Game of Thrones: Lima Kejadian Sejarah di Balik Momen-momen Penting

Penggemar di Belfast, Irlandia Utara, berpose di replika kursi tahta Game of Throne.-Getty Images
Sumber :
  • bbc

Game of Thrones (GoT), yang kini memasuki musim ke delapan, adalah salah satu film seri televisi yang paling sukses.

Epidose pertama musim ke-8, yang ditayangkan pada 14 April, ditonton oleh 17 juta orang di Amerika Serikat, yang menurut HBO --stasiun yang menayangkan seri ini-- adalah rekor penonton tertinggi.

Di Game of Thrones ada magi dan ular naga, yang hanya hidup di alam fantasi kita. Tapi, beberapa momen yang paling banyak dibahas oleh penggemar seri ini, inspirasinya berasal dari kejadian yang dicatat oleh sejarah.

Seri TV ini diadaptasi dari buku karya George R.R. Martin, yang juga produser eksekutif seri ini.

Ia sering menyinggung soal kejadian sejarah yang menjadi inspirasi Game of Throne.

"Saya menyukai sejarah," kata Martin kepada koran Inggris, The Guardian.


George R.R. Martin (tengah) mengatakan inspirasi momen-momen di GoT ia ambil dari kejadian sejarah. - Getty Images

"Tapi saya tak tertarik dengan aspek budaya atau sosial ekonomi. Yang saya suka bagian tentang perang, pembunuhan dan pengkhianatan," katanya.

Berikut lima kejadian yang menginspirasi momen-momen di seri Game of Thrones:

1. Perang Mawar ( The Wars of the Roses )

The Wars of the Roses atau Perang Mawar adalah perang saudara untuk memperebutkan tahta kerajaan Inggris pada abad ke-15.


Raja Richard III gugur dalam Pertempuran Bosworth, yang dianggap sebagai klimaks Perang Mawar. - Getty Images

Perang ini antara Wangsa Lancaster dan Wangsa York, dua "percabangan" keluarga besar Plantagenet, keluarga kerajaan Inggris yang berkuasa selama lebih dari 300 tahun.

Kisah perang keluarga ini diangkat dalam buku sejarah empat volume berjudul "Plantagenet" oleh penulis Thomas B. Costain pada 1950-an.

Dalam berbagai kesempatan, Martin sering mengatakan bahwa ia menyukai tulisan-tulisan Costain.

Dan memang ada kesamaan perebutan kekuasaan antara The War of The Roses dan Game of Thrones. Di seri televisi ini, perebutan tahta adalah antara keluarga Lannister dan Stark untuk menguasai Westeros.

2. " Trial by combat " Eropa abad pertengahan

Di musim pertama Game of Thrones, Tyrion Lannister (dimainkan oleh aktor Amerika Serikat Peter Dinklage) dituduh membunuh bangsawan bernama Lord Jon Arryn.

Ia menghindari hukuman dengan memanfaatkan "trial by combat".

Dengan mekanisme ini, pada intinya orang yang berperkara menyewa orang untuk berduel. Yang menang duel inilah yang dinyatakan sebagai pemenang sengketa.


Di Eropa pada abad pertengahan pertarungan hukum bisa berubah menjadi pertarungan fisik. Sengketa diselesaikan dengan adu pedang. - Getty Images

Di film, Lannister meminta pengawalnya, Bronn, untuk duel agar ia bisa bebas dari hukuman.

Beda antara "trial by combat" antara alam nyata dan alam fiksi adalah, ketika dulu dipraktikkan di Eropa pada abad pertengahan, duel ini tak sampai mati.

Salah satu yang berduel cukup mengatakan kalah dan kemudian pertarungan fisik ini diakhiri.

3. The Black Dinner di Skotlandia

Salah satu momen yang banyak dibahas dalam seri ini adalah momen yang terjadi di musim ketiga ketika tiga tokoh utama meninggal dalam satu episode.


Raja James II berusia 10 tahun ketika terjadi insiden "Black Dinner" pada 1440. Ia berkuasa hingga 20 tahun kemudian. - Getty Images

Robb Stark, ibunya Catelyn dan pengantinnya yang tengah mengandung, Talisa, dibunuh dalam jamuan makan.

