Dari Dulu Kita Sudah Impor Sampah

Yuyun Ismawati Drwiega
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Komisi IV DPR RI menemukan 1.078 kontainer scrap plastik impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Ribuan kontainer scrap plastik itu akan dikembalikan ke negara asal karena bercampur sampah.

Ini bukan kasus pertama. Sebelumnya Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mengaku telah mencegah kurang lebih 2.041 kontainer berisi sampah limbah di Pelabuhan Tanjung Perak, Batam, Pelabuhan Tanjung Priok, dan Tangerang.

Direktur Eksekutif BaliFokus Yuyun Ismawati mengatakan, masalah impor limbah ini hanya dapat diselesaikan pemerintah, misalnya memasukkan kembali sampah ilegal yang ada di Indonesia ke negara pengirim. Kepada VIVAnews aktivis lingkungan ini mengatakan, pemerintah perlu menerbitkan kebijakan yang mengatur soal limbah penting seperti yang dilakukan China.

Demikian petikan wawancaranya.

Masyarakat dikagetkan dengan impor sampah dalam jumlah besar di sejumlah pelabuhan. Tanggapan Anda?

Impor sampah itu sebetulnya dilakukan karena pasokan dari dalam negeri kurang ajeg atau kurang jelas, jadi tidak ada jaminan. Pengusaha-pengusaha yang melakukan impor plastik, impor kertas sebagian besar karena tidak mendapatkan pasokan material yang dapat mencukupi kebutuhan mereka dari dalam negeri sendiri. 

Kedua, karena adanya perdagangan global di seluruh dunia, barang-barang ini berputar selalu. Karena ini perdagangan global, jadi barang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dan transaksi juga berjalan dari satu tempat ke tempat lain. 

Rapat kabinet membahas impor sampah

Apakah tak ada regulasi terkait hal itu?

Ada beberapa hal yang harus diatur di Indonesia. Yang sekarang ini aturannya sudah berubah dibandingkan empat tahun yang lalu, 2016. Aturannya boleh mengimpor limbah yang tidak berbahaya beracun sejenis sampah rumah tangga, untuk enam komoditi atau enam jenis barang.

Dan dua sektor yang diregulasi di situ, sektor kertas dan logam di peraturan sebelumnya impor tidak perlu mendapatkan rekomendasi dari tiga kementerian terkait, jadi cukup dari Kementerian Perindustrian saja mereka sudah bisa mengimpor. Tetapi dengan ditutupnya pintu ekspor ke China, karena China tidak mau lagi mengimpor barang-barang kotor, semua barang diekspor ke Indonesia, atau yang dikirim dari negara lain, meningkat drastis. Karena sekarang itu Malaysia sudah tutup pintu, Filipina juga sudah tutup pintu, Vietnam juga menutup pintu. Jadi barangnya melimpah ke Indonesia. Karena di Indonesia sejak empat tahun lalu itu kita tidak ada peraturan yang tegas. Dan kalaupun mengimpor masih diperbolehkan, tidak perlu meminta rekomendasi tiga kementerian.

Bagaimana dengan KLH?

Kementerian Lingkungan Hidup sudah tidak mau memberikan izin baru lagi. Karena mereka tahu kalau ini bakal dipermasalahkan ke depan. Jadi sejak 2016 itu, KLH sebenarnya sudah tidak mengeluarkan izin baru untuk sampah plastik. Tetapi banyak impor sampah plastik yang masuk yang diselundupkan bersama-sama impor sampah kertas.

Apa dampak dari banyaknya sampah plastik yang masuk ke Indonesia?

Temuan dan laporan yang kami rilis pada bulan Oktober kemarin, di situ bisa terlihat hubungan antara sampah impor dan racun yang beredar di masyarakat, terutama di rantai makanan, dalam hal ini telur. Dan ternyata bukan telur saja yang kami temui mengandung konsentrasi yang berbahaya dan beracun, tetapi juga tahu.

Sampah-sampah yang masuk ke Indonesia itu berasal dari negara mana saja?

Banyak, dari berbagai negara. Ada yang dari Asia dari China, dan dari negara tetangga kita. Tetapi yang paling besar adalah dari Amerika, Eropa, kebanyakan dari 28 negara di Uni Eropa itu. Dari Inggris juga ada. Tetapi yang terbesar dari Amerika dan beberapa negara di Uni Eropa. Negara di Eropa itu ada UK, Jerman, ada Belanda. 

Direktur Eksekutif BaliFokus Yuyun Ismawati

Jadi sampah yang paling besar masuk ke Indonesia itu dari Amerika?

Iya. Tetapi dia bergabung atau barangnya dititipkan dengan Marshall Airlines. Jadi kalau data yang resminya dari Amerika itu, jumlahnya lebih kecil daripada yang dititipkan melalui Marshall Airlines. Sebetulnya kan agak aneh kalau kita melihat data itu, tetapi itu faktanya itu yang terjadi.

Kenapa kita impor sampah? 

Karena dari dulu memang sudah ada impor sampah, tapi tidak dikontrol atau dicek.

Kabarnya sampah itu itu sudah dikembalikan ke negara pengirim?

Dari penelusuran kami memang katanya ada beberapa kontainer yang sudah dikembalikan ke negara pengirim. Karena kami juga tertarik untuk menelusuri dan mengawasi apakah betul barang-barang itu tiba ke negara pengirim. 

Selanjutnya, bisnis ilegal..