Pajak Fantastis, Pencinta Harley Indonesia Mulai 'Selingkuh'

Jogja Bike Rendezvous memamerkan lebih dari 1.000 Harley Davidson. Ilustrasi.
Sumber :
  • ANTARA/Noveradika

VIVA.co.id – Pajak impor motor besar yang mencapai hampir 300 persen dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat, membuat PT Mabua Harley-Davidson resmi mundur dari pasar otomotif Tanah Air awal tahun ini. Hingga kini, pengganti Mabua pun belum ada.

Meski pajak impor mahal, namun hal ini tak menyurutkan sejumlah produsen otomotif motor gede (moge) untuk mencari peruntungan di Indonesia. Terlebih, ada sejumlah merek yang menawarkan harga-harga terjangkau, tak seperti harga sebuah Harley.

Melihat fenomena ini, Ketua Humas dan Media Harley Davidson Club Indonesia, Ferdo Raturandang, mengakui jika sejumlah pengguna Harley-Davidson di Tanah Air sudah mulai menggunakan moge merek lainnya.

“Pasti ada. Tapi tetap yang mereka beli itu biasanya akan menjadi yang nomor dua, tetap nomor satunya di Harley,” kata Ferdo di SCBD, Jakarta Selatan, Senin 3 Oktober 2016.

Ferdo menjelaskan, saat ini beragam merek moge hadir memeriahkan pasar otomotif Tanah Air, sehingga wajar apabila beberapa pengguna motor asal Amerika Serikat tersebut juga menggunakan moge merek lainnya, apalagi untuk menebus Harley wajib hitung-hitungan panjang soal harga hingga pajak impornya.

“Mungkin moge yang lain itu punya harga murah, cc nya juga oke, brand-nya juga masih bagus. Jadi mereka bisa saja ingin memiliki. Kecuali memang Harley mania,” ujarnya.