Lucu, Politisi Ini Sebut K-Pop Adalah Propaganda Asing

BTS.
Sumber :
  • Allkpop

VIVA – Seorang politisi konservatif di Florida, Amerika Serikat (AS) menjadi sorotan karena pernyataannya yang mengklaim bahwa K-pop adalah propaganda asing dan menyebut BTS kependekan dari 'Big Time Socialist' (sosialis besar).

K.W. Miller yang mencalonkan diri untuk kongres di Florida, membuat cuitan di Twitter yang menyebutkan bahwa Alexandria Ocasio-Cortez, yang menjabat sebagai perwakilan untuk Distrik 14 New York, telah berkonspirasi dengan agen-agen K-pop untuk mensabotase ceramah Trump, demikian dilaporkan Allkpop.

Miller menuduh Ocasio-Cortez bersekongkol dengan orang-orang Korea seperti Jungkook dan BTS yang disebutnya sebagai Big Time Sosialis. Naman dari boyband Korea tersebut sebenarnya artinya adalah Bangtan Sonyeondan atau Pramuka antipeluru. Pada tahun 2017, makna dari nama itu diperluas menjadi kependekan dari Beyond The Scene seperti yang dilaporkan oleh Majalah Seventeen.

Dilansir laman Nextshark, akibat pernyataannya itu, politisi Florida itu pun mendapat banyak perhatian di dunia maya.

"Seseorang tolong jauhkan kakek kalian dari Twitter," kata seorang warganet.

"Tahukah kau betapa konyolnya kau terdengar? Beri aku peringatan, Bro," tulis lainnya.

Sementara itu, sutradara dan produser Robby Starbuck menanyakan kepada Miller apakah dia hanya membuat komentar lucu atau benar-benar serius. Tapi, dari balasan yang ditulisnya, Miller tampaknya memang serius.

Salah seorang pengguna Twitter bahkan menyarankannya untuk mendapatkan bantuan medis.

Tak hanya soal K-pop, sebelumnya Miller juga pernah mengeluarkan teori konspirasi lain, termasuk mengatakan kalau penyanyi Beyonce Knowles adalah orang Italia dan tidak berkulit hitam.

Alih-alih membela klaim sebelumnya sebagai fakta, dia menyebutnya sebagai 'umpan'. Dia juga menyebut perhatian yang didapatnya dari pesannya sebagai momen mengajarkan.

"Terkadang aku harus melempar beberapa daging ke sarang singa untuk mendapat perhatian semua orang. Dan itulah yang aku lakukan," ujarnya.

Tanpa memberikan bukti apapun, Miller mengatakan industri hiburan merusak pemuda yang berisiko di dalam kota agar percaya bahwa kita adalah negara rasis.