Harga Selangit Gaya Anak Artis Indonesia
- Instagram Krisdayanti_style
VIVA.co.id – Dunia selebriti tak jauh dari kehidupan glamor dan kemewahan. Barang-barang mewah keluaran desainer dunia dengan harga selangit, sudah menjadi pemandangan sehari-hari dalam penampilan para artis. Namun, sepertinya itu tak mampu memuaskan mereka.
Para artis yang telah menjadi orangtua, dan memiliki uang lebih, tak hanya ingin tampil glamor untuk dirinya sendiri. Mereka juga ingin mendandani dan memanjakan anak-anaknya dengan barang-barang supermewah, yang harganya puluhan juta.
Setidaknya itulah pemandangan yang terlihat belakangan ini. Sejumlah artis jor-joran memenuhi penampilan anaknya dengan barang-barang mewah, padahal usia mereka belum sampai 10 tahun.
Sebut saja Krisdayanti. Penyanyi ini secara terang-terangan memanjakan putra-putrinya dengan barang mewah dan bermerek. Krisdayanti yang terkenal memiliki selera fesyen yang tinggi menularkan hal tersebut kepada putrinya, Amora Lemos.
Tanpa ragu, salah satu diva Tanah Air ini membelikan putrinya, tas yang harganya puluhan juta. Seperti yang terlihat dalam foto Amora yang diposting akun Instagram Krisdayanti_style. Dalam akun tersebut memperlihatkan sebuah tas ransel yang dikenakan Amora, dalam suatu kegiatan yang dilakukan bocah berusia enam tahun tersebut.
Itu bukan tas ransel biasa. Tas ini keluaran dari merek ternama Burberry, yang berbasis di London, Inggris. Tas ini didominasi warna merah dan terbuat dari bahan canvas. Harganya cukup fantastis untuk ukuran tas anak-anak. Tas ini dibanderol seharga US$999 atau setara dengan Rp13 juta.
Ini bukan satu-satunya tas Amora yang mahal dan berkelas. Dalam satu kesempatan, Amora juga tertangkap kamera mengenakan tote bag dari Gucci. Ia tampak sedang asyik berjalan-jalan di mal, sambil menenteng tas mahal tersebut. Harga tas, Children's GG Supreme Cat Tote dari merek Italia itu dijual mulai dari harga Rp7,8 juta.
Di kesempatan lain, Amora juga kepergok mengenakan tas kecil berwarna merah. Lagi-lagi, tas selempang itu bukan tas kecil biasa. Tas tersebut adalah keluaran Burberry, dengan harga jual US$525 atau setara dengan Rp7 juta. Ada juga tas Burberry milik Amora yang harganya Rp12,6 juta.
Bukan hanya tas. Semua yang melekat di tubuh bocah imut ini adalah barang keluaran merek fesyen dunia. Dari ujung rambut hingga kaki Amora, semua berharga jutaan. Bahkan, pada suatu penampilan, mulai dari pakaian, tas, sepatu dan juga aksesori yang dikenakan Amora bernilai Rp27 juta lebih.
KD juga membiasakan kepada anak keduanya mengenakan barang-barang mewah. Sama dengan sang kakak, baju-baju dan sepatu yang dipakai Kellen juga dari brand ternama seperti, Gucci, Burberry, dan merek lainnya.
KD mengaku memang senang berbelanja barang mewah. Hanya saja, masih dalam tingkat yang wajar. Ia juga selalu menyediakan dana untuk berbelanja barang-barang mewah. "Ya, ada pasti budget-nya. Ada pastinya," ujar KD.
Setali tiga uang dengan KD, Ayu Ting Ting juga identik dengan barang-barang mewah. Pedangdut ini terkenal mengoleksi tas-tas dari merek ternama dunia. Seperti Burberry, Gucci, Balenciaga, Hermes dan Louis Vuitton.
Namun, sepertinya Ayu tak ingin tampil mewah sendiri. Ia pun mendandani putri tunggalnya, Bilqis dengan barang-barang mahal juga. Yang terheboh adalah saat Bilqis memakai tas ransel kecil pergi ke sekolah taman kanak-kanak. Ia membawa tas merek terkenal, Gucci.
Hal itu terungkap dalam Instastory Ayu Ting Ting. Dalam video tersebut, terlihat Bilqis mengenakan baju seragam sekolah. Ia juga membawa tas dari rumah mode asal Italia itu.
Tas Gucci anak-anak yang dikenakan bocah berusia empat tahun tersebut, seharga US$860 atau setara dengan Rp11.468.000. Hal itu terungkap dari akun Instagram dengan nama @tingtingcloset.
