Duka Mendalam, BWF Unggah Video Kenang Aksi Gemilang Markis Kido

Markis Kido dan Hendra Setiawan
Sumber :
  • Antara/ Anank

VIVA – Federasi Badminton Dunia (BWF) sangat terpukul atas kabar meninggalnya salah satu atlet terbaik dunia asal Indonesia, Markis Kido, Senin malam 14 Juni 2021. BWF pun mengenang aksi Markis Kido lewat akun Instagram resmi mereka.

Kurang dari 24 jam pasca meninggalnya Markis Kido, BWF tercatat mengunggah enam unggahan untuk menyampaikan tanda duka cita mendalam sekaligus mengenang kiprah sang legenda saat menaklukkan lawan-lawannya.

"Kami kehilangan saudara kami. Markis Kido adalah salah satu tokoh paling menonjol di ganda putra selama lebih dari satu dekade sejak 2003. Bermitra dengan Setiawan, Kido naik ke puncak ganda putra," isi caption di unggahan BWF.

"Kido berotot, berpenampilan tangguh dan tak kenal lelah di belakang, itu adalah paduan sempurna untuk keahlian dan kemampuan rekannya dalam menciptakan celah. Keberhasilan gelar pertama mereka di tingkat senior adalah gelar juara Kejuaraan Bulu Tangkis Asia pada tahun 2005."

"Sukses itu dilanjutkan oleh kemenangan di Piala Dunia 2006, emas Kejuaraan Dunia pada tahun 2007, dan kemenangan yang memastikan keabadian namanya di dunia olahraga, kala meraih kemenangan atas pasangan tuan rumah Cai Yun dan Fu Haifeng di final Olimpiade Beijing 2008."

Seperti diberitakan sebelumnya, Indonesia baru saja kehilangan salah satu putra terbaiknya. Legenda bulutangkis Tanah Air, Markis Kido, dilaporkan meninggal dunia, Senin malam 14 Juni 2021. Kido dinyatakan wafat ketika sedang bermain bulutangkis di GOR Petrolin, Alam Sutera, Tangerang.

Menurut Candra Wijaya, mantan pemain yang hadir di arena, Kido tiba-tiba terjatuh dan tidak sadarkan diri saat baru bermain setengah gim. Saat itu sekitar jam 18.30 WIB. "Saya duduk di pinggir lapangan melihat Kido terjatuh. Dan saya lari menolong. Dia tidak sadarkan diri dan mengorok," tutur Candra, yang kemudian membawa Kido ke RS Omni di Alam Sutra, Tangerang, dalam rilis PBSI yang diterima VIVA.

Diketahui, Kido meninggalkan seorang istri, Richasari Pawestri dan dua orang putri. Semasa hidup, pria kelahiran Jakarta, 11 Agustus 1984 itu merupakan pebulutangkis berprestasi yang kerap kali mengharumkan nama bangsa Indonesia lewat nomor ganda putra dan ganda campuran.

Dikutip berbagai sumber, Kido memulai langkahnya di Kejuaraan Asia Junior pada tahun 2000 silam. Di situ, dia meraih medali perunggu bersama Rian Sukmawan dari nomor ganda putra dan medali emas bersama Liliyana Natsir di sektor ganda campuran.

Kido juga menyabet medali perunggu di Kejuaraan Dunia Junior di tahun yang sama. Namun, berpasangan dengan Hendra Aprida Gunawan di sektor ganda putra. Dua tahun berselang, masih dari Kejuaraan Dunia Junior, Kido kembali mendapatkan medali perunggu berpasangan dengan Liliyana Natsir.

Photo :
  • ttymq.com

Barulah pada 2003, Kido terjun ke level senior dan langsung dipasangkan dengan Hendra Setiawan. Bersama Hendra, Kido merasakan puncak kariernya.

Bagaimana tidak, prestasinya melesat jauh ketika dipasangkan dengan Hendra. Dia sempat dua kali meraih medali emas Kejuaraan Asia 2005 dan 2009, medali emas Piala Dunia Badminton 2006, medali emas Kejuaraan Dunia BWF 2007, dan tiga kali merebut medali emas SEA Games, 2005, 2007, dan 2009.

Prestasi tertinggi ditorehkannya pada Olimpiade 2008 Beijing. Kido dan Hendra membawa pulang medali emas ke Tanah Air setelah menumbangkan ganda putra China, Cai Yun/Fu Haifeng.

Keberhasilan mereka menyelamatkan muka Indonesia di pesta olahraga terakbar sedunia edisi ke-29 tersebut. Sebab, itu jadi satu-satunya medali emas yang didapatkan kontingen Merah Putih di Olimpiade 2008.

Photo :
  • ttymq.com

Berkat satu medali emas, Indonesia bercokol di posisi 40 bersama dengan Azerbaijan yang sama-sama mengoleksi satu medali emas, satu medali perak, dan empat medali perunggu.

Dua tahun berselang, Kido kembali meraih medali emas dari ajang Asian Games 2010 di China. Pria 36 tahun itu juga melengkapi torehannya dengan 10 gelar BWF Superseries dan BWF Grand Prix.

Kido berpisah dengan Hendra pada 2012. Dia sempat melanjutkan kariernya bersama Marcus Fernaldi Gideon di ganda putra dan sang adik, Pia Zebadiah Bernadet, di nomor ganda campuran.

Selamat jalan legenda. Dirimu akan selalu dikenang sebagai salah satu pahlawan bangsa!