Pancasila Itu Sudah Sesuai Syariah

Mahfud MD saat Ditemui VIVA di Jakarta
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Tahun ini, Indonesia merayakan ulang tahun kemerdekaan yang ke-74. Isu khilafah, menguatnya radikalisme dan semakin tergerusnya nasionalisme menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa ini. Pancasila yang sudah menjadi dasar negara sejak Indonesia merdeka menghadapi tantangan berat dengan masuknya berbagai ideologi transnasional.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD mengatakan, Pancasila sebagai dasar negara mengalami pasang surut dalam perjalanan republik. Menurut dia, Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara sudah final dan bisa dijadikan pegangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sayangnya, Pancasila belum dilaksanakan secara penuh dan masih banyak sebatas jargon. Hal ini yang membuat nasionalisme sebagian masyarakat luntur karena kecewa dengan Pancasila dan akhirnya berpaling ke ideologi lain.

Kepada VIVAnews, Anggota Dewan Pengarah Badan Penerapan Ideologi Pancasila (BPIP) ini menuturkan, guna mengembalikan kepercayaan rakyat kepada Pancasila, pemerintah harus menjalankan lima sila secara penuh dan konsisten. Selain itu pemahaman terkait Pancasila juga harus mulai ditanamkan sejak usia dini, khususnya melalui pendidikan. Untuk itu BPIP meminta pemerintah memasukkan pelajaran Pancasila sejak Pendidikan Usia Dini hingga perguruan tinggi.

Demikian penuturan pakar hukum tata negara ini kepada VIVAnews di sela-sela kesibukannya menerima tamu. Wawancara dilakukan di kantor MMD Initiative di kawasan Jakarta Pusat, Kamis, 16 Agustus 2019.

Bagaimana Anda memahami nasionalisme?

Nasionalisme di dalam wawasannya sering disebut sebagai geopolitik. Geopolitik itu adalah suatu sistem atau aturan masyarakat besar, beragam, yang bersatu karena nasib dan tujuan yang sama. Sekelompok orang besar yang dikaitkan dengan geopolitik ini hidup di gugusan atau belahan dunia tertentu. Dunia tertentu itu adalah gugusan nusantara yang terdiri dari 297 juta manusia yang bersatu, 1.360 suku bangsa yang bersatu, 17.540 pulau yang bersatu, enam agama yang resmi disebutkan dan ratusan aliran kepercayaan yang bersatu yang berada di tengah geopolitik bangsa lain.

Untuk itu, nasionalisme harus diartikan melindungi geopolitik ini. Melindungi aturan dan sistem yang ada di bawah ideologi Pancasila. Aturan sistem ini menyatukan yang beragam tadi. Ini penting karena kita dulu termasuk salah satu bangsa yang mampu mendirikan negara. Bukan mendapat hadiah. Kita mendirikan negara sendiri karena bersatu. Kebersatuan itu dirajut dalam sebuah ideologi yang disebut Pancasila.

Mahfud MD

Bagaimana Anda melihat Pancasila?

Pancasila itu selalu  menjadi tempat kembali jika ada konflik. Tahun ‘45 ada konflik ingin negara sekuler, negara ini, ingin negara itu. Tetapi akhirnya kembali ke Pancasila. Karena Pancasila diterima rakyat. Pihak-pihak yang ingin mengganti Pancasila seperti DI/TII, Permesta, PKI, berhasil ditumpas. Ada yang tidak puas berusaha mengganti lewat pemilu 1955. Setelah konfilk tidak selesai kembali ke Pancasila. Tidak puas lagi, Demokrasi Terpimpin keliru, muncul Orde Baru. Orde Baru tujuannya kembali melaksanakan Pancasila.

Orde Baru tidak puas lalu ada reformasi, diadakan Pemilu. Silakan pemilu jika rakyat menghendaki. Rakyat mendirikan banyak partai. Dalam pemilu ‘99, 87% peserta pemilu, menang dan mendukung Pancasila. Yang 13% ada yang punya alternatif lain. Ada ingin kembali negara agama. Dengan memasukkan faham syariah, kita kembali ke Piagam Jakarta. Bahkan akhir-akhir ini muncul Pancasila bersyariah. Indonesia bersyariah dan lain sebagainya.

Apa tantangan Pancasila saat ini?

Tantangan kita sekarang ada dua. Pertama dari sudut idenya atau dasar ideologi. Kedua tantangan riilnya di lapangan. Dari sudut ide, tantangannya adalah dengan hadirnya alternatif Ideologi lain. Khilafah, misalnya. Alasannya, Pancasila itu janggal harus ganti khilafah. 

