Esemka Jangan cuma Jualan Nasionalisme

Presiden Jokowi resmikan pabrik dan luncurkan produk Esemka.
Sumber :
  • Fajar Sodiq/VIVAnews.

VIVA – Pabrik mobil Esemka seluas 12 hektare di Boyolali, Jawa Tengah, mendadak ramai pada Jumat, 5 September 2019. Tempat yang semula tertutup rapat, kala itu terbuka lebar.

Pabrik yang mulai dideklarasikan sebagai tempat produksi mobil Esemka 2016 lalu, diketahui milik Hendropriyono. Kala itu, perusahaan yang menaungi Esemka ini adalah PT Adiperkasa Citra Esemka Hero atau Aceh, juga telah mengantongi izin produksi mobil Esemka. 

Setelah menunggu sejak 2012 proyek Esemka ini digulirkan. Di pabrik yang sama, akhirnya ada dua produk yang diluncurkan ke pasar nasional. Mobil itu berbasis pikap, yakni Esemka Bima 1.2 cc dan Bima 1.3 cc. Tapi bukan ACEH yang merilis, melainkan PT Solo Manufaktur Kreasi atau SMK. 

Presiden Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi Edy Wirajaya saat peluncuran dan dalam berbagai kesempatan mengatakan, perusahaan SMK merupakan 100 persen milik nasional. Tapi ditegaskannya bukanlah mobil nasional

"Perlu kami tegaskan di sini bahwa kami adalah perusahaan swasta nasional yang 100 persen dimiliki oleh swasta, dan kami bukan nasional seperti yang dipahami orang selama ini," ujarnya saat peluncuran mobil tersebut di Pabrik Esemka, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat, 6 September 2019. 

Dia pun menegaskan, sebagai perusahaan swasta, SMK mengikuti setiap aturan yang berlaku. Dipastikan pula, sumber daya manusia yang terlibat dalam merintis hingga proses produksinya merupakan pilihan unggul lulusan sekolah menengah kejuruan yang telah terseleksi. 

"Adik-adik lulusan SMK ini adalah anak bangsa yang ingin membuktikan bahwa mereka mampu berkarya bagi nusa dan bangsa serta mengharuskan nama Indonesia," ujarnya. 

Kerja keras SMK untuk mewujudkan produk ini diapresiasi oleh Presiden Jokowi. Meski bukan mobil nasional, adanya Esemka digembar-gemborkan sebagai terobosan baru di sektor otomotif nasional. 

"Mobil Esemka ini adalah brand dan prinsipalnya Indonesia. Brand dan prinsipal Indonesia. Ini adalah merek kita sendiri. Ini harus kita acungi jempol keberanian dari PT Solo Manufaktur Kreasi ini," ungkapnya di tempat yang sama. 

Jokowi yakin, Esemka Bima akan laris manis di pasar Indonesia. Apalagi, harga yang dibanderol yaitu Rp95 juta (off the road) sepadan dengan produk tersebut. Dia pun telah menjajal langsung dan puas dengan apa yang dirasakan.

"Saya tidak ingin memaksa pada bapak, ibu dan saudara semuanya untuk membeli. Tapi kalau lihat produknya tadi, saya sudah membuka, sudah mencoba, sudah melihat, sudah tes, memang wajib kita beli barang ini," ucapnya. 

Dia pun meyakini produksi Esemka dapat memicu pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya di Boyolali dan sekitarnya. Sebab, dalam produksi Esemka, banyak didukung dengan industri-industri menengah dan pekerja lokal.

Meskipun dia mengakui, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang disematkan dalam Esemka masih jauh dari kriteria mobil nasional. Artinya, masih banyak kandungan impor di dalamnya.

"Saya lihat dan saya senang, suplier-suplier dan komponen-komponen yang ada banyak sekali yang berasal dari dalam negeri, artinya local content-nya juga sudah baik. Meskipun pasti belum sampai ke angka 80 persen apalagi 100 persen," ungkapnya. 

Terlepas dari hal tersebut, Jokowi menggarisbawahi, dengan peluncuran ini membuktikan produsen otomotif nasional sudah siap bersaing dengan produk impor di pasaran. Karena itu perlu dukungan dari masyarakat. 

"Kalau beli barang dari produk lain ya kebangetan, apalagi impor. Tapi memang memiliki keunggulan yaitu ini brand dan prinsipal Indonesia," ujarnya. 

Mirip mobil China