Melihat Perjuangan Indonesia Melalui Restorasi Kereta Api Terakhir

Restorasi Film Kereta Api Terakhir
Sumber :
  • Ist

VIVA – Film Kereta Api Terakhir direstorasi oleh Pusat Pengembangan Perfilman (PUSBANGFILM) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Film itu direstorasi berdasar pilihan kurator dan guna melestarikan karya bangsa.

“Kami ingin melestarikan film-film karya anak bangsa yang diputar tahun-tahun lawas,” kata Kepala Pusbang Film Kemendikbud, Maman Wijaya saat ditemui baru-baru ini di Jakarta.

Kereta Api Terakhir merupakan karya sutradara Mochtar Soemidimedjo. Sang sutradara pernah meraih penghargaan Lifetime Achievement FFI 2006. Kereta Api Terakhir diproduksi pada 1981.

Film itu mengisahkan tentang latar belakang revolusi oleh Belanda yang diawali dengan masuknya Pasukan TNI Siliwangi ke Yogyakarta karena dilanggarnya perjanjian Linggardjati pada 1946. Perjanjian itu berisi soal adanya kantong-kantong militer sebagai bentuk kompromi Perdana Menteri Amir Sjarifuddin.

Perjanjian itu dibatalkan dengan perilaku Belanda yang tak pantas. Belanda menyerang semua basis Republik menggunakan pesawat Cocor Merah. Saat itu, Belanda juga belum sepenuhnya merelakan kemerdekaan Indonesia.

Muncul rumor Belanda akan menduduki Yogyakarta dan buat rakyat berdesakkan ke gerbong kereta api. Markas Besar tentara di Yogyakarta memutuskan menarik semua kereta api yang menuju Yogyakarta.

Letnan Sudadi, Letnan Firman, dan  Sersan Tobing ditugaskan mengamankan kereta api terakhir yang akan diberangkatkan dari Stasiun Purwokerto dan bekerja sama dengan Kolonel Gatot Subroto.

Perjalanan kereta terakhir itu penuh rintangan dan disajikan dengan cerita romantis juga komedi. Dari sekian banyak gerbong ada cerita yang menarik untuk dilihat. Seperti gerbong yang terbakar sampai pengungsi yang melahirkan.

Restorasi film yang sudah berusia 38 tahun ini juga bukan hal mudah. Kondisi film sudah mulai rusak dimakan usia. Kopi positif juga hanya didapat dari penggiat film komunitas layar tancap.

Namun tantangan tersebut berhasil dilalui. Film dengan durasi 120 menit dan kualifikasi 13 tahun ke atas itu bisa kembali dinikmati dengan  gambar yang lebih bagus.