Asian Para Games 2018: Tiket, Cabang Olahraga, Prediksi Prestasi RI

Pipiet Kamelia meluapkan kegembiraan setelah meraih emas pencak silat nomor kelas D putri 60 kg. Kontingen Indonesia meraih 14 dari 16 emas yang tersedia. - AFP
Sumber :
  • bbc

Semangat Asian Games berlanjut dengan Asian Para Games 2018. Kenali cabang olahraga yang akan dimainkan dan bagaimana peluang Indonesia.

Melanjutkan semangat Asian Games yang diakui berhasil menjadi pesta olahraga yang menyuntikkan semangat positif dan menuai banyak pujian dari dalam dan luar negeri, Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Para Games 2018.

Ini untuk pertama kalinya Indonesia menjadi tuan rumah pesta olahraga difabel tingkat Asia.

"Insya Allah sudah siap, termasuk untuk aksesibilitas bagi atlet-atlet difabel. Kami sudah mulai persiapan sejak setahun yang lalu," kata Ketua Indonesia Indonesia Asian Para Games 2018 Organizing Committee (INAPGOC), Raja Sapta Oktohari, kepada BBC News Indonesia.

Dia menyatakan telah mengambil pelajaran dari penyelenggaraan Asian Games, mulai dari tempat tinggal atlet, transportasi dan administasi, termasuk pengelolaan tiket.

INAPGOC akan melanjutkan konsep area publik di kawasan Gelora Bung Karno, seperti yang dilakukan ketika Asian Games.

"Tapi dengan konsep Asian Para Games yang lebih humanis karena kami harus mempertimbangkan faktor aksesibilitas," kata dia.

Anggaran penyelenggaraan Asian Para Games adalah Rp1,6 triliun, "meskipun mungkin enggak sampai segitu," kata Raja Sapta.

Asian Para Games akan digelar pada 6-13 Oktober 2018 di Jakarta, tepatnya Gelora Bung Karno, Jakarta International Velodrome dan JIExpo.

Indonesia adalah tuan rumah ketiga Asian Para Games yang pertama kali diadakan di Guangzhou, Cina, pada tahun 2010.

Asian Para Games kedua berlangsung di Incheon, Korea Selatan pada 2014.

Hingga saat ini 3.886 atlet dari 42 negara sudah terdaftar sebagai peserta. Dari jumlah itu, 300 di antaranya adalah atlet dari Indonesia.

Rangkaian kirab obor Asian Para Games dimulai pada hari Rabu, 5 September dengan pengambilan api dari sumber api abadi Mrapen di Grobogan, Jawa Tengah dan akan dibawa keliling ke delapan kota di Indonesia hingga tiba di Jakarta.

Ada 18 cabang olahraga yang dipertandingkan dengan 568 nomor. Sebagai perbandingan, Asian Games 2018 mempertandingkan 40 cabang olahraga dengan 463 nomor.

Banyaknya nomor per tiap cabang olahraga disebabkan karena para games punya nomor berbeda untuk mengklasifikasikan atlet sesuai latar belakang fisiknya.

Cabang olahraga yang dipertandingkan adalah: panahan, atletik, badminton, boccia, bowling, catur, balap sepeda, goal ball, judo, bowling lapangan, angkat besi, shooting, renang, tenis meja, voli duduk, basket kursi roda, panahan kursi roda, dan tenis kursi roda.

Indonesia akan mengirimkan wakil untuk semua cabang olahraga.

Dari cabang-cabang itu, ada dua yang diciptakan khusus untuk atlet difabel. Cabang olahraga itu antara lain:

Boccia adalah jenis olahraga yang dimainkan di atas kursi roda dan dirancang untuk dimainkan oleh orang-orang dengan keterbatasan kemampuan motorik, termasuk di antaranya penderita cerebral palsy.

Tujuan permainan ini adalah melemparkan bola kulit warna merah atau biru, sedekat mungkin dengan target. Atlet yang tidak dapat melempar bola dengan tangan bisa memakai alat bantu.

Boccia menjadi olahraga paralimpik sejak tahun 1984.

Goalball adalah permainan yang didesain untuk paratuna netra atau yang punya kekurangan dalam penglihatan.

Atlet yang sama sekali tidak dapat melihat dan atlet yang punya gangguan penglihatan bisa bermain dalam satu pertandingan, karena setiap atlet harus bermain dengan penutup mata.

Setiap tim terdiri dari tiga peserta. Bola dilempar ke gawang lawan, dan lawan berusaha mencegah masuknya bola dengan badan mereka. Pemain hanya berada di area depan gawangnya sendiri sepanjang pertandingan.

Karena tidak ada yang bisa melihat bola, maka bola diisi dengan lonceng agar pemain bisa mengetahui arah datangnya bola. Maka, penonton pertandingan ini pun diminta untuk tidak berisik agar pemain dapat berkonsentrasi mendengar datangnya bola.

Indonesia mentargetkan 17 emas dalam Asian Para Games 2018. Seberapa realistiskah target ini? Berikut ini adalah sejarah peraihan medali Indonesia di para sport tingkat ASEAN, Asia dan dunia.

Indonesia adalah juara umum ASEAN Para Games pada September 2017 di Kuala Lumpur. Perolehan medali Indonesia, 126 emas, 75 perak, dan 50 perunggu.

Cabang atletik dan renang menyumbangkan masing-masing 40 dan 39 emas. Kontingen Indonesia juga memecahkan 36 rekor ASEAN yang terbagi dalam tiga cabang olahraga, yaitu renang, angkat besi, dan atletik.

Di tingkat ASEAN, prestasi Indonesia dalam Para Games tak mengecewakan. Tahun 2015 Indonesia ada di peringkat dua, dan juara klasemen di tahun 2014.

Indonesia ada di peringkat sembilan dengan sembilan medali emas, 11 perak dan 18 perunggu. Empat medali emas Indonesia berasal dari badminton, dua dari tenis meja, dan tiga dari renang.

Selain ketiga cabang olahraga itu, Indonesia juga mendapat medali perak dan perunggu dari atletik dan angkat besi.

Pada gelaran Para Games pertama di Asia ini Indonesia ada di peringkat 14 dari 30 negara yang bertanding. Indonesia mendapat satu emas, lima perak dan lima perunggu.

Indonesia mendapat satu medali perunggu dari Ni Nengah Widiasih, atlet angkat besi.

Kontingen Indonesia terdiri atas sembilan atlet yang bertanding pada cabang tenis meja, renang, atletik dan angkat besi.

Indonesia mendapat satu perunggu dari David Jacobs, atlet tenis meja.

Kontingen Indonesia saat itu hanya empat orang. Selain David, ada Agus Ngaimin di renang, Ni Nengah Widiasih untuk angkat besi, dan Setiyo Budi Hartanto di atletik.

Tiket untuk menonton Asian Para Games akan dijual dengan harga yang jauh lebih murah daripada Asian Games.

"Yang jelas jauh lebih murah daripada kemarin (Asian Games). Kami tidak mau mahal karena ingin ada banyak orang yang datang," kata Raja Sapta Oktohari.

Meski demikian dia belum mau menjelaskan berapa harga tiket tersebut,

Mengaku banyak belajar dari pengelolaan tiket saat Asian Games, Raja Sapta Oktohari menjelaskan bahwa tiket Asian Para Games akan dijual dengan sistem yang berbeda.

Ada dua macam tiket, yakni tiket pembukaan dan penutupan, dan tiket nonton pertandingan.

Tiket untuk menyaksikan pertandingan ada tiga kategori. Pertama, tiket untuk masuk ke kawasan GBK dan mengakses area publiknya. Kedua, tiket masuk terusan di venue-venue pertandingan, dan ketiga, tiket final pertandingan.

Tiket pertandingan akan menggunakan sistem `siapa cepat dia dapat`, karena tiket akan dijual tanpa nomor kursi. Di Asian Games, tiket dijual dengan nomor kursi.

Menurut Raja Sapta, sistem ini membuat penonton lebih fleksibel. "Kita pakai tiket terusan, misalnya hari ini mau nonton basket, setelah itu pindah ke yang lain, bisa," kata dia.

Jika kapasitasnya penuh, panitia akan menutup area dan penonton bisa menonton pertandingan di lokasi lain atau menonton dari layar di area umum.

Tiket dapat dibeli di tempat maupun secara online.

"Tapi saya belum bisa bilang siapa partner kami karena masih menunggu kontrak ditandatangani," kata dia.

Pembukaan akan digelar pada Sabtu, 6 Oktober 2018 pukul 19.00-21.00 WIB dan ditutup dengan upacara penutupan pada 16 Oktober 2018.

Setelah acara pembukaan Asian Games yang menuai banyak pujian, Raja Pun tak mau kalah menyiapkan acara pembukaan yang menarik. Temanya adalah Asia.

"Kalau pembukaan Asian Games adalah konser musikal, kami lebih ke gelaran dengan lebih banyak sentimen sosial, karena ini adalah para games," kata Raja.

Dia menjelaskan bahwa upacara pembukaan akan menghadirkan pesan sosial yang dikemas secara kreatif dan menarik. "Ini akan jadi yang pertama di Indonesia," kata dia.

Anggaran yang akan digunakan untuk acara pembukaan adalah Rp200 miliar, atau 12?ri total anggaran sebesar Rp 1,2 triliun.

Dia berharap Gelora Bung Karno akan dipenuhi penonton saat pembukaan, dengan target penonton 44.000 orang.