Mengubah Stereotip Golf Sebagai Olahraga Mahal

Reza Ihsan Rajasa, Calon Ketua Umum Persatuan Golf Indonesia (PGI) Jakarta Raya
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Golf telah lama dipersepsikan sebagai olahraga yang mahal dan ekslusif. Padahal stereotip semacam itu justru menghambat perkembangan Golf, khususnya dalam cabang prestasi. Padahal bila menilik sejarah, Indonesia punya banyak catatan di masa lalu yang cukup membanggakan dalam event Golf kelas dunia. 

Jauh sebelum dikenal luas sekarang, pada 1983, Indonesia sudah menjadi tuan rumah XXX Golf World Cup yang dihelat di Pondok Indah, Jakarta, pada 8-11 Desember. Sebuah event yang belum kembali ke tanah air hingga kini.

Melihat perkembangan Golf terbaru, Reza Ihsan Rajasa, Calon Ketua Umum Persatuan Golf Indonesia (PGI) Jakarta Raya (Jaya) mengusung program untuk lebih memasyarakatkan Golf -khususnya mendobrak stereotipe ekslusif tersebut.

“Saya rasa kalau kita ingin Golf maju secara prestasi, bukan hanya lifestyle, maka semua orang harus dibantu aksesnya untuk bisa mengenal dan menggeluti Golf," ujarnya, saat ditemui di Lapangan Golf Pondok Indah, Jumat 10 Januari 2020. 

Ia menambahkan, banyak kisah atlet Golf profesional yang sukses berasal dari berbagai kalangan.

Lebih dari itu, tekad Reza untuk membuat Golf lebih inklusif berasal dari pengalaman pribadinya. Kala itu ia tengah bermain Golf lalu menyaksikan anak-anak di sekitar lapangan mengejar layangan putus. Salah satu anak itu adalah putra dari Caddy di tempatnya bermain. 

“Sampai di rumah, Ayahnya yang Caddy itu cerita ke saya bahwa anaknya ingin mejadi pegolf profesional. Ini semangat yang luar biasa dari anak-anak kita yang harus kita dukung. Jangan sampai bakat dan semangat hebat, hilang hanya karena tidak ada kepedulian dari kita semua," tambahnya.

Reza tidak hanya bicara. Managing Director PT Arthindo Group ini telah memulai merealisasikan mimpinya membentuk atlet-atlet golf handal sejak beberapa tahun lalu. Saat ini prestasi mereka sudah mencuat ke permukaan, seperti Ribka Vania, Rizchy Subakti, Almay Rayhan dan Sim MinSub. Bahkan Ribka tahun lalu tampil di turnamen bergengsi sekelas Honda LPGA Thailand 2019. Ketika ditanya dukungan Reza terhadap kariernya, Ribka mengamini. 

“Om Reza bukan hanya mendukung, tetapi juga yakin dan percaya kepada saya. Sehingga bagi saya, inilah yang membuat perbedaan besar dalam mental bertanding saya," ujarnya. Menurutnya lagi, atlet hebat tanpa didukung manajemen dan komitmen induk olah raga yang kuat tidak akan meraih hasil maksimal.

Ke depan, untuk menajamkan pencarian bibit-bibit Golfer berbakat, menurut Reza harus didukung ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang olah raga. Saat ini di dunia tengah berkembang pesat apa yang disebut dengan sport science dan talent scouting. Dimana teknologi digunakan untuk mendampingi perkembangan atlet dari awal hingga profesional. 

“Saya sudah memiliki jaringan talent scounting regional. Saya kira di Jakarta banyak anak-anak berbakat, dengan sport science kita akan mendapatkan bakat yang tepat dan akurat,” imbuhnya.

Musyawarah Provinsi PGI Jakarta sendiri akan digelar pada Minggu 19 Januari 2020. Klub-klub akan memilih Ketua PGI Jaya untuk masa bakti 2020-2024.