Setya Novanto: Dihantam Kiri-kanan, Kini Jadi Ketua Golkar
- VIVA.co.id/Ezra Natalyn
VIVA.co.id – Selasa pagi, 17 Mei 2016, Setya Novanto resmi terpilih menjadi Ketua Umum DPP Partai Golkar, meneruskan kepemimpinan Aburizal Bakrie (ARB). Mantan Ketua DPR itu mengatakan cukup terkejut saat perolehan suaranya jauh melampaui rival-rivalnya. Bagi Setya, ini adalah hasil dari kerja keras selama tiga bulan.
Untuk kepemimpinan selama tiga tahun nanti, Setya sudah mulai menyusun rencana agar Partai Golkar meraih kembali kejayaan yang pernah dirasakan sebelumnya. Setya bahkan tak menampik telah memiliki ancang-ancang mendukung calon presiden pada Pemilu 2019. Tak lain adalah Presiden Joko Widodo sendiri.
Menjelang gelap pada Selasa itu, Setya ditemui dengan tetap berpenampilan rapi, mengenakan kemeja kuning khas Golkar dengan label nama di dada, Setya Novanto. Pewarta mewawancarainya saat berada di penginapan mewah, Mansion Villa, Kawasan The Mulia Hotel & Villas, Nusa Dua, Bali.
Dalam wawancara terbatas media kepada VIVA.co.id dan tiga media lainnya, Setya Novanto bercerita pula soal isu negatif terkait dirinya yang dia sebut terlalu dibesar-besarkan. Berikut kutipan wawancaranya.
Sudah dihubungi Menkopolhukam Luhut Pandjaitan setelah terpilih?
Ya, Pak Luhut kan teman. Beliau sahabat yang luar biasa.
Berapa lama sudah mengenal Luhut Pandjaitan?
Sudah puluhan tahun. Sejak Beliau jadi duta besar (dubes). Dubes Singapura, 13 tahun lalu kan. Jadi dubes terus jadi Menteri Perindustrian, terus Beliau jadi pengusaha, jadi legislatif.
Bagaimana ucapan selamatnya?
Ya mengucapkan selamat karena dengan suatu perjuangan yang luar biasa karena ini kan calon semuanya mempunyai visi dan misi yang bagus sekali memberikan pemikiran-pemikiran yang luar biasa terhadap Partai Golkar dan juga kepentingan-kepentingan negara. Itu saya lihat mulai dari acara di TV mulai debat sampai kepada masalah-masalah (yang dibicarakan), itu bagus sekali.
Rasanya bagaimana waktu penghitungan tiba-tiba suara Anda makin unggul?
Ya di luar dugaan saya juga. Semua kan suatu proses yang panjang. Mungkin karena saya keliling ke daerah tingkat satu sampai tingkat dua di 34 provinsi selama 3 bulan. Itu dengan keliling itu akhirnya mendapat masukan-masukan yang sangat berharga yang banyak belum mengetahui bahwa masih banyak masalah dan kesulitan pada saat ini dan strukturnya kebanyakan yang di daerah itu sudah harus disempurnakan. Dengan keadaan itu tentu saya sangat bersyukur karena bisa mendekatkan pada kabupaten dan provinsi sehingga tahu keluhan tahu masalahnya. Sekarang tinggal bagaimana mengatasinya selama 3 tahun setengah.
Perolehan suara 277 sesuai harapan atau tidak?
Kalau perhitungannya saya dengan tim waktu diskusi dengan Pak Yorrys (Yorrys Raweyai) ketika itu ditunjukkan bahwa itu bisa 340.
Artinya ada suara yang dicuri?
Ya karena pemilihan itu pemilihan tertutup itu punya kesempatan juga mereka kepada calon-calon lain dengan suatu ya pasti apresiasi juga kepada calon yang lain. Tapi itu juga saya sudah terima kasih kepada DPD I dan DPD II karena mencapai angka itu karena semua juga mengklaim dengan angka yang ada 400 ada yang 300. Bahkan saya ditawari salah satu kandidat untuk menjadi sekjen. Saya diam saja.
Siapa yang menawarkan itu?
Ya tapi saya appreciate semua calon-calon menawarkan dan kalau saya jadi, begitu.
Anda menawarkan jabatan juga tidak kepada rival bakal calon ketua umum?
