Adik Kelasku yang Luar Biasa

Ilustrasi wanita terkena mata minus.
Sumber :
  • http://www.tipskesehatanmu.tk/

VIVA.co.id - Pada suatu malam tepatnya sekitar pukul delapan, ada seorang adik perempuan yang memanggilku. Ternyata ia adalah adik kelas yang baru saja kukenal dua minggu yang lalu. Aku senang karena walaupun kami baru saja saling mengenal, tapi ia sudah mempercayaiku untuk menjadi tempat curahan hatinya.

Awalnya, ia bercerita kepadaku bahwa kehadirannya di universitas kita tercinta ini adalah berkat keinginannya sendiri. Ya, ia kuliah atas kemauannya sendiri tanpa disuruh oleh siapa pun. Karena memang di antara dua saudaranya yang lain hanya ia yang bisa merasakan bangku perkuliahan.

Mendengar cerita tersebut aku berani mengatakan bahwa ia adalah seorang anak yang tangguh, pekerja keras, dan mempunyai semangat serta kecintaan yang tinggi terhadap dunia pendidikan. Ia harus bisa menjadi lebih baik dibandingkan dengan kakak-kakaknya yang lain. Aku sangat mengaguminya.

Hal lain yang membuatnya semakin istimewa di mataku adalah prinsipnya yang tidak ingin membebankan orangtua dan keluarganya. Berangkat dari hadirnya ia di bangku perkuliahan adalah atas dasar keinginannya sendiri, maka untuk membayar segala hal yang menyangkut biaya perkuliahan ia tak berani untuk meminta pada orang tuanya mengingat usia keduanya sudah semakin senja. Bahkan ia juga mengatakan bahwa ayahnya sudah tak mampu untuk bekerja dan ibunya pun hanya bisa menghasilkan uang dengan menjual sayuran yang di tanamnya di halaman rumah.

Jika kita bayangkan uang yang didapat tidaklah seberapa. Oleh karenanya, adikku yang istimewa ini tak berani jika harus meminta pada mereka. Ia mencoba untuk mendaftar menjadi guru privat dan berjualan kue agar bisa menutupi kebutuhan sehari-harinya. Karena ia berkeyakinan bahwa sesulit apa pun rintangan yang kita hadapi dalam mencari ilmu, akan selalu ada jalan yang Allah beri sebagai tanda kasih sayang Sang Ilahi.

Untungnya, adikku ini dikaruniai kedua kakak yang baik dan mendukung pendidikan adiknya, sehingga mereka pun tidak mau membiarkan adiknya ‘susah sendiri’ dan berniat untuk cari kerja agar sedikit banyak bisa membantu adiknya yang satu ini.

Semakin banyak hal yang ia ceritakan, semakin kagum aku dibuatnya. Ya, aku kagum pada kepribadian, prinsip, dan sikap yang dimilikinya.

Ia adalah seorang pribadi yang penyabar dengan segala kekurangan yang ada padanya, senantiasa bersyukur atas apa pun yang didapatinya, rendah hati dalam setiap ucapan dan perilakunya, serta semangat yang tinggi di tengah keterbatasan perekonomiannya. Subhanallah! (Cerita ini dikirim oleh Wina Sumiati)