Viral Peringatan Cuci Kurma Sebelum Dimakan karena Corona, Faktanya

Kebun Kurma di Madinah
Sumber :
  • MCH 2019/Darmawan

VIVA – Beredar informasi di media sosial dan WhatsApp untuk mencuci kurma dengan bersih sebelum dimakan. Peringatan ini diberikan para dokter dan Menteri Kesehatan di Timur Tengah.

Dikabarkan, tahun ini banyak kelelawar hidup di pohon kurma dan memakan buah tersebut. Kelelawar disebut membawa virus corona.

Berikut narasinya:

Untuk kawan-kawanku tersayang atas anjuran para dokter, Menteri Kesehatan di Timur Tengah, maka dikeluarkan peringatan kepada para masyarakat muslim untuk mencuci kurma bersih-bersih sebelum dimakan. Karena tahun ini banyak kelelawar hidup di pohon-pohon kurma dan memakannya. Kelelawar-kelelawar ini membawa virus corona. Cucilah bersih-bersih kurma dari negara manapun juga sebelum dimakan.

Verifikasi Fakta

Mengutip data.jakarta.go.id/jalahoaks, laman thestar pada 21 Mei 2017, WHO dan negara-negara Timur Tengah tak pernah mengeluarkan saran atau peringatan apa pun tentang kontaminasi virus corona melalui kelelawar. 

Dirjen Kementerian Kesehatan Malaysia, Datuk Dr. Noor Hisham, juga sempat meminta konfirmasi langsung dari WHO perihal ini. Faktanya hal tersebut dikonfirmasi tidak benar.

Mengutip VIVA.co.id pada 7 Mei 2019, Kementerian Komunikasi dan Informatika juga pernah mengonfirmasi hal tersebut dan hasilnya hoaks. Dalam keterangan itu, Pakar Kesehatan, dr Eko Budidharmaja mengatakan mencuci kurma sebelum dikonsumsi tak akan mampu mensterilkan virus. 

Adapun virus corona cenderung ditularkan dari orang yang sudah terinfeksi virus melalui bersin dan batuk. 

Lalu, Juru Bicara WHO, Fadela Chaib, dikutip dari Reuters pada Jumat 24 April 2020, mengatakan virus corona baru tersebut memang berasal dari hewan dan bukan dimanipulasi atau buatan hasil laboratorium. Hanya saja memang belum jelas penularan virus dari hewan ke manusia.

"Tetapi “pasti” ada inang hewan perantara. Kemungkinan besar memiliki reservoir ekologis pada kelelawar, tetapi bagaimana virus menular dari hewan ke manusia masih harus dilihat dan ditemukan jawabannya," kata Chaib. (ase)