Ya saya tentu sebagai calon beri kesempatan kalau mau sama-sama. Tetapi pada akhirnya apa yang dilakukan ternyata di luar dugaan saya semua. Bahwa calon-calon hanya Pak Ade Komarudin yang angkanya tinggi. Yang saya kaget itu seperti Pak Airlangga kecil, tahapan dari Pak Ade kan Pak Aziz. Dan Pak Aziz justru saya sangat apresiasi. Pak Yasin Limpo suaranya begitu naik ternyata kekuatan beliau itu pada daerah-daerah tinggi.
Masih ada gerbong atau faksi-faksi di Golkar, bagaimana mengakomodirnya di kepengurusan Anda?
Sekarang ini kan kepengurusan kerja yang sangat pendek ya. Jadi saya mencari orang-orang yang mau bersama-sama itu adalah orang-orang yang mau kerja karena sebagian yang ada di kepengurusan hanya formalitas besar tapi kemudian enggak jalan.
Tapi tentu juga kita perhatikan semuanya punya background dari semua sisi ya. Dari pihak Jusuf Kalla, dari pihak Pak Ginanjar, dari pihak Pak Akbar Tanjung belum lagi tim-tim yang kita selama ini kerja. Itu kan harus mulai kita pikirkan sama-sama.
Termasuk kandidat ketua umum kemarin juga akan diperhatikan?
Pasti itu akan semua kandidat akan kita perhatikan betul-betul karena mereka sudah mengeluarkan pemikiran ambisi yang sangat besar dan maksudnya untuk DPD II.
Kenapa memilih Idrus Marham sebagai sekjen? Kabarnya Luhut (Menko Polhukam Luhut Pandjaitan) sudah sempat meyodorkan nama?
Kalau Golkar itu, dasarnya waktu didirikan itu memang dengan pemerintah ya, atau jalur ABG (ABRI, Birokrasi, Golkar). Hanya posisi sekjen sekarang ini kita harus menjalankan dalam waktu program yang sangat pendek. Karena itu, tidak lain kita ambil yang sudah mempunyai pengalaman-pengalaman untuk bisa sama-sama dengan saya untuk mencarikan formasi yang betul-betul bisa berjalan, baik secara administrasi.
Terus masalah yang berkaitan dengan komunikasi ke daerah-daerah. Nah, ini tentu tidak bisa lagi orang yang belajar tapi harus sudah siap. Nanti pada saat-saat itu ketika kita sudah menemukan orang yang tepat dan sudah belajar, nanti baru kita bicarakan dengan teman-teman karena saya akan membiasakan di dalam organisasi yang ada itu selalu membicarakan kebersamaan. Tapi juga kita akan putuskan secara tepat waktu secara cepat jangan sampai masalah itu keteteran. Sekarang itu komunikasi yang paling penting.
Berapa nama yang disodorkan Luhut Pandjaitan?
Yang jelas ada yang ditawarkan bukan hanya dari dalam tetapi ada juga dari beberapa itu (purnawirawan). Artinya semua memberikan suatu pandangan-pandangan. Pandangan itu untuk menjadi perhatian kita mana yang bisa nafasnya sama-sama dan partai politik yang mereka bisa sesuaikan dengan kondisi yang sekarang ini.
Tapi, saya yakin karena pihak TNI itu biasanya sudah punya pengalaman yang luar biasa, khususnya dalam kepemimpinan dalam birokrasi dan juga secara administrasi mereka biasanya kuat sehingga penyesuaian-penyesuaian itu perlu ada tahapan-tahapan untuk mengetahui.
Aburizal Bakrie) bakal diajak menyusun kepengurusan Dewan Pengurus Pusat Golkar?
Ya, tentu meski Pak Ical (Aburizal Bakrie) sudah memberikan dukungan penuh kepada saya sebagai ketua umum. Beliau tidak mau mencampuri urusan-urusan di dalam organisasi, penempatan orang-orang tapi tentu sebagai penasehat atau pembina saya tetap mengadakan konsultasi. Mungkin ada hal-hal yang menurut Pak Aburizal juga baik dan saya juga mendengarkan daripada yang lain. Saya minta masukan juga supaya ini benar-benar tepat the right man at the right place.
Bagaimana rencana konsolidasi partai menghadapi pilkada dan juga Pemilu nantinya?
Dalam 100 hari ini kan waktunya bertepatan dengan bulan Ramadan. Nah tentu masalah pilkada itu enggak bisa kita 2017 itu dalam waktu dekat ini. Makanya program ini saya akan langsung keliling ke daerah-daerah sambil melihat DPD tingkat II dan I calon-calon pilkada itu sudah harus dipersiapkan.