Tak hanya tas, baju, sepatu dan sandal Bilqis juga harganya jutaan rupiah. Ayu sendiri enggan membahas soal gaya mewah putrinya tersebut. Namun, ia mengaku tak masalah dengan hal itu.
Sementara, ayah Ayu, Abdul Razaq mengungkapkan bahwa itu bukan sesuatu yang luar biasa. "Biasa saja (sambil tertawa). Buat tas anak-anak biasa kok. Sudah dulu ya," ujarnya sambil berlalu.
Hal yang sama dilakukan Olla Ramlan pada putrinya, Aleena Hutapea. Aleena yang belum genap tiga tahun ini menjadi sorotan publik karena sejak kecil sudah menjinjing sejumlah tas mewah, dalam berbagai kesempatan. Terdapat foto-foto Aleena menenteng tas merek seperti Gucci, Louis Vuitton dan juga Balenciaga.
Rafathar Malik Ahmad, putra Raffi Ahmad dan Nagita Slavina juga lengket dengan barang-barang kelas satu sejak lahir. Pakaian Rafathar saja kira-kira seharga Rp2 juta lebih. Bahkan, saat bayi Rafathar sudah mengenakan sepatu Stella McCartney seharga Rp1,8 juta.
Fakta itu membuat Rafathar disebut sebagai bayi mahal. Raffi menanggapi santai sebutan terhadap putranya tersebut. Raffi menganggap dirinya bukan sengaja pamer dengan barang-barang mewah anaknya. "Alhamdulillah anak bawa rezeki. Ini tak semua beli, ada yang pemberian dan kado, ujarnya.
Lantas, bagaimana tanggapan selebriti lain atas gaya hidup mewah yang dikenalkan KD, Ayu, Olla, dan Nagita kepada anak-anaknya?
Pasangan muda Fendy Chow dan Stella Cornelia tidak setuju dengan pola asuh, yang memanjakan anak dengan barang mewah. Menurut pasangan pengantin ini, sayang menghambur-hamburkan uang membelikan anak barang-barang mahal, di saat masih balita.
"Karena anak kan cepat gede ya. Mending kalau udah remaja atau dewasa, badannya enggak berubah lagi, baru dibeliin barang mewah," kata Fendy yang ditemui VIVA.co.id di Senayan City, Jakarta Pusat.
Meski demikian, Fendy mengungkapkan saat memiliki anak nanti, ia lebih senang mengajarkan buah hatinya itu untuk menabung. Ia khawatir jika gaya hidup mewah diterapkan dari kecil, sang anak sudah merasa keenakan dan malas berusaha.
"Dari kecil harus dibiasakan menabung. Jangan nanti udah keenakan dari kecil, nanti susah dikit ribet," ungkapnya.
Jika Fendy tak setuju, berbeda dengan Vega Darwanti. Artis yang bersuamikan dokter ini mengatakan tak ada salahnya memanjakan anak-anak, dengan membelikan barang-barang mewah seperti milik orangtuanya.
Diungkapkan bintang Pesbukers ini, pada dasarnya orangtua ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Termasuk dirinya, terlebih lagi ia dan suami sama-sama bekerja, dan memiliki pendapatan.
"Jadi ada momen di mana, apapun yang anak aku minta, aku turuti, dan pakai barang-barang yang aku suka, anakku suka," ujarnya.
Namun, Vega tak setuju bahwa kebiasaan memberikan barang-barang mewah pada anak itu hanya demi gengsi atau bersaing dengan yang lainnya. Hanya saja , Vega menyadari bahwa memang kebahagiaan anak itu tak bisa diukur dengan uang atau fesyen bermerek.
"Menggantikan kesibukannya dengan membelikan barang yang anaknya suka. Menurut aku itu bentuk kasih sayang orangtua," ujarnya.
Bahaya mengintai
Selebriti tak bisa dipisahkan dari barang bermerek dan mahal. Semua yang dikenakan para selebriti itu terlihat mencolok dan berkelas. Tak heran, memiliki barang bermerek dianggap sebagai salah satu cara para artis itu memanjakan dirinya. Selain mampu menunjang penampilan, terselip juga suatu ego saat mereka tampil dengan barang-barang bernilai fantastis tersebut. Gaya mewah dan glamor ini mereka ajarkan juga kepada anak-anaknya. Bagaimana tanggapan psikolog melihat hal ini?
"Kalau saya melihat barang-barang yang diberikan kepada anak-anak itu bukan yang dibutuhkan anak-anak, tetapi lebih pada keinginan orangtua," kata Psikolog Keluarga dan Anak, Dr Rose Mini saat dihubungi VIVA.co.id.
Ia melihat bahwa mungkin orangtua merasa senang dan bangga saat melihat anak-anaknya memakai fesyen mewah itu, tetapi belum tentu hal yang sama dirasakan sang anak. Justru sebaliknya, mungkin menambah beban buat buah hati mereka "
"Belum tentu barang mahal itu modelnya sesuai dengan anak. Karena modelnya enggak sesuai malah mengganggu dan membuat si anak tidak nyaman," ungkap wanita berkacamata ini.
Selain itu, ada bahaya yang mengintai di balik pemandangan anak-anak artis mengenakan pakaian dan barang mahal lainnya. Apalagi, jika dipajang di media sosial. Ini ditakutkan akan mengundang kejahatan.
"Itu bukan menjadi kebutuhan utama si anak. Tapi malah akan membahayakan nyawa anak. Kan mereka belum tentu penjagaannya ketat. Dan ini akan mengundang penjahat karena barang mewah itu," ungkapnya.
Ia pun mengingatkan orangtua agar hati-hati dalam memanjakan anak. Menurutnya, memanjakan anak dengan berbagai macam produk mahal dan mewah, membuat si anak tak bertanggung jawab dengan barang, karena dengan mudahnya mendapatkan produk tersebut. Di samping itu, dikhawatirkan anak akan terbiasa dengan pola hidup mewah.
"Nantinya akan membentuk lifestyle anak menjadi seperti itu. Harga mahal itu akan membuat si anak ingin selalu membeli barang mahal. Iya, kalau punya duit terus, kalau enggak punya bagaimana? Itu kan enggak bagus ya buat anak," ungkap psikolog ini.
Rose Mini berharap agar para orangtua yang memiliki uang banyak, untuk lebih berhati-hati dan bijaksana saat membelikan barang-barang untuk buah hatinya.
Mobilitas vertikal
Demam media sosial memang menyerang siapa saja, termasuk selebriti. Para artis ini memposting segala aktivitas ke akun media sosial miliknya, seperti Instagram, Path dan sebagainya. Termasuk juga saat mengenakan barang-barang mewah. Dan para artis ini juga tak sungkan berbagi momen ke publik, saat anaknya juga menenteng tas mahal dan mengenakan sepatu bermerek.
Menurut Sosiolog, Sigit Rohadi, apa yang sedang terjadi pada para artis dan anak-anaknya itu, dalam istilah sekarang disebut gejala narcismus. Kata ini diambil dari nama putra dewa sungai Cephissus dengan Liriope, Narcissus. Nama ini digunakan dalam ilmu sosial untuk merujuk pada orang yang suka memamerkan barang-barang yang dimilikinya.
"Secara sosiolog orang-orang yang suka memotret barang-barang mewah, kemudian ditunjukkan di depan umum, media sosial dan lainnya, itu sedang mengalami mobilitas vertikal, sedang naik tangga, satu tangga dua tangga lebih tinggi dari masa-masa sebelumnya" ujarnya saat dihubungi VIVA.co.id.
Dengan mengalami mobilitas vertikal tersebut, para artis ini ingin menunjukkan eksistensi dirinya melalui kepemilikan barang pribadi mereka. Hal ini untuk memperlihatkan bahwa mereka telah mencapai tangga tertentu pada bidang sosial ekonomi.
Ia pun mengungkapkan bahwa banyak dampak buruk karena membiasakan anak dari kecil dengan barang-barang mewah. Hal ini akan mempengaruhi mental si anak. Ia akan merasa bahwa tanpa kerja keras, mereka sudah bisa mendapatkan barang mewah dan mahal. Dan ini sangat berbahaya.
Sigit menambahkan karena sudah terbiasa dengan produk bermerek, saat si anak tak memiliki kemampuan untuk mencapai sesuatu yang biasa diberikan orangtuanya, akan membuat mereka mudah terjerumus ke hal-hal yang negatif, seperti narkoba dan perilaku menyimpang lainnya. Mengapa?
"Karena mereka berada pada posisi tertentu di tangga tertentu, tapi tangganya tidak kuat, statusnya tidak kuat untuk menopang mereka di tangga seperti itu," ujarnya.
Lebih lanjut, sosiolog ini memberikan saran agar orangtua dapat membedakan antara kepentingan pribadi dengan anak-anaknya. "Karena itu mendidik anak dari kecil untuk hidup glamor, untuk hidup hedonisme, untuk hidup materialistis. Nanti anak itu menilai hidup hanya dari sisi material," ungkapnya.
Dan menurutnya, yang paling penting dalam membesarkan anak itu adalah pendidikan dan karakter. Pendidikan dan karakter itu jauh lebih penting dari materi.
"Pelajaran itu nomor sekian, tapi yang lebih penting itu karakter dan kepribadian. Ini yang harus kita tanamkan ke anak," ungkapnya.