Lagi-lagi, Martin mengarang adegan ini, yang kemudian lebih dikenal dengan "The Red Wedding" dari kejadian nyata, "The Black Dinner".

"The Black Dinner" mengacu pada kejadian di Skotlandia pada 1440-an.

Ketika itu, digelar jamuan makan malam atas undangan Raja James II yang berusia 10 tahun.

Setelah makan malam, Earl of Douglas dan adiknya, yang merupakan anggota dari keluarga yang paling berpengaruh, dipenggal.

"Catatan-catatan sejarah menyebutkan seseorang menaruh kepala babi hitam di meja makan. Ini adalah simbol kematian. Earl of Douglas dan adiknya dibahwa ke satu menara dan kemudian dipenggal meski saat itu Raja James meminta agar pemenggalan tersebut diurungkan," kata Martin kepada majalah EW.

4. Bangunan yang menginspirasi Tembok Es

Di Game of Throne, ada tembok es sepanjang hampir 500 kilometer dengan ketinggian lebih dari 200 meter yang berada di sepanjang perbatasan utara Tujuh Kerajaan di Westeros.

Tembok ini dibangun untuk melindungi kerajaan dari invasi luar.


Bagian dari tembok yang dikenal dengan Hadrian`s Wall (Tembok Hadrian) ini berdiri sejak abad ke-2. - Getty Images

Tembok diawasi oleh Night`s Watch, ordo para kesatria, di mana Jon Snow --salah satu karakter utama-- menjadi salah satu anggota.

Inspirasi bangunan berasal dari Tembok Hadrian (Hadrian`s Wall) di Skotlandia.

Tembok ini dibangun di abad ke-2 untuk melindungi Inggris (yang saat itu dikuasai Romawi) dari suku-suku yang ada di wilayah utara.

Nama tembok berasal dari kaisar Romawi, Hadrian, dan menjadi salah satu peninggalan sejarah paling ikonik di kawasan Inggris utara.

Sisa-sisa tembok, yang memiliki panjang 117 kilometer, masih tampak kokoh dan dikunjungi oleh jutaan orang dalam beberapa dekade terakhir, termasuk oleh Martin sendiri pada 1980-an.

"Ketika itu saya mengunjungi kawan di Inggris dan seseorang mengajak saya melihat Tembok Hadrian," kata Martin kepada majalah Rolling Stone.

"Saya selalu berpikir dan membayangkan bagaimana tentara Romawi (yang bertugas di tembok ini) mengawasi wilayah dari kejauhan," kata Martin.

5. " Mahkota emas yang meleleh "

Di akhir musim pertama, calon raja Westeros, Viserys Targaryen, meminta tentara --yang telah dijanjikan kepadanya-- dari Khal Drogo dengan imbalan tangan saudara perempuan Targaryen, Daenerys.


Menurut ahli sejarah Romawi, Eutropius, Kaisar Valerian dipaksa meminum emas cair. - Getty Images

Ketika menyampaikan tuntutan, Targaryen memegang pedang yang diarahkan ke perut saudara perempuannya yang tengah hamil.

Drogo setuju memberi "mahkota emas yang membuat orang gemetar ketika memegangnya" ke Targaryen.

Namun "hadiah mahkota" ini ternyata adalah jebakan.

Ketika Targaryen tak lagi memegang senjata, Drogo melelehkan medali-medali emas dalam satu tempat dan menempatkan "mahkota yang meleleh" ini ke kepala Targaryen, yang membuatnya tewas.

Insiden yang kurang lebih sama ada dalam catatan sejarah, yang menimpa Kaisar Romawi Valerian pada tahun 260.

Ahli sejarah Romawi yang hidup pada abad ke-4, Flavius Eutropius, menulis bahwa ketika Kaisar Valerian ditangkap oleh tentara Persia, ia dipaksa meminum logam berharga dalam bentuk cair.

Ini adalah salah satu versi kematian Kaisar Valerian, namun sudah cukup untuk menginspirasi Martin menulis adegan seseorang tewas karena emas yang dilelehkan.