Dengan persiapan itu, tentu saya akan melakukan bersama tim untuk mengevaluasi yang mana pada akhirnya kita akan mulai melihat mana yang terbaik. Yang saat sekarang ini kan pemenang daripada tingkat II peranannya sudah kita perbesar.
Tapi, dalam penjaringan bupati penting kita ikutkan. Kita berikan tak lepas dari harus kita nilai melalui konsultan independen yang pada akhirnya konsultan independen itu, kalau dulu itu adalah dilakukan oleh pihak calon kalau sekarang saya akan mencoba supaya kita cari konsultan yang benar--benar independen supaya berkualitas calon-calon bupati yang baik.
Prioritasnya akan majukan kader atau (figur-figur) populer di pilkada?
Ya, sekarang kader itu sendiri. Tapi kalau harus mengusung kader lain kalau itu disetujui pihak DPD II yang mengusulkan meskipun kita adakan evaluasi, karena strateginya nanti secara keputusan memang tetap di pusat tapi kita beri penguatan di DPD II, maka saya pikir saya harus betul-betul hati-hati dalam pilkada-pilkada ini.
Soal ide dana bergulir yang Anda sampaikan untuk menghilangkan mahar politik, bagaimana konkretnya?
Ya konkretnya itu saya akan mencari di setiap provinsi itu tentu ada satu provinsi yang menjadi kekuatan yang terbaik dari yang terbaik. Kita akan coba putuskan soal mereka, kita bantu. Bisa berupa konsultannya, bisa bantuan peraganya, bisa bantuan untuk masalah yang untuk meringankan beban-beban pihak calon. Ya nanti kalau memang yang terbaik bisa sukses, maka mereka itu bisa kita gulirkan kepada calon-calon yang lain. Cuma itu tahapan-tahapan yang harus kita lakukan.
Dana awal akan dikumpulkan dari mana?
Ya ini kan kalau di Partai Golkar itu banyak yang belum dioptimalkan. Dari para pengurusnya itu saat saya lihat itu, banyak mereka enggak kita optimalkan. Inilah yang akan kita optimalkan untuk bisa melakukan pembiayaan-pembiayaan, baik pembiayaan pada partai, biaya pada pilkada-pilkada, yang memang kader-kader Golkar yang mempunyai kemampuan lebih.
Mereka akan diminta iuran?
Ya ada beberapa hal caranya. Yang mempunyai kemampuan lebih itu kita akan ketuk hatinya. Kita biasa lakukan. Sejak (saya) dulu pernah punya pengalaman bendahara umum, kader-kader kita betul-betul banyak yang mau ikhlas membantu.
Bagaimana cara Partai Golkar mendorong perubahan anggaran dana politik untuk parpol?
Ya, saya sih terus terang mengharapkan ya. Sekarang kan dana dari pemerintah itu memang sangat kecil. Ini kalau saya lihat itu, biaya per anggota itu hanya Rp108 per suara, kecil sekali. Jadi itu enggak cukup buat biaya listrik. Ya kalau di daerah-daerah itu sangat kecil sekali. Apalagi biaya di kantor.
Berapa kira-kira biaya subsidi partai yang ideal?
Memang kita mesti sesuaikan dengan kemampuan negara saat sekarang. Kalau nanti stabil ya tentu kita akan mulai menuntaskan karena itu kan sebenarnya biaya bisa menjadi bagian yang membantu partai politik. Partai politik itu pada dasarnya juga bekerja sama bagi kepentingan negara.
Nah, kalau mereka dapat suatu bantuan untuk pembiayaan ini akan sangat memudahkan mereka untuk bisa memperjuangkan partisipasi dalam program-program pemerintah. Ini memang masih saya harus rundingkan dengan partai-partai lain karena kebanyakan partai yang dibayar jumlahnya kecil pasti memang mereka keberatan. Kalau partainya besar dapat besar yang kecil dapat kecil. Yang perlu diluruskan sebenarnya ini demi kepentingan negara, kepentingan pemerintah.
Apakah Anda akan mundur dari posisi Ketua Fraksi Golkar di DPR, termasuk mundur dari posisi anggota DPR?
Ya, kita lihat perkembangannya. Ini ada proses yang harus kita lakukan. Pertama harus cari orang yang tepat, kan begitu. Fraksi itu di kebanyakan partai jadi ujung tombak untuk mengatur persoalan-persoalan baik legislatif dan dalam mewujudkan masalah legislasi ini sekarang itu kita akan lakukan bahwa sebaiknya partai memberikan pedoman-pedoman dulu kepada Parlemen.
