Review Daihatsu Sigra, Plus-Minus di Jalanan Jakarta

Daihatsu Sigra.
Sumber :
  • Jeffry Yanto/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Sebagai mobil Low Cost Green Car (LCGC) dengan kapasitas tujuh penumpang, bodi Daihatsu Sigra ternyata hasil pengembangan dari mobil konsep Daihatsu UFC, yang pertama kali dipamerkan pada 2014 lalu. Meski demikian, mobil ini tetap menggunakan Ayla sebagai basisnya.

Daihatsu mengklaim, tambahan sasis dan bodi yang mereka lakukan pada Sigra tidak akan mengurangi kenyamanan dan ketangguhannya.

VIVA.co.id berkesempatan mengulas lebih dalam mobil ini melalui acara uji berkendara yang digelar Astra Daihatsu Motor (ADM). Ada 10 unit Sigra tipe R (varian tertinggi) yang bisa dijajal awal media untuk mengetahui performa dan kenyamanannya.

Perjalanan dimulai dari halaman parkir ICE, BSD, Tangerang Selatan, menuju Gunung Pancar, Jawa Barat.  Sebelum jalan, setiap mobil diisi tiga orang jurnalis dan satu orang dari pihak Daihatsu.

Saat kunci diberikan, VIVA.co.id mendapatkan Sigra tipe R Deluxe AT yang mempunyai transmisi otomatis. Masuk ke dalam kabin, desain interior terlihat cukup stylish berkat paduan warna hitam dan putih pada dasbor plastik.

Joknya dibalut warna hitam dari bahan kain. Karena sandaran kepala menyatu dengan jok, jadi tinggi rendahnya tidak bisa diatur. Namun, jok model ini hanya di bagian pengemudi dan penumpang depan saja, untuk baris kedua dan ketiga sandaran bisa diatur.

Untuk pengemudi yang memiliki postur tinggi 175 sentimeter dan berat 75 kilogram, desain ruang kemudi cukup nyaman. Namun jangan harap bisa mengatur tinggi rendah setir, karena fitur tersebut tidak tersedia di mobil ini.

Saat dinyalakan, suara mesin 1.200cc yang terpasang terdengar halus. Pendingin udara juga tidak ketinggalan ikut dinyalakan, meski cuaca saat itu sedang mendung.

Saat VIVA.co.id menjajal tuas transmisi dipasang pada posisi 2 dan tiga, terasa bahwa tenaga mesin agak tertahan. Hal ini karena Daihatsu membatasi dua posisi transmisi tersebut hanya bisa bekerja hingga putaran mesin 2.000 rotations per minut (rpm) saja.

Maka dari itu, tetap konsisten menempatkan tuas transmisi pada indikator D4. Selain napas mesin lebih panjang, tidak perlu lagi repot memindahkan tuas.

Ketika rombongan sudah memasuki Tol Serpong-Jakarta menuju Jagorawi, ada sedikit rasa kecewa. Kenapa?

Daihatsu memakai nama Sigra karena memiliki arti responsif. Namun saat ingin menyusul kendaraan lain, respons mesin dual VVT-i berkode 3NR-VE ini terasa lemah, terlebih jika menggunakan pendingin udara.

Untuk mendapatkan tenaga yang maksimal dari putaran bawah, pedal gas butuh diinjak lebih dalam lagi. Namun risikonya, suara mesin jadi lebih nyaring. Untungnya, suara mesin tersebut tetap lebih rendah dibanding mobil LCGC lainnya.

Dengan panjang 4.070 milimeter (mm), lebar 1655 mm, tinggi 1600 mm dan wheelbase 2525 mm, gejala limbung pada mobil beratap tinggi ini terasa minim.

Dengan kecepatan rata-rata 40-80 kilometer (km) per jam dan beban empat orang penumpang, mobil yang masuk dalam kelas multi purpose vehicle ini butuh satu liter bensin untuk menempuh jarak 15,2 km. Hasil konsusmi BBM ini didapatkan setelah menempuh perjalan sejauh 68 km.

Saat dijajal melalui tanjakan terjal dengan kondisi jalan yang tidak rata, mobil tetap terasa cukup nyaman. Sayangnya, tenaga mesin kurang ideal untuk medan menanjak, padahal pendingin udara sudah dimatikan.

Kekurangan (-) : Tenaga, kualitas audio, fitur

Kelebihan (+) : Harga, handling, posisi pengemudi, suspensi, konsumsi BBM