Bagaimana dengan istilah Pancasila dan Indonesia bersyariah yang digaungkan belakangan ini?

Indonesia bersyariah itu berlebihan. Kita sudah bisa hidup bersyariah tanpa menyebutkan kata bersyariah. Syariah itu intinya bertakwa kepada Allah SWT. Misalnya, Kita harus berbuat adil, bermusyawarah dengan baik, menjadi pemimpin yang baik. Kita sudah bersyariah. Kata Indonesia atau Pancasila bersyariah itu ibaratnya, orang memasang plang menjual ikan di pasar ikan. Untuk apa ditambah-tambahkan lagi. Oleh sebab itu penting difahami, tanpa ada kata syariah kita sudah bersyariah.

Bagaimana dengan khilafah?

Sekarang ini banyak yang menakut-nakuti, awas kalau orang Islam jika tidak ikut khilafah masuk neraka. Khilafah itu dalam bahasa Arab artinya pemerintahan. Sehingga, orang yang tidak tahu dan baru mendengar menjadi radikal. Banyak yang baru belajar Islam, teriak-teriak khilafah di media sosial. Khilafah itu jalan Tuhan yang formal. Ada yang baru belajar bahasa arab lalu menulis di medsos, tetapi salah cara menulisnya. Banyak yang baru belajar sudah teriak-teriak. Padahal, khilafah itu artinya ikut jalan Tuhan dengan kejujuran, tidak harus formal dengan simbolis Islam.

>

Apakah khilafah ada di dalam ajaran Islam?

Ajaran Islam tentang khilafah itu ada sebagai prinsip bahwa setiap manusia punya pemerintahan. Namun sistem khilafah yang harus dibangun, itu tidak ada dalam Alquran maupun Hadist. Dalam Alquran itu hanya ada kata Khulaif, artinya orang-orang yang memimpin khilafah. Ada kata Sulthon pemerintahan, ada kata Mulk, Bilad, Balad, itu semua negara yang dipimpin khilafah. Sistem khilafah itu tidak ada yang baku. 

Sistem khilafah itu adalah ranah pilihan masyarakat, untuk melaksanakan bahwa negara itu harus ada. Sistem khilafah itu tidak ada yang tahu, karena itu tidak ada yang baku. Ada yang memilih khilafah parlementer seperti Malaysia, Pakistan. Ada yang bentuknya kerajaan monarki seperti Arab Saudi, ada yang bentuknya republik seperti Maroko, Libya Tunisia, Mesir. Kalau diurai satu-satu, saat ini ada 57 jenis khilafah yang tujuannya meterjemahkan ajaran Islam. Kalau ditanya mana yang benar, semua benar. Tergantung kebutuhan masing-masing dan sama-sama sah. Demikian juga Indonesia, yang berdasar pada ijtihadnya para ulama.

Kalau Anda punya dalil dalam Alquran dan Hadist tentang inilah sistem khilafah yang sebenarnya, saya mau ikut, karena saya Islam. Saya akan mengkampanyekan. Tapi sampai saat ini tidak ada. Dalam Liga Arab yang terdiri dari 57 negara, tidak ada yang sama khilafahnya, semua berbeda-beda. Yang mana yang benar, benar semua. yang penting, khilafah itu substansinya, pemimpin harus adil, amanah, sidik, fathonah.

Mahfud MD

Tapi banyak yang terbius dengan khilafah ini?

Kenapa khilafah itu menjadi seksi, sampai sekelas jenderal menyebut harus menyebut khilafah. Karena mereka tidak mengerti dan tidak bisa menjelaskannya. Khilafah harus adil, di Pancasila juga ada. Ini soal pelaksanaannya saja. Perbaiki negara ini agar melaksanakan perintah atau prinsip Pancasila agar menjalankan pemerintah yang baik. Tegakkan keadilan. Jadi ini bukan soal Pancasila. Ini soal komitmen. Ini soal memilih pemimpin.

Maksudnya?

Teman-teman dari HTI menyatakan pancasila gagal. Masa negara merdeka banyak orang miskin. Saat ini ada 25,6 juta orang miskin di Indonesia. Jika dibandingkan rasionya, sekarang penduduk miskin hanya 9,4 persen. Dulu jika Indonesia tidak merdeka dengan Pancasila, yang miskin bisa 90 persen lebih.