Kalau di Fraksi Partai Golkar, maka partai harus wujudkan yang harus dilakukan oleh Parlemen dalam hal legislasi, apakah dalam hal ketahanan pangan, energi, industri. Terus kalau kita ingin menaikkan anggaran yang terkait masalah kepentingan negara atau kesejahteraan rakyat, ini prioritas-prioritas program tentu harus kita buatkan. Nah ini memang tugasnya partai sekarang, enggak dibalik bahwa kepanjangan partai itu di fraksi. Kita balik tuh, bahwa orang yang di partai harus membuat suatu pedoman bahwa pedomannya ini tolong diperjuangkan untuk kepentingan rakyat.
Siapa kira-kira kandidat yang bakal menggantikan sebagai ketua fraksi?
Nanti tanya Pak Yorrys (Yorrys Raweyai). (tertawa)
Dengan Ketua DPR (Ade Komarudin) ada yang mempersepsikan Anda kurang harmonis. Jadi yang menjadi Ketua DPR saat ini akan dirotasi atau bagaimana?
Kalau saya sih dulu Pak Ade, ketua fraksinya dulu saya, selama empat tahun saya jalankan dengan baik. Sekarang dia Ketua DPR, saya ketua fraksi, hubungan ini saya selalu buat yang terbaik. Sebagai timbal balik bisa menyelesaikan agenda-agenda yang ada.
Nah, kalau orang ada menganggap persepsi itu (tak sejalan), saya malah enggak (merasa) ya. Yang jelas saya enggak pernah berpikiran bahwa Pak Ade itu (rival). Ya tentu pasti sebagai ketua partai saya tentu akan melakukan evaluasi-evaluasi apa yang harus dijalankan oleh fraksi dan juga DPR. Apa sih yang disebut kita kerja sama dengan pemerintah itu karena Golkar itu adalah mitra pemerintah.
Jadi, dasarnya itu Pak Aburizal Bakrie telah mewujudkan visi Negara Kesejahteraan 2045. Ini memang program yang sudah dicanangkan dari tahun ke tahun sampai 2045. Nah, program ini yang sebenarnya visi yang harus dilakukan sebagai platform dari Partai Golkar. Untuk menjalankan visi ini untuk bisa disampaikan kepada pemerintah melalui DPR. Nah ini jadi tugasnya memang di Partai Golkar sekarang harus benar-benar mempunyai visi yang kuat karena politik legislasi politik anggaran itu akan jadi kekuatan untuk bisa menekankan visi partai itu.
Ini yang sekarang yang kami haruskan dan Partai Golkar mempunyai bupati, wali kota, punya gubernur, terus kita punya anggota DPR RI, DPRD tingkat I, tingkat II, punya pensiunan TNI, pensiunan Polri, dan juga pensiunan PNS. Ini kan bisa satu untuk mendukung kebijakan-kebijakan pemerintah. Dengan kita mendukung ini kita harapkan perekonomian kita juga bisa naik. Ini yang paling penting sekarang.
Mendukung pemerintah artinya berharap ada bagian di kabinet, bagaimana?
Ya kalau kabinet itu kan hak prerogatif presiden. Jadi hak prerogatif presiden ya.
Tapi kalau ditawarkan posisi (pos kementerian) yang mana kira-kira yang paling pas?
Saya terus terang saja, Presiden mengetahui mana yang baik untuk kepentingan kabinetnya, jadi pengalaman-pengalaman saya dengan Beliau itu tentu saya dapat mengetahui bahwa Beliau memikirkan orang yang betul-betul mempunyai dedikasi yang tinggi untuk kebutuhan negara. Jadi itu yang saya lihat di sini.
Anda sudah mempertimbangkan figur-figur dari Golkar yang bagus untuk masuk kabinet?
Ya, tergantung daripada hak prerogatif presiden itu mengarahkan ke mana. Kalau politik harus siapa orangnya, kalau yang ekonomi kita tahu orangnya yang mana. Tapi itu kan karena hak prerogatif presiden saya enggak berani.
Sudah dapat ucapan selamat dari Presiden?
Ah itu rahasia. (tertawa).
Kalau dari Pak Jusuf Kalla (JK) sudah?
JK belum. Saya tadi tuh sampai pagi sih ya. Saya pagi tidur.
Kalau pimpinan dari parpol lain?
Pak Surya Paloh (NasDem), terus dari PAN, dan juga partai-partai lain.
