Miris, Nasib Raja Raksasa Bulutangkis Dunia Semakin Memburuk

Raja Raksasa Bulutangkis Dunia, Lin Dan.
Sumber :
  • VIVA.co.id

VIVA – Raja raksasa bulutangkis dunia, Lin Dan benar-benar bernasib sangat buruk di sepanjang tahun 2020 ini. Bagaimana tidak, 3 turnamen telah dilaluinya tanpa bisa meraih tahta juara.

Yang paling menyakitkan lagi, jangankan untuk merebut gelar juara, sang pemilik 5 gelar Juara Dunia serta 2 medali emas Olimpiade ini tak mampu meraih satu kemenangan pun.

Di tahun 2020 ini pebulutangkis senior asal China itu pertama kali turun laga di BWF World Tour Super 500, Malaysia Masters. Hasilnya, Lin Dan gugur di laga perdana setelah dikalahkan Jan O Jorgensen.

Sepekan kemudian di bulan Januari 2020, Lin Dan kembali berlaga. Kali ini di BWF World Tour Super 500, Indonesia Open.

Namun, lagi-lagi dia hanya bisa sekali berlaga saja. Di hadapan penonton di Istora Senayan, Jakarta, Lin Dan tersungkur dihajar raja superseries Viktor Axelsen. Ketika itu Lin Dan dikalahkan pemegang gelar Juara Dunia 2018 itu dengan poin telak 21-12 dan 21-14.

Lalu yang terbaru Lin Dan berlaga di BWF World Tour Super 300, Thailand Masters 2020. Dan di turnamen ini dia tak juga bisa meraih kemenangan, Lin kalah di laga perdana, dia dikalahkan Ng Ka Long Angus.

Jika dibandingkan dengan sepakterjang Lin Dan tahun 2019, tentu saja hasil di awal tahun 2020 ini sangat jauh lebih buruk.

Di Thailand Masters 2019 Lin Dan berhasil melaju sampai final, walaupun di partai puncak akhirnya dikalahkan Loh Kean Yew.

Perlu diketahui, memang penampilan raja raksasa bulutangkis ini semakin menurun jauh dari era kejayaannya dahulu. Tahun 2019 saja Lin Dan cuma merebut 1 gelar yaitu di Malaysia Open 2019. Padahal Lin Dan bermain di 19 turnamen lho.

Lin Dan dahulu sangatlah mengerikan, 5 gelar Juara Dunia direbutnya, mulai dari Juara Dunia 2006 Madrid, Juara Dunia 2007 Kuala Lumpur, Juara Dunia 2009 Hyderabad, Juara Dunia 2011 London dan Juara Dunia 2013 Guangzhou.

Dia juga menggenggam 2 medali emas Olimpiade 2008 Beijing dan Olimpiade 2012 London.

Baca: Kisah Pebulutangkis Paling Menyedihkan di Badminton Asia Team