PBSI Jangan Dijadikan 'Sambilan' Para Pejabat Publik

Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Jelang perhelatan Musyawarah Nasional (Munas) Pengurus Pusat PBSI, atmosfer persaingan menuju posisi Ketua Umum periode 2016-2020 pun kian menghangat. Sejumlah nama pun telah mencuat guna menyaingi Gita Wirjawan yang telah menyatakan hendak maju kembali dalam bursa calon Ketua Umum.

Setidaknya ada empat nama calon ketua umum yang siap memperbutkan kursi nomor satu organisasi olahraga tepok bulu ini. Adapun keempat nama tersebut adalah Ketua Pengprov PBSI DKI Jakarta Alex Tirta, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, Menteri dan Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro dan Menko Polhukam Wiranto. 

Menyikapi hal ini, beragam pendapat pun datang mengenai profil para calon Ketua Umum tersebut. Salah satunya datang dari mantan pengurus PBSI, Tubagus Dedi Suwandi Gumelar atau yang akrab disapa Mi'ing Bagito.

Menurut pria yang pernah menjabat sebagai Humas PBSI 2004-2008 itu siapa pun figur yang maju dalam pencalonan Ketua Umum nanti haruslah memiliki sejumlah kapasitas dan kredibilitas yang mumpuni sebagai 'komandan' bulutangkis Indonesia.  

Pelawak yang aktif di dunia politik ini pun menyoroti sejumlah aspek yang perlu diperhatikan dalam memimpin organisasi sekelas PBSI.

"Tanpa dikotomi sipil atau militer, yang jelas kemampuan leadership, penegakan disiplin, manajemen yang kuat serta harus memiliki visi besar olahraga, khususnya bulutangkis," ungkap Mi'ing, yang dihubungi VIVA.co.id Selasa 11 Oktober 2016.

"Dan yang tak kalah penting, ada baiknya PBSI ini dipimpin bukan oleh pejabat yang masih aktif dalam pemerintahan. Ini menyangkut fokus dan konsentrasi dalam memimpin organisasi tersebut, jangan PBSI ini cuma dijadikan sambilan para pejabat publik," tegasnya.

Selain itu, Mi'ing pun menuturkan pengalamannya kala tergabung dalam kepengurusan Ketua Umum Sutiyoso pada 2 periode silam. "Mengelola PBSI ini beban morilnya tinggi. Ini olahraga kebanggaan Indonesia, ekspektasi masyarakat akan prestasi sangat besar dan itu tak bisa sembarangan untuk memimpinnya," jelas Mi'ing.

(ren)