Megawati (Soekarnoputri) sudah mengucapkan selamat?
Belum, belum. Bu Mega belum.
Pak Jokowi kini mendapat tempat istimewa di Golkar terlebih ada pandangan DPD ingin mengusulkan Pak Jokowi untuk calon presiden 2019. Benar begitu?
Kalau Partai Golkar itu saat ini Pak Jokowi masih yang terbaik. Jadi kita akan pikirkan terus untuk bisa bekerja sama dengan pemerintah dan juga Pak Jokowi. Secara kinerja Pak Jokowi sudah baik ya, khususnya infrastruktur jalan, betul-betul luar biasa itu. Jadi, betul-betul akan kita support terus.
Jika pada Pemilu 2019 PDI Perjuangan enggak mengajukan Jokowi, apakah Golkar akan memajukannya di Pemilihan Presiden?
Ya kami dukung kalau Pak Jokowi.
Ngomong-ngomong yang dekat dengan keluarga Cendana itu sejak lama adalah Anda. Naun di pemilihan ketua umum yang didukung Cendana justru Pak Ade Komarudin. Apa sudah tidak mesra lagi dengan Cendana?
Saya sangat dekat dengan Cendana. Ya saya datang ke tempatnya Mas Tommy (Hutomo Mandala Putra), saya juga dekat dengan Mbak Tutut (Siti Hardiyanti), Mbak Titiek (Siti Hediati). Komunikasi saya tetap intens. Tapi kalau masalah pilihan politik ya saya tidak ikut campur. Kalau hubungan tetap saja baik dan sangat baik.
Setelah jadi Ketua Umum Golkar, keinginan selanjutnya jadi calon presiden atau calon wakil presiden?
Saya ini dari dulu ya saya hidup saya kan susah dari mulai bawah. Sopir ya macam-macam yah.
Tapi pernah dinobatkan pria paling tampan (versi salah satu majalah di Surabaya)?
Tapi itu kan juga buat cari duit. Kalau enggak, enggak bisa bayar kuliah. Nyupir-nyupir kan dapat uang juga buat bayar kuliah. Menurut saya sih saya selalu mensyukuri apa yang sudah saya dapatkan. Saya tidak pernah terpikir untuk menjadi ketua DPR atau ya partai memberikan jalan saya untuk menjadi ketua DPR. Tapi kalau untuk menjadi calon presiden, saya malah enggak pernah berpikir untuk ke sana.
Saya malah berpikirnya sekarang ini konsentrasi kepada kepentingan partai. Saya ingin membesarkan partai, saya serius untuk partai. Saya akan bekerja penuh untuk membesarkan partai ini. Jadi ini yang saya harapkan dan saya juga tidak kepikiran jadi presiden/wakil presiden. Ini jadi ketua umum Partai Golkar saja saya sudah bersyukur.
Jadi siapa yang akan didorong untuk menjadi capres 2019?
Jokowi-lah tentunya.
Calon wakil presidennya?
Nah kalau itu kami serahkan kepada Pak Jokowi kan. Pak Jokowi kan sudah tahu apa yang harus dilakukan.
Anda tak jarang dikaitkan dengan persoalan seperti korupsi dan jika jadi ketua umum Golkar, citra partai akan jelek. Bagaimana tanggapan Anda?
Ya saya yakin bahwa citra Golkar akan membaik. Apalagi yang sekarang ini tidak lagi oposisi dan sudah bekerja sama dengan pemerintah. Hal-hal yang selalu diisukan kepada saya itu sampai saat ini saya enggak memungkiri bahwa isu itu selalu diberikan kepada saya. Tapi kenyataan yang ada kan, saya tidak pernah berbuat salah. Tapi isunya yang dibesar-besarkan selalu.
Dan sampai saat sekarang ini, Alhamdulilah, bahwa semua isu yang kepada saya itu, pada akhirnya tidak terbukti. Nah, pada akhirnya saya kan sudah menyadari kalau lari ke politik itu ada konsekuensi dihantam kiri-kanan. Jadi, kita harus kuat harus tabah, karena saya yakini bahwa saya tidak pernah melakukan kesalahan-kesalahan.
Dan terbukti bahwa (atas) saya tidak pernah terjadi suatu hal yang menyalahi kepentingan negara. Tapi, kalau tuduhan-tuduhan itu ya saya terima karena toh saya ampuni orang yang melakukan itu.
Bagaimana cara Golkar mendongkrak suara di Pemilu dan pilkada?
