Pangeran Harry dan Meghan Markle Rehat dari Media Sosial, Kenapa?

Pangeran Harry dan Meghan Markle.
Sumber :
  • Instagram @sussexroyal

VIVA – Pangeran Harry dan Meghan Markle telah memutuskan untuk meninggalkan media sosial mereka. Hal ini cukup menjadi pertanyaan mengingat media sosial Instagram mereka sebagai keluarga bangsawan, berhasil mengumpulkan 10 juta pengikut.

Jumlah ini melebihi jumlah pengikut pada akun utama Instagram keluarga kerajaan Inggris yakni sebanyak 8,6 juta pengikut.

Namun begitu Pangeran Harry dan Meghan Markle memutuskan untuk meninggalkan akun tersebut, lantaran keduanya memilih untuk mundur dari anggota kerajaan Inggris, dilaporkan bahwa keduanya memilih rehat dari media sosial.

Keputusan rehat itu diambil keduanya dalam penggunaan media sosial sebagai pengguna pribadi maupun untuk kegiatan amal mereka yang dikelola Yayasan Archewel. Seperti apa informasi lebih lanjut tentang rehat Pangeran Harry dan Meghan Markle dari media sosial? simak ulasannya berikut ini:

Sebuah sumber mengatakan kepada The Times bahwa pasangan itu tak berencana menggunankan media sosial untuk memajukan kegiatan amal mereka. Selain itu, mantan bangsawan tersebut juga tak mungkin kembali ke media sosial sebagai pengguna individu.

Photo :
  • Instagram @sussexroyal

Keduanya tidak menghindar dari mencela platform media sosial karena menyembunyikan bahasa yang penuh kebencian, dengan Meghan Markle menyebut dirinya sebagai "orang yang paling diejek di dunia" setelah pertunangannya dengan Pangeran Harry.

Harry sendiri menggambarkan media sosial sebagai "sesuatu yang tidak sehat". Sebelumnya, media sosial digunakan pasangan itu untuk mencapai tujuan positif, seperti menyoroti kelompok amal yang dirasa membawa kebaikan untuk dunia.

Tetapi dalam editorial untuk majalah Amerika Fast Company pada Juni 2020 lalu, Pangeran Harry mengatakan kalau media sosial atau platform online yang memicu krisis kebencian, krisis kesehatan dan krisis kebenaran.

"Dari percakapan dengan para ahli di bidang ini, kami yakin kami harus merombak arsitektur komunitas online kami dengan cara yang lebih didefinisikan oleh belas kasih daripada kebencian; dengan kebenaran, bukan informasi yang salah; dengan kesetaraan dan inklusivitas, bukan ketidakadilan dan rasa takut; dengan kebebasan berbicara, bukan menggunakan senjata," ujarnya.