IMI: Indonesia Gelar MotoGP Tergantung Master Plan Sentul

Konsep Sirkuit Sentul untuk MotoGP 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Satria Permana

VIVA.co.id – Pengurus Pusat Ikatan Motor Indonesia (PP IMI) akan membantu sekuat tenaga agar cita-cita Indonesia kembali menggelar MotoGP terwujud. Nasib atau kepastian Indonesia menggelar MotoGP ditentukan oleh master plan renovasi Sirkuit Sentul, calon kuat venue MotoGP Indonesia.

"Kami selalu dilibatkan Kemenpora untuk menjalin komunikasi dengan pihak Dorna (promotor MotoGP). Kini, masalahnya bukan pembayaran biaya komersial lagi, melainkan kesiapan venue," kata Ketua Umum PP IMI, Sadikin Aksa, dalam acara buka puasa bersama perwakilan Pengurus Provinsi seluruh Indonesia di Jakarta, Sabtu 18 Juni 2016.  

Biaya komersial atau komitmen sebesar 7 juta euro atau Rp105 miliar untuk penyelenggaraan MotoGP 2017, 8 juta euro (MotoGP 2018) dan 8,4 juta euro (MotoGP 2018) siap dibayarkan pemerintah. Dan akhir bulan ini menjadi tenggat terakhir kesepakatan pihak Dorna dengan pemerintah.

"Dorna menunggu master plan renovasi Sentul yang nanti akan direkomendasikan ke FIM (Federasi Balap Motor Internasional)," ujar Sadikin menambahkan.

Sentul menjadi kandidat kuat venue untuk MotoGP Indonesia. Sebelumnya muncul alternatif sirkuit di Palembang. Tapi, untuk MotoGP 2017 dan 2018, Palembang belum siap karena sirkuitnya belum dibangun.

Dalam renovasi nanti, salah satu hal penting yang harus diperhatikan Sentul adalah faktor keselamatan pembalap. Itu setelah adanya tragedi di  Sirkuit Catalunya, 3 Juni 2016, yang menewaskan pembalap Moto2, Luis Salom.

"Setelah tragedi Catalunya, pihak FIM meminta agar unsur safety ini ditambah. IMI akan memberi masukan untuk hal ini." 

Indonesia pernah menjadi tuan rumah balap motor dunia ini pada 1996 dan 1997 yang saat itu masih mempertandingan kelas 500cc, 250cc dan 125cc. Saat itu, balapan juga digelar di Sirkuit Sentul.

(mus)