Nah, ini tugas ketua umum Partai Golkar untuk bisa menaikkan itu. Pasti saya mempunyai program yang jangka panjang. Program 100 hari, program setahun, program tiga tahun. Program ini yang pertama rekonsiliasi pada seluruh baik dari pusat maupun hingga ke daerah.
Kedua, juga berkaitan dengan daerah-daerah. Daerah-daerah ini, kita akan perkuat dan sempurnakan adanya jaringan-jaringan di kecamatan di kelurahan di desa. Yang ketiga ini tentu kita akan lakukan suatu perwujudan visi Negara Kesejahteraan 2045 ini.
Kita akan jalankan sesuai dengan pedoman. Pedoman Partai Golkar untuk bisa menggerakkan para bupati, para gubernur, wali kota, DPR, DPRD. Kini kita akan pusatkan untuk melakukan evaluasi-evaluasi sehingga bisa melakukan kerja sama dengan pemerintah. Ini yang paling penting untuk saat sekarang ini.
Tentu berkaitan dengan program-program pilkada dan juga pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. Jadi, kita sudah persiapkan sekarang. Sehingga saya akan canangkan nanti untuk mewujudkan transformasi partai yang modern, solid, dan berakar, untuk bisa merebut kejayaan Partai Golkar.
Itu makanya ada strategi program yang bisa saya lakukan target nanti anggota DPR yang sekarang 91 itu sekarang kan 14,75 persen. Ini akan saya betul-betul naikkan menjadi target 20 persen. Target 20 persen ini tentu saya ingin nanti ke sana. Kita sudah mulai evaluasi-evaluasi menjadi keputusan-keputusan yang cepat.
Kan kita di pilkada-pilkada juga kebanyakan sering terlambat untuk memutuskan. Jadi kasihan mereka itu yang sudah harus kampanye tapi karena birokrasinya terlalu lama di pusat, ini biasanya bisa menghambat. Dan sekarang kita akan percepat saja yang berkaitan dengan program-program pilkada, terus pemilihan-pemilihan di daerah-daerah itu semua akan kita berikan keputusan yang cepat supaya mereka cepat untuk bisa sosialisasi kepada masyarakat.
Untuk DPR agar menemukan komposisi yang tepat, apakah akan melakukan rotasi?
Di DPR itu hal yang biasa ya, kita selalu awasi. Saya sejak menjadi ketua fraksi yang terdahulu kan sudah dua tiga kali mendapat penghargaan-penghargan ketua fraksi terbaik. Ya semua ini kalau di DPR itu hal yang biasa kita mengadakan rotasi. Jadi kalau memang mereka sudah terlalu lama, ini tentu mulai kita pikirkan supaya bisa berkesinambungan dengan masalah-masalah, supaya kejenuhan-kejenuhan itu tidak ada.
Berarti akan ada rotasi ya?
Ya, dalam waktu dekat ini apa yang sudah baik akan kita teruskan. Dan kalau ada hal-hal secara evaluasi, untuk itu di partai ada hal yang membidanginya yaitu ketua bidang legislatif dan yudikatif. Itulah tugasnya nanti untuk bisa mengevaluasi. Jadi nanti kebalikannya adalah yang ada di partai mereka harus bisa bekerja sama dengan anggota-anggota Parlemen yang diminta suatu masukan. Kit juga akan memberikan pedoman dari Komisi I hingga Komisi XI. Semua punya bidang-bidang semua tuh.
Kira-kira rotasi akan dimulai dari posisi mana?
Nanti dulu.
Ada posisi ketua harian, bagaimana pembagian tugas dengan ketua umum DPP?
Sekarang lagi dirumuskan sama nanti kita akan bicarakan mengenai job description daripada pengurus harian itu
Sudah ada bayangan posisi untuk tujuh mantan bakal calon ketua umum di kepengurusan nanti?
Yang jelas sekarang itu ada formatur dan saya harus konsultasikan tetapi secara kebersamaan kepada tujuh, tentu kita (lihat) aja di bidang-bidang mana bisa kita tempatkan.
Kabarnya Aziz Syamsuddin akan diplot untuk menjadi ketua DPR atau ketua Fraksi?
Tanya Pak Yorrys (Yorrys Raweyai) lagi itu.
Apakah Golkar bakal mengakomodir para purnawirawan dan figur berlatar belakang militer?
Yang jelas Golkar akan berpartisipasi untuk mengusung calon-calon pemimpin ke depan nanti. Dengan mengusung itu, akan memberikan suatu partisipasi kepada calon-calon yang terbaik.
(ren)