termurah hingga termahal sekali pun. Tak cuma edisi baru, versi bekas pun marak beredar dan dijual di berbagai lapak. Salah satu lokasi yang mudah untuk menemukan helm bekas ada di sepanjang Jalan Matraman, dekat Jalan Urip Sumoharjo, Jatinegara, Jakarta Timur.

Di sana, banyak penjual helm bekas yang menjajakan dagangannya dengan membawa gerobak dan menggelar lapak di pinggiran jalan. Tak cuma sekadar helm bekas, mereka juga melengkapi dagangannya dengan produk helm baru, serta berbagai perlengkapan berkendara seperti buff, sarung tangan motor, dan juga aksesori lainnya.

Lantas, benarkah helm-helm bekas tersebut merupakan hasil curian? Mari kita telusuri.

Informasi didapat dari salah seorang penjual helm bekas berinisial "A". Kepada VIVA.co.id, dia mengaku menjual berbagai helm bekas aneka merek, mulai dari buatan lokal, hingga buatan luar negeri. Menariknya, kondisi helm yang dijual mulus-mulus. Meski terkadang ada sedikit lecet bekas pemakaian, namun terbilang murah dari harga-harga helm bekas yang dijajakan.

"Pembelinya banyak mulai dari anak SMA, pegawai kantoran. Banyak juga yang beli sekalian lewat jalan sini. Ada juga yang beli buat dijual lagi," kata A, di Jalan Matraman, Jakarta Timur, Jumat, 10 Juni 2016.

Ditanya soal dari mana helm-helm itu didapat, A mengaku dapat dari berbagai cara. "Ya kita dapat barang sih kebanyakan dari orang yang lewat, ada juga penjual yang mampir ke sini. Ya dari mana saja, kalau untuk agen kita tidak punya," kata dia.

Bursa helm bekas yang dijual di sepanjang Jalan Matraman, Jakarta Timur. Foto: VIVA.co.id/Yasin Fadilah.

A sendiri mengaku tak peduli dari mana helm-helm bekas itu dia dapat, termasuk apakah hasil barang curian. Yang pasti, helm-helm itu telah menjadi tumpuan hidupnya untuk bertahan hidup di kerasnya ibu kota.

A menuturkan, ia sadar jika ada helm yang talinya rusak saat membeli dari seseorang, itu merupakan barang curian yang disilet dari lokasi parkir. Helm itu nantinya ia perbaiki lagi di bagian tali pengait yang rusak dengan tali pengait yang dimilikinya. Dia sendiri mendapatkan helm dengan membelinya dengan harga murah.

"Kita beli saja kisaran Rp80-Rp120 ribu. Itu kalau barangnya bagus. Kalau yang jelek, tentu di bawah harga itu (belinya). Lihat kondisi saja," katanya.

Bursa helm bekas yang dijual di sepanjang Jalan Matraman, Jakarta Timur. Foto: VIVA.co.id/Yasin Fadilah.

Dia juga mengaku tak sembarangan membeli helm dari siapa pun yang berusaha menjualnya, sebab, hanya helm-helm yang bagus yang akan dibelinya untuk dijual kembali.

"Kita juga lihat kondisi pas saat beli. Kalau misalkan busa helmnya enggak ada, kita biasanya tidak mau ambil, busanya saja mahal. Tapi kalau talinya hilang, ya kalau kita punya stoknya kita benerin. Tapi asal tidak terlalu parah saja rusaknya," kata dia lagi.

Kebanyakan konsumen sendiri tidak mengetahui dan mempedulikan asal usul helm yang dibeli dari A. Para pembeli helm kebanyakan memang mengincar harga murah, dengan merek mumpuni ketimbang harus membeli baru di toko-toko besar dengan banderol tinggi.

(ren)