Erlinda

profil tokoh Erlinda
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id – Erlinda lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 11 Maret 1978. Ia menikah dengan Dr. Rer. Nat Bambang Heru Iswanto dan dikaruniai 2 anak yang bernama Herbian Alfarisi Iswanto, dan Diffie Alfierie Iswanto. 

Pada kedua anaknya, Herdian Alfarisi Iswanto dan Diffi Alvirie Iswanto, Erlinda pun kerap mengajak mereka terjun langsung ke kegiatan yang ia jalani. Awalnya tentu saja kedua anaknya kaget mengetahui ternyata banyak anak yang nasibnya tidak seberuntung mereka. 

Sempat juga mereka risih saat ia ajak mengunjungi anak-anak berkebutuhan khusus yang air liurnya terus menetes. Tapi tak lama kemudian mereka pun bisa menerima keberagaman itu. Erlinda memang ingin menerapkan pola asuh pada kedua anaknya agar punya empati yang bagus dan toleransi yang tinggi. Karena suatu hari nanti kalau usia kedua anaknya sudah matang, Erlinda ingin mereka bisa melakukan seperti apa yang ia lakukan saat ini.

Menjadi aktivis sosial sejak SMA. Dia terlibat di berbagai kegiatan kemanusiaan. PMR, Pramuka, dan Paskibraka. Saat itu dia banyak blusukan ke daerah-daerah membantu masyarakat kampung. Setelah lulus SMA, ia melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan (STIP) di Jerman, lalu melanjutkan studi di Universitas Negeri Jakarta jurusan Fisika hingga  magister.

Semasa kuliah di UNJ, Erlinda aktif dalam berorganisasi. Ia sempat bergabung dengan PERISAI, sebuah unit kegiatan mahasiswa. Lalu sempat pula bergabung dengan Wanita Syarikat Islam sebagai aktivis perempuan dan anak. 

Banyak sekali aksi sosial yang ia terlibat di dalamnya, seperti mengajar anak-anak di kolong jembatan hingga menyediakan MCK (Mandi Cuci Kakus) untuk warga marginal di kawasan Menteng. Dari situ, ia mulai berkenalan dengan KOWANI dan Yayasan Sayap Ibu. 

Ia juga kemudian aktif menjadi relawan KPAI dan Satgas Komnas Perlindungan Anak serta aktif di organisasi Satuan Tugas Perlindungan Anak, dan Pos Advokasi dan Kepedulian Pada Anak (PAKTA). 

Awal kariernya menjadi Manager Officer sekaligus dosen di Smart Investment Institute. Erlinda bergabung Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) sejak 2011. Namun, dalam kapasistasnya sebagai volunteer atau relawan. Kariernya mulai terlihat pada bulan Juli tahun 2013, saat itu ia mulai masuk tahap pencalonan Komisioner KPAI. Erlinda terpilih sebagai komisioner KPAI.

Ia diberi amanah menjadi sekretaris KPAI periode 2014-2017. Namun, setelah Asrorun Niam kembali memimpin KPAI untuk periode 2015-2017. Erlinda melepas jabatannya. Posisi itu kini dipegang Rita Pranawati setelah melalui proses voting. 

Erlinda sendiri memegang jabatan baru, yakni Kepala Divisi Sosial KPAI. Di dalam tugas barunya, ia akan mengoptimalkan peran dari networking yang konsen pada perlindungan anak, serta melakukan strategi dan pendekatan berbasis masyarakat termasuk mengoptimalkan peran serta adik adik yang ada di universitas dan para remaja yang ada di tingkat RT RW.

Erlinda semakin menikmati kerjanya di pos barunya ini. Ia memiliki kemampuan dalam bersosialisasi, berkomunikasi dengan beragam lapisan masyarakat. Dia adalah seorang aktivis sosial yang juga memiliki latar belakang sebagai pendidik. Kinerjanya makin berkelas karena dia didukung oleh suaminya sebagai dosen di Universitas Bina Nusantara dan juga dosen pasca sarjana di Universitas Negeri Jakarta.