UGM Jadi Peringkat Satu di Indonesia Versi Mosiur 2021

Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Universitas Gadjah Mada menempati peringkat satu di Indonesia dalam daftar tujuh universitas terbaik di tanah air yang dirilis oleh Moscow International University Ranking (Mosiur) pada pertengahan September lalu. Selain UGM, dalam daftar tujuh universitas terbaik tersebut ada ITB dan UI yang berada di peringkat kedua dan ketiga. Selanjutnya peringkat keempat hingga ketujuh ditempati oleh Unair, Unpad, IPB dan ITS.

Dalam daftar perguruan tinggi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkatan yang bermarkas di Rusia ini juga disebutkan bahwa UGM menempati peringkat kelompok 601- 650 dunia dari daftar 2000 lebih perguruan tinggi yang telah disurvei.

Menanggapi hasil pemeringkatan Mosiur yang menempatkan UGM peringkat satu di Indonesia, Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., DEng., menyampaikan rasa syukur atas pengakuan capaian dari hasil rekognisi yang dilakukan oleh pihak luar terhadap UGM selama ini.

“Kami bersyukur atas hasil tersebut karena perbaikan kualitas yang dilakukan secara terus-menerus oleh UGM memberikan hasil dan dibuktikan dengan penilaian oleh pihak luar. Dengan kualitas yang baik maka kemanfaatan dan kontribusi kepada masyarakat, bangsa, dan negara diharapkan semakin besar,” kata Panut Mulyono, Senin (28/9) dilansir VIVA dari laman ugm.ac.id.   

Seperti diketahui dalam laman www.mosiur.org disebutkan bahwa  ada tiga indikator kriteria pemeringkatan yang dijadikan tolak ukur dalam penilaian sebuah universitas yakni bidang pendidikan (45%), penelitian (25%) serta indikator universitas dan masyarakat (30%). Di bidang pendidikan, rasio anggaran terhadap mahasiswa dan rasio mahasiswa dan staf akademik memiliki porsi penilaian paling besar yakni masing-masing 15 persen. Di UGM, kata Rektor, rasio anggaran terhadap kegiatan mahasiswa dalam bidang riset dan kemahasiswaan ditingkatkan, begitu pun mahasiswa dengan staf akademik makin diperkecil.

“Dana yang dianggarkan untuk mahasiswa makin besar. Harapannya menghasilkan kualitas lulusan yang makin baik dan relevan dengan kebutuhan zaman. Demikian pula rasio mahasiswa per staf makin kecil berarti pelayanan mahasiswa oleh staf makin baik. UGM terus mempertahankan rasio yang baik untuk hal ini bahkan terus meningkatkannya,” ujarnya.

Selain indikator bidang pendidikan, Mosiur juga menilai jumlah prestasi mahasiswa di tingkat internasional dan jumlah presentasi mahasiswa dalam berbagai forum ilmiah internasional. Menurut Rektor, jumlah  mahasiswa UGM yang berkiprah dalam kompetisi bergengsi dan menyampaikan hasil riset mereka makin meningkat. Pihak universitas selalu memfasilitasi berbagai kegiatan mahasiswa di luar negeri.

“Mahasiswa kita dorong untuk aktif berkiprah di forum-forum internasional bergengsi. Kita bersyukur, mahasiswa UGM banyak memenangi berbagai lomba-lomba internasional. Hal ini tidak lepas dari pembinaan yang dilakukan oleh para pembina dan pembimbing kegiatan kemahasiswaan dalam koordinasi Direktorat Kemahasiswaan UGM,” tukasnya. 

Selanjutnya di bidang penelitian, Mosiur memberikan porsi penilaian  terbesar  dalam hal jumlah penghargaan dosen dan alumni serta jumlah sitasi dari publikasi internasional. UGM sendiri menurut pengakuan Panut Mulyono selama ini memiliki berbagai program dan insentif untuk mendorong para dosen bersama dengan mahasiswa bimbingannya melakukan riset-riset yang berkualitas dan hasilnya dipublikasikan di jurnal-jurnal internasional bereputasi. “Publikasi yang berkualitas dan kekinian harapannya banyak disitasi oleh para peneliti lain baik di dalam negeri maupun di luar negeri. UGM juga terus berusaha menghasilkan produk-produk hilir dari hasil penelitian untuk menggulirkan perekonomian nasional,” terangnya.  

Lalu, pada indikator universitas dan masyarakat, terdapat beberapa porsi penilaian diantaranya soal jangkauan web universitas, jumlah pengikut universitas di media sosial dan jumlah halaman situs terindeks oleh mesin pencari terkemuka serta kursus online yanh diterbitkan oleh platform online global. Rektor UGM mengatakan pihaknya memiliki kebijakan untuk terus meningkatkan publikasi dan reputasi ini bisa diakses terus oleh masyarakat luas melalui kanal pengetahuan baik melalui laman resmi, media cetak dan elektronik serta  dan media sosial milik universitas. “UGM terus meningkatkan perannya untuk membagi pengetahuan dan informasi kepada masyarakat dengan berbagai pola. Melalui web, menara ilmu, kanal pengetahuan dan informasi, dan media sosial. Kerja sama dengan media cetak dan online untuk mempublikasikan hasil-hasil penelitian UGM yang ditulis secara ilmiah popular juga dilakukan,” paparnya.   

Meski pemeringkatan dari Mosiur ini menempatkan UGM sebagai universitas terbaik saat ini, namun UGM tidak berpuas diri atas hasil tersebut karena peringkat bisa berubah posisi setiap tahunnya.  Oleh karena itu, UGM terus melakukan perbaikan secara berkelanjutan dan melakukan evaluasi dari setiap hasil rilis yang disampaikan oleh setiap lembaga pemeringkatan internasional.

“Prinsip kami adalah perbaikan kualitas menyeluruh secara terus-menerus demi kemanfaatan dan kontribusi UGM kepada masyarakat, bangsa, dan negara yang terus meningkat. Perangkingan oleh berbagai lembaga perangkingan merupakan perbandingan posisi UGM relatif terhadap universitas-universitas lain di dunia. Ranking yang diperoleh untuk setiap perangkingan kami jadikan alat evaluasi untuk bagian-bagian mana yang harus mendapat perhatian lebih banyak. Semboyan UGM adalah Ginong Prati Dina (perbaikan setiap hari),” pungkasnya dalam konferensi persnya. (UGM)