Jokowi Targetkan Tol Lampung-Aceh, BPN: Utopia dan Janji Politik Saja

Presiden Joko Widodo membubuhkan tanda tangan ketika meresmikan tol Trans Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Besar di Gerbang Tol Natar, Lampung Selatan, Lampung, Jumat, 8 Maret 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN), Suhendra Ratu Prawiranegara, mengkritik upaya peresmian ruas Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi, Lampung, oleh Presiden Joko Widodo. Dia menyindir peresmian ini sudah dua kali dilakukan Jokowi karena pada Januari 2018 juga diresmikan.

"Menurut catatan kami, sepertinya ini adalah peresmian kedua, pada ruas jalan tol yang sama. Karena pada bulan Januari 2018 lalu, Joko Widodo juga sudah meresmikan ruas ini," kata Suhendra dalam keterangan tertulisnya, Jumat 8 Maret 2019.

Dia heran dengan upaya Jokowi bisa meresmikan tol sebanyak dua kali. Namun, ia menyebut pihak pemangku kepentingan yang memiliki jawaban.

Suhendra menjelaskan, publik harus mengetahui bahwa pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTSS) ini merujuk pada amanah Peraturan Presiden No.100 Tahun 2014.

Dia mengatakan, dalam perpres tersebut ruas Bakauheni-Terbanggi merupakan salah satu ruas JTTS. Selain ruas lain seperti misalnya Palembang-Indralaya, Pekan Baru-Dumai, dan Medan-Binjai.

"Kesemua ruas ini sudah disepakati dalam program prioritas pemerintahan Jokowi, juga melalui RPJMN untuk diselesaikan selama kurun waktu 2014-2019 ini," kata Suhendra.

Kemudian, Suhendra mengkritik kelayakan konstruksi di ruas yang diresmikan Jokowi. Sebab, menurutnya, ada dinamika yang berkembang pada 2015 usai pemasangan tiang pancang atau groundbreaking JTTS. Saat itu, pemerintah melalui menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menjanjikan bahwa ruas Tol Lampung-Palembang diprioritaskan untuk mendukung penyelenggaraan Asian Games 2018.

"Namun, faktanya ruas tol sepanjang lebih kurang 400 kilometer tersebut, tidak terwujud sampai dengan hari ini. Jadi jika Joko Widodo menjanjikan bahwa pada tahun 2024 akan tersambung tol Lampung-Aceh, sepertinya ini adalah utopia dan janji politik saja," ujar Suhendra.

Lalu, ia melanjutkan bila tak mudah membangun jalan tol sepanjang 2.000 kilometer di Sumatera. Hal itu dibuktikan dengan ruas tol Pekanbaru-Dumai, yang sampai saat ini progres pembebasan lahan dan konstruksinya masih dalam kisaran 38 persen. Selain itu, ruas Medan-Binjai juga masih belum terkonstruksi semua.

Baca: Jokowi: Pembangunan Tol untuk Picu Investasi

Suhendra mengaku mengetahui semua hal ini, karena dia pernah menjadi bagian dalam pemerintahan yang ditugasi dalam percepatan pembangunan Tol Trans Sumatera tersebut.

"Saya juga pernah ikut merumuskan konsep dan peraturan yang mendukung sejak era Pemerintahan SBY. Jadi tidak semudah berucap dan menulis laporan di atas kertas semata," ujar eks staf khusus menteri Pekerjaan Umum periode 2005-2009 tersebut.

Sebelumnya, Jokowi menyinggung target pembangunan tol Trans Sumatera dari Lampung sampai ke Aceh, bisa terealisasi pada 2024. Hal itu disampaikan Jokowi usai meresmikan jalan tol Bakauheni-Terbanggi Besar di Gerbang Tol Natar, Lampung, Jumat 8 Maret 2019.

"2024 dari Lampung sampai ke Aceh. Bakauheni sampai Aceh Insya Allah 2024 sudah kita hitung. Dihitung bolak balik ketemunya ya itu tidak bisa maju," ujarnya. (art)