Usai Meluluhlantakkan Kampung Pulo, Mana Lagi Target Ahok?

Kampung Pulo
Sumber :
  • ANTARA/Sigid Kurniawan

VIVA.co.id - Pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, alias Ahok, nyata adanya. Tak pandang bulu, dia 'menyikat' habis semua yang ada di Kampung Pulo, Jantinegara, Jakarta Timur.

Kampung yang telah ditinggali puluhan tahun itu, diratakan dengan tanah pada Kamis pagi pada pekan lalu, 20 Agustus 2015.

Meski aksi itu diwarnai kericuhan, namun, upaya orang nomor satu di Jakarta tersebut, untuk merelokasi warga di bantaran kali Ciliwung, bisa dikatakan terbilang berhasil.

Semua warga, mau tidak mau harus ikut saran Ahok. Mereka dipindahkan ke rumah susun sewa (rusunawa) Jatinegara Barat. Tempat yang dianggap layak, daripada harus tinggal di atas air.

Baca juga:

Sebab, selain tak kebanjiran saat musim penghunan tiba, warga Kampung Pulo harus berbangga diri, karena rusunawa yang dibuat Ahok itu terbilang standar apartemen 'mewah'.

Memasuki hari ke kelima penggusuran di Kampung Pulo, petugas sudah mulai mengerjakan pembangunan inti, yakni pemasangan tiang-tiang pancang di tepian sungai itu.

Kepala Proyek Pelaksana Normalisasi Sungai  Ciliwung, Asep Sopian, Senin 24 Agustus 2015, mengatakan tiang pancang dipasang sebagai langkah awal normalisasi Sungai Ciliwung. Tiang pancang itu merupakan penyangga utama sheet pile, alias turap beton yang akan dibangun nanti.

"Ini mulai pemasangan tiang pancang. Kita setting dulu untuk mengepaskan ukurannya," ujar Asep di Kampung Pulo.

Menurut Asep, tiang pancang serupa, sebelumnya juga sudah dipasang di sepanjang bantaran Ciliwung mulai dari Jembatan Tongtek di Kampung Melayu hingga perbatasan RW 03 Kampung Pulo.

Asep menjelaskan, setiap satu tiang pancang itu, memiliki lebar 50 sentimeter. Dengan ukuran itu, dalam sehari bisa dipasang setidaknya 20 tiang pancang, dan
menargetkan dalam pembangunan turap akan rampung dalam 100 hari kerja.

Sementara itu, pemasangan tiang pancang ini akan dilakukan sepanjang 1,9 kilometer. "Perkiraan paling tidak sehari, kita bisa memasang tiang pancang sepanjang 600 meter," ucapnya.

Asep menuturkan, pihaknya juga akan membuka akses terlebih dulu untuk memudahkan masuknya material. Sebab, di wilayah Kampung Pulo masih ada bangunan yang belum dibongkar. "Kalau dari pihak ahli waris musala mau bongkar, baru bisa masukin material-material berat lainnya," katanya.

Baca juga:

Seperti diketahui, kawasan Kampung Pulo yang dahulunya dijejali ratusan bangunan liar, kini sudah kosong. Seluruh bangunan yang berdiri di bantaran sungai telah rata dengan tanah. Saat ini, yang tersisa dari Kampung Pulo hanya bangunan musala dan tiga kuburan.