Sandiaga Kritik Jokowi Ambisius, Garuda Babak Belur 'Dihajar' Corona

Sandiaga Uno
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Ambisi Presiden Joko Widodo yang menargetkan angka kemiskinan ekstrem nol pada 2024 menjadi sorotan. Bukan sikap optimis sang Presiden untuk mengentaskan kemiskinan di Tanah Air yang disoal, tapi target yang dipatok Jokowi itu dinilai tidak realistis. 

Adalah mantan Cawapres pada 2019 lalu, Sandiaga Uno yang menilai target Jokowi itu tidak realistis. Baginya, target yang disampaikan Jokowi dalam rapat kabinet terbatas di Istana Kepresidenan sangat ambisius namun tidak realistis dengan kondisi saat ini. 

Lagipula, label Indonesia negara maju kata Sandi, juga bukan karena indikator perekonomiannya. Tapi karena label dari Amerika Serikat. 

Ya, pemberitaan Sandiaga Uno yang mengkritik target Jokowi untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem di Indonesia nol pada 2024 ini paling banyak diminati pembaca VIVAnews, pada Minggu, 8 Maret 2020. Disamping itu, topik seputar virus Corona masih menyedot perhatian pembaca VIVAnews.

Kali ini, dampak virus Corona turut dirasakan maskapai Garuda Indonesia. Manajemen mengaku babak belur karena rute internasional sepi penumpang. Tentunya, update seputar perkembangan penanganan virus Corona di Indonesia tetap menarik perhatian pembaca, termasuk bertambahnya jumlah pasien positif Corona di Indonesia.

Berikut tiga berita terpopuler pilihan pembaca VIVAnews, pada Minggu, 8 Maret 2020:

1. Sandiaga Bilang RI Berstatus Negara Maju Cuma Label dari Amerika

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno menanggapi rencana Presiden Joko Widodo yang ingin menurunkan tingkat kemiskinan ekstrem hingga nol persen pada 2024. 

"Ya, baguslah menghapus kemiskinan, tapi ke 0 persen—yang sekarang kan 9 koma berapa persen— walaupun kita optimis, harus juga realistis," kata Sandiaga usai diskusi di kawasan Senayan, Jakarta, Sabtu 7 Maret 2020.

Ia menyebutkan, di Jakarta saja tingkat kemiskinan masih sekitar 3-3,4 persen. Kerak kemiskinan menjadi hal yang paling susah diturunkan. Maka solusinya harus dengan aneka kebijakan, misal, pendidikan,  kesehatan, membangun kekuatan ekonomi keluarga.

Meski begitu, ia setuju soal keharusan menurunkan secara signifikan angka kemiskinan sehingga Indonesia bisa benar-benar menjadi negara maju. 

"Karena sekarang kita negara maju itu hanya label yang diberikan oleh Amerika kepada kita. Padahal kita lihat dari segi angka kemiskinan, angka stunting, berapa target-target sustainable development goals, kita belum sampai ke sana," ujarnya.

2. Garuda Babak Belur 'Dihajar' Corona, Rute Internasional Sepi Penumpang

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk, Irfan Setiaputra mengaku wabah Virus Corona (Covid-19) telah merusak kinerja bisnis perusahaan. Bahkan, kata dia, kinerja keuangan perusahaan babak belur akibat keberadaan virus tersebut.

Meski begitu, Irfan tidak mau merincikan seberapa besar kerugian yang dialami perusahaan akibat adanya virus tersebut. Termasuk, turunnya jumlah penumpang maskapai penerbangan maupun pendapatan sejak wabah virus itu terdeteksi pada akhir Januari 2020.

"Ada penurunan lah, tapi kita enggak usah ngomong gituan. Lumayan babak belur tapi ya sudahlah itu," kata dia saat ditemui di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Minggu, 8 Maret 2020.

Dia mengaku telah menyiapkan beberapa strategi untuk mengehentikan anjloknya pendapatan perusahaan. Salah satunya, dengan mengalihkan penerbangan pesawat berbadan besar yang biasanya digunakan untuk tujuan luar negeri ke penerbangan domestik.

"Kita kan banyak pesawat besar, beberapa pesawat besar kita alihkan ke destinasi yang masih domestik yang masih banyak dipakai," tegas dia. Selengkapnya di tautan ini.

?3. Pasien Positif Corona di Indonesia Bertambah Jadi Enam Orang

Juru Bicara Pemerintah Penanganan Corona Achmad Yurianto mengungkapkan, ada dua lagi warga negara Indonesia (WNI) yang dinyatakan positif virus corona atau COVID-19. Dengan demikian, hingga Minggu, 8 Maret 2020 total ada enam orang WNI positif terkena virus Corona.

"Ada tambahan dua orang lagi positif Corona," kata dia di Kompleks Kantor Presiden, Jakarta, Minggu 8 Maret 2020.

Yuri menjelaskan bahwa dua orang tambahan hari ini dinyatakan sebagai kasus 05 dan 06. Menurut Yuri, untuk kasus pasien 05, berjenis kelamin laki-laki berusia 55 tahun. Dia terpapar virus Corona dari kasus 01 dan 02 yang terjangkiti penyakit yang berasal dari Tiongkok itu di Klub Dansa.

Sedangkan untuk pasien 06, dia juga berjenis kelamin laki-laki berusia 36 tahun. Kasus 06 ini merupakan anak buah kapal (ABK) dari Kapal Diamond Princess di Jepang.

"Kondisi keduanya stabil, tidak membutuhkan oksigen, infus, sadar penuh, tidak demam, tidak batuk dan tidak pilek, dalam keadaan baik," kata Yuri. Selengkapnya di tautan ini.