Kebijakan Lockdown Diperlunak, Serie A Bisa Digelar Lagi pada 2 Juni
VIVA – Kelanjutan Serie A musim ini sempat menuai tanda tanya. Sebab, Italia salah satu negara yang terdampak fatal virus corona.
Sejauh ini, sudah ada 197.675 kasus COVID-19 di Negeri Spagetti. 26.644 orang di antaranya meninggal dunia dan 64.928 jiwa berhasil disembuhkan.
Beruntung, jumlah kematian akibat virus corona mulai mengalami penurunan. Pemerintah Italia memperlunak kebijakan lockdown untuk memulihkan aktivitas dan ekonomi mereka yang lumpuh. Hal ini membuka peluang kembali digulirkanya Serie A musim 2019/20.
Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte mengumumkan fase kedua respon terhadap pandemi virus corona yang dimulai pada 4 Mei 2020.
Di fase ini, para pemain sudah diperkenankan berlatih secara individual, dengan mempertahankan pedoman social distancing. Jarak aman dalam dua meter, sehingga pemain diizinkan berlatih dengan regu yang sangat kecil demi menjaga jarak.
Dilansir Football Italia, hal ini masih memungkinkan untuk sebagian besar klub-klub Serie A, yang memiliki beberapa tempat latihan dan bisa menyebar pemain.
Tahap selanjutnya pada 18 Mei 2020. Tim sudah diperbolehkan berlatih bersama dalam kelompok dan benar-benar mempersiapkan diri memulai kembali musim ini. Para pemain bakal melakoni tes COVID-19 setiap hari dengan tes darah dan swab, untuk memastikan tak ada kontaminasi dari luar.
Di tanggal ini, Italia juga sudah membuka museum, perpustakaan, dan galeri seni. Bar dan restoran juga diperkenankan melayani pesanan takeaway.
Lalu, pada 2 Juni menjadi tahap ketiga pembukaan negara. Ini memperbolehkan aktivitas orang dengan kontak jarak dekat seperti salon, tukang cukur, dan panti pijat.
Setelah itu, di bulan Agustus klub-klub tinggal bermain di Liga Champions dan Liga Europa.
Pengawasan Ketat
Menteri Olahraga Italia, Vincenzo Spadafora menegaskan tak akan menghalangi dimulainya kembali Serie A. Namun, bakal ada pengawasan ketat sesuai dengan protokol kesehatan.
"Kami bakal melanjutkan latihan tim olahraga pada 18 Mei, tapi hanya jika kondisi keselamatan dan keamanan dapat dikonfirmasi dalam beberapa pekan ke depan," kata Spadafora pada Rai 1.
"Saya tak ingin menghukum atau memperlambat kembalinya sepakbola. Namun, saya pastikan harus ada protokol tertentu yang ketat untuk keamanan pada atlet," lanjutnya.
Lebih lanjut, Spadafora bakal menjalin komunikasi dengan Federasi Sepakbola Italia (FIGC). Diharapkan semua pemain dan semua yang terlibat dalam permainan tetap aman dengan pengawasan ketat.
"Federasi Sepakbola Italia (FIGC) memberikan protokol malam tadi. Komite ilmiah menganggapnya tak memadai, sehingga masih perlu penyesuaian. Di saat itu, saat protokol disetujui, kami baru bisa memutuskan apakah sepakbola bakal dimulai lagi atau tidak," ucap Spadafora.
"Kami sadar bahwa dunia sepakbola patut dihargai dan didukung, karena itu adalah salah satu sumber daya ekonomi terbesar di negara ini," tegasnya.
Di saat terhenti Maret 2020, masih ada tiga tim yang berpeluang menyabet Scudetto. Juara bertahan Juventus memimpin klasemen dengan 63 poin disusul Lazio dengan 62 poin. Di posisi selanjutnya, ada Inter Milan dengan 54 poin.