Belajar dari Mobil Nasional Proton

Pabrik Proton di Malaysia.
Sumber :
  • www.corporate.proton.com

VIVA.co.id – Hingga saat ini, istilah mobil nasional, atau biasa disingkat mobnas, masih belum memiliki definisi yang pasti. Ada yang mengatakan, semua mobil yang dibuat di dalam negeri masuk dalam kategori mobnas.

Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) dari Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, saat ini yang terpenting adalah kendaraan yang dirakit dengan komponen lokal, bukan hanya sebuah mobil dengan nama lokal, yang akhirnya tidak diminati.

“Mobil itu adalah barang konsumsi, yang penting komponennya di sini. Buat apa mobil nasional kalau komponen impor? Mobil yang ada di jalan itu buatan anak negeri, meskipun menggunakan merek luar,” kata Suryawirawan saat diwawancara beberapa waktu lalu.

Namun, ada pula yang berpendapat, mobil nasional adalah mobil yang tidak hanya dibuat, namun juga dirancang, di dalam negeri.

“Dirancang beda dengan dirakit. Dirancang mulai dari awal, dari tidak ada menjadi ada. Kalau dirakit, diambil komponen yang sudah ada. Jadi, ini kan berbeda persepsinya,” ujar Ketua Bidang Marketing dan Komunikasi Asosiasi Industri Automotive Nusantara (ASIANUSA) Dewa Yuniardi.

Berbeda dengan di Indonesia, dimana istilah mobil nasional masih menjadi perdebatan, negara tetangga Malaysia sudah lama memiliki mobil nasional, yakni Proton.

Berawal dari pembelian mobil merek Mitsubishi yang diganti mereknya menjadi Proton, kini perusahaan tersebut sudah mampu merancang dan memproduksi mobil sendiri.

Namun, mereka akhirnya mengetahui, bahwa membuat mobil dengan merek sendiri tidak semudah yang dibayangkan. Sebagai contoh, Toyota dan Honda perlu waktu lebih dari 30 tahun untuk bisa sebuah perusahaan otomotif besar seperti saat ini.