Arya Sinulingga Dituding Ngawur, Sebut Kubu Prabowo Takut Debat

Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Arya Sinulingga (kiri)
Sumber :
  • Eduward Ambarita

VIVA – Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Arya Sinulingga, dianggap telah menyebarkan kebohongan publik dengan mengatakan bahwa Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi tidak bersedia mengikuti debat capres 2019 yang sudah diagendakan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Jubir BPN Prabowo-Sandi, Habiburokhman, menyindir Arya Sinulinggga yang sama sekali tidak pernah terlihat hadir saat rapat antara pihak KPU dan kedua pihak paslon. Tapi Arya justru mengeluarkan pernyataan yang membuat bingung.

"Saya tidak pernah lihat Arya dirapat tempo hari, tapi pernyataan beliau bikin saya bingung. Arya ini harus baca baik-baik PKPU Nomor 23 Tahun 2018 khususnya Pasal 48,49,dan 50," kata Habiburokhman, Selasa 8 Januari 2019.  

Habiburokhman juga menjelaskan, bahwa debat capres itu merupakan aturan KPU yang tidak bisa diubah dan akan berdampak dengan sanksi jika tidak diikuti oleh paslon.

"Mana mungkin kami menolak debat. Penyampaian visi dan misi yang awalnya diusulkan KPU juga penting untuk meningkatkan kualitas debat dan kami sangat setuju," katanya.  

Ditambahkan Habiburokhman, jelas kalau antusiasme masyarakat begitu tinggi menyambut penyampaian visi misi. Karena itu, banyak masyarakat yang protes kenapa pemaparan visi dan misi ditiandakan.

"Ada penyampaian visi dan misi siap, tidak ada juga siap," katanya.

Direktorat Media dan Komunikasi BPN Prabowo Sandi, Imelda Sari, ikut menanggapi pernyataan Arya Sinulingga yang dianggap ngawur dan tidak mengerti dengan kesepakatan yang ada di KPU.

"Kepada Arya Sinulingga, apa Anda pernah hadir dalam rapat dengan KPU? Jangan asal bicara dan ngawur. Dua kali saya hadir rapat di KPU membahas moderator pada debat pertama dan siapa yang menyampaikan visi misi tanggal 9 Januari. Itupun deadlock siapa yang menyampaikan visi misi, karena Kubu TKN bersikukuh pada timses dan kami melihat penting Paslon yang langsung sampaikan visi misi," katanya.

Selain itu, ada moderator yang  dicoret, panelis yang dicoret dan visi misi yg harusnya difasilitasi KPU justru dibatalkan. Menurut Imelda, ini tidak perlu dijelaskan lagi atas kehendak siapa.

"Biar publik yang menilai. Tidak pernah dalam dua kali pertemuan yang saya hadiri itu dibahas urusan daftar pertanyaan. Jadi bicara dengan fakta bukan dengan framing Anda. Sekali lagi saya tegaskan, saya tidak sependapat urusan daftar pertanyaan diberikan, karena saya percaya jam terbang dan kemampuan para capres dan cawapres,  mereka yang dianggap terbaik yang telah diajukan oleh koalisi partai pengusung masing masing," ujarnya.

Ditambahkan Imelda, tidak benar capres dan cawapres takut debat. Kata Imelda, publik sudah tahu siapa yang tong kosong nyaring bunyinya. Menurut BPN Prabowo-Sandi, debat pilpres dimaknai sebagai paparan dan penyampaian solusi masalah bangsa yang harus ada solusinya. Ini berdasarkan visi misi pasangan calon untuk 5 tahun kedepan.

"Maka tidak ada kekhawatiran apalagi ketakutan. Bahwa soal atau pertanyaan yang harus dijawab paslon biarlah diambil secara acak oleh moderator dari sejumlah pertanyaan yang disiapkan oleh panelis dan KPU," katanya.

Imelda yakin bagi Prabowo-Sandi kalau forum debat capres adalah penegasan bahwa pilpres adalah kontestasi substantif untuk memberi pilihan terbaik bagi rakyat untuk memilih presiden dan wakil presiden.

"Bukan jawaban dari pertanyaan moderator yang nanti akan dinilai, salah berapa, benar berapa. Tapi yang akan menentukan adalah rakyat Indonesia, paslon mana yang mereka yakini bisa membawa bangsa dan negara melangkah maju," katanya.

Sangat disayangkan bila debat pilpres dikesankan seperti ‘cerdas cermat’ yang tiap jawaban akan ada nilai, tapi memerlukan bocoran atau contekan. Padahal publik justru ingin melihat kemampuan dan spontanitas pemimpin dalam menjelaskan masalah bangsa.

"Sengkarut pendapat dan statemen menjelang debat capres bisa bisa justru mereduksi makna debat capres yang sudah susah payah dirancang KPU," katanya.

Selain itu bagi BPN Prabowo-Sandi tidak ingin debat capres menjadi  debat kusir, tetapi jauh lebih penting justru pada substansi. Menurut mereka, paslon adalah super star yang harus diberikan frekuensi publik yang luas terkait urusan visi misi melalui forum debat capres. (oya)

Baca juga:

TKN Ungkap Tim Prabowo yang Minta Kisi-Kisi Pertanyaan Debat

Kubu Prabowo Tolak ICW Jadi Panelis Debat