Chappy Hakim

tentara
Yogyakarta, 17 Desember 19473
s/d
Sekarang

Pencapaian militer pria kelahiran Yogyakarta ini di TNI AU mencapai puncaknya. Setelah tak lagi jadi Kepala Staf TNI AU, jenderal bintang empat ini berkarya dalam dunia tulis menulis dan menjadi Presiden Direktur PT Freeport Indonesia.

Chappy Hakim lahir di Yogyakarta, 17 Desember 1947. Lulus sekolah menengah, ia meneruskan ke sekolah militer. Chappy masuk Akade Militer TNI AU dan lulus pada 1971. Selain itu, ia juga melanjutkan ke Sekolah Penerbang, Sekolah Instruktur Penerbang, dan Sesko TNI AU.

Sebagai prajurit TNI AU, berbagai posisi pernah ia duduki seperti Komandan Skuadron 31 Lanud Halim Perdana Kusuma, Direktur Operasi dan Latihan TNI AU dan Danjen Akademi TNI sejak 2000. Chappy juga menjabat sebagai Ketua Tim Nasional Evaluasi Keselamatan dan Keamanan Transportasi, staf ahli di Kementerian Perhubungan (Kemenhub), dan penasihat di Asosiasi Aircraft Component Kementerian Perindustrian.

Pendidikan penerbangan yang mumpuni telah mematangkan kemampuannya sebagai pilot beberapa aircraft di antaranya, L-47 Piper Cub, Cessna T-41 D, Mentor T-4A, Jet Trainer Aircraft L-29 Dolphine, C-47 / DC-3 Dakota, VC-8 Vicker’s Viscount, C-130 H/HS, dan  L-100 Hercules.

Seiring dengan kemampuannya sebagai pilot, karier militernya makin naik. Puncaknya, Chappy dipercaya sebagai Kepala Staf Angkat Udara (Kasau) tahun 2002 dengan pangkat bintang empat. Ia menjadi Kasau saat era Presiden Megawati hingga 2005 masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Atas pengabdiannya kepada negara sebagai prajurit militer ia mendapatkan sederet penghargaan.Di antaranya, Satya Lencana Dwidjasistha Ulangan I, National Order of Security Merit dari Republic of Korea, Meritorius Sevice Medal dari Republic of Singapore, old Wing Philippine Air Force, Honorary Wings dari Republic of Singapore Air Force, dan Honorary Wings dari Royal Malaysia Air Force.

Pensiun dari militer tak membuat Chappy pengangguran. Banyak tawaran posisi kepadanya. Namun, satu hal perkerjaan yang tak lazim dilakukan oleh seorang purn jenderal, tapi menjadi pilihan Chappy Hakim. Ia rajin menulis di blog pribadinya, menulis artikel, dan menulis buku. Temanya memang tak jauh dari sejarah hidupnya.

Hobi menulisnya ini ternyata tak jauh dari pekerjaan bapaknya dulu. Bapaknya adalah Abdul Hakim salah satu pendiri kantor Berita Antara. Tak heran bila anaknya juga aktif menulis. Lebih dari 15 buku telah dirilis, di antaranya Awas Ketabrak Pesawat Terbang! (2009), Tanah Air dan Udaraku Indonesia (2009), dan Fenomena Pompa Bensin (2013).

Chappy pun pernah mendapat rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dalam peluncuran bukunya bertajuk "Cat Rambut Orang Yahudi" di Airman Planet Lounge Hotel Sultan, Jakarta. Ia mendapat penghargaan MURI karena Jenderal Bintang Empat pertama yang tulisan-tulisannya di blog berhasil dibukukan.

Pada Agustus 2016, Chappy Hakim dipercaya sebagai penasehat senior PT Freeprot Indonesia. Lalu, November pada tahun yang sama, ia pun diangkat sebagai Presiden Direktur PT Freeport Indonesia menggantikan Maroef Sjamsoeddin. (AC/DN)


KELUARGA
Orangtua            : Abdul Hakim dan Zubainar

PENDIDIKAN
Akademi TNI AU (AAU) (1971)
Sekolah Penerbang (1973)
Sekolah Instruktur Penerbang (1982)
Sesko TNI AU (1987)
Instrukur Hercules C-130 H/HS (1985)
Sesko ABRI (1997)
Lemhanas RI (1998)
Sarjana Universitas Terbuka (UT)

KARIER
Skadron 2 Halim Perdanakusuma (1973)
Komandan Skadron 31 Lanud Halim Perdanakusuma (1989)
Komandan Wing Taruna AAU (1992)
Komandan Lanud Sulaiman Bandung (1995)
Direktur Operasi dan Latihan (Diropslat) TNI AU (1996)
Gubernur AAU (1997)
Asisten Personel (Aspers) Kasau (1999)
Danjen Akademi TNI (2000)
Kepala Staf Angkat Udara (2002-2005)
Ketua Tim Nasional Evaluasi Keselamatan dan Keamanan Transportasi
Penasehat Senior PT Freeport Indonesia (2016)
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (2016)

KARYA
Chappy Hakim Dalam Musik dan Lagu (2004)
Dari Segara ke Angkasa (2005)
Untuk Indonesiaku: Setumpuk Harapan ke Depan (2006)
Cat Rambut Orang Yahudi (2009)
Awas Ketabrak Pesawat Terbang! (2009)
Tanah Air dan Udaraku Indonesia (2009)
Saksofon, Kapal Induk, dan "Human Error": Catatan Seorang Marsekal (2010)
Berdaulat di Udara: Membangun Citra Penerbangan Nasional (2010)
Pelangi Dirgantara (2010)
Pertahanan Indonesia: Angkatan Perang Negara Kepulauan (2011)
Quo Vadis Kedaulatan Udara Indonesia? (2012)
Fenomena Pompa Bensin (2013)


Berita Terkait

Pengamat: Pandemi COVID-19 Memengaruhi Keselamatan Penerbangan

Bisnis

11 Januari 2021

Luncurkan Buku Soal Freeport, Chappy Hakim Harap RI Ramah Investasi

28 Oktober 2019

Chappy Hakim: Segera Bentuk Mahkamah Penerbangan

Nasional

3 November 2018

Tony Wenas Bantah Gantikan Chappy Hakim Jadi Dirut Freeport

16 Maret 2017

Chappy Hakim Resmi Mundur sebagai Dirut Freeport Indonesia

18 Februari